- Kebakaran akibat “balon kupatan” yang jatuh di tengah perkebunan
Trenggalek, PrigiBeach
Kebakaran hebat melanda perkebunan tebu milik H. Karni, menyebabkan tanaman tebu siap panen seluas 5 hektar ludes tak bersisa sama sekali. Menurut saksi mata, kebakaran diketahui terjadi pada senja hari sekitar pukul 17.00 hari Jum’at (18/09), dan sampai pagi hari Sabtu (19/09) api baru bisa dipadamkan.
Lahan tanaman tebu yang terbakar itu terletak di desa Ngulanwetan, Kecamatan Pogalan, dengan kondisi tanaman tebu sudah siap panen, diperkirakan awal Oktober sudah akan ditebang. Menurut Miseni (47) warga RT 15 RW 04 Desa Ngulanwetan, Pogalan, yang menjadi saksi mata, dan yang pertama mengetahui kejadian tersebut, api berasal dari bagian tengah perkebunan. “Saya perkirakan kebakaran ini disebabkan oleh “balon Kupatan” yang jatuh di tengah lahan”, katanya. Selama ini tradisi masyarakat trenggalek, khususnya para remaja dan ABG memang melepaskan balon yang memakai tenaga api obor untuk menyambut hari besar Islam seperti hari Raya Idul Fitri dan lain-lain. Balon tersebut akan membumbung tinggi mengikuti arah tiupan angin. Walaupun pihak pemerintah desa dan aparat kepolisian sudah menghimbau untuk tidak melakukan “umbul balon”, ternyata sampai sekarang kebiasaan itu masih tetap dilakukan.
Sumadi ,42, dan Tukini ,50, semua nama samaran, warga RT 20 Ngulanwetan Pogalan yang rumahnya berdekatan dengan kebun tebu itu, menerangkan bahwa peristiwa kebakaran lahan tebu seperti kali ini seakan sudah menjadi langganan, yakni hampir setiap kali menjelang musim panen. Keduanya juga menambahkan, kalau api berasal dari “balon kupatan” rasanya janggal, sebab kebakaran terjadi pada pukul 17.00 berarti masih siang hari. “Balon biasanya diterbangkan pada saat usai shalat Maghrib, yakni di awal malam, tatkala kegelapan sudah menyelimuti bumi”, kata mereka memastikan.
Sementara H. Karni pemilik lahan yang terbakar, tidak bisa dihubungi. Salah seorang karyawannya mengatakan juragan tebu tersebut sedang ke luar rumah. “Namun, Pak Haji sudah memperkirakan bahwa kerugian akibat kebakaran ini mencapai ratusan juta rupiah”, kata karyawan itu sambil menambahkan bahwa Haji Karni belum melaporkan masalah ini pada Polisi, sebab masih sibuk mencari info dan data. Kapolres Trenggalek AKBP Desmawan Putra melalui Aiptu Khoiril Kaur Bin Ops Reskrim mengatakan pihaknya memang mengetahui adanya kejadian itu, “namun kami masih menyelidiki apakah ada unsur kriminal dibaliknya, jika indikasinya ke sana, tentu kami akan meresponnya” katanya saat dikonfirmasi.(Haz).
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".