Wajah Pimpinan Parlemen yang Semakin Muda (2-Habis)
Pram Ingin Seragamkan Warna MAP, Anis Impikan Perpustakaan Besar
Dari lima pimpinan DPR kali ini, ada tiga orang yang usianya baru kepala empat. Mereka adalah Pramono Anung, Anis Matta, dan Priyo Budi Santoso. Apa saja terobosan mereka ?
Priyo Handoko, Jakarta
---
WAJAH Pramono Anung dan Anis Matta tampak smeringah saat tampil bersama dalam acara perkenalan dengan wartawan yang biasa mangkal di DPR kemarin (7/10). Meski relatif masih berusia muda -Pramono Anung, 46, dan Anis Matta, 41-, keduanya sudah mendapat kepercayaan besar dari partainya masing-masing untuk duduk di kursi wakil ketua DPR. Pram -panggilan akrab Pramono Anung- diusung PDIP, sedangkan Anis adalah kader PKS.
''Pimpinan DPR sekarang banyak yang relatif muda. Komunikasi di antara kami tentu lebih gampang,'' kata Pram. Selain Pram dan Anis, hadir Ketua DPR Marzuki Alie yang juga Sekjen DPP Partai Demokrat dan Wakil Ketua DPR dari PAN Marwoto Mitrohardjono.
Sedangkan Priyo Budi Santoso, wakil ketua DPR dari Partai Golkar berhalangan. Dia berada di Pekanbaru untuk mengikuti agenda Munas Partai Golkar. Seperti Pram dan Anis, Priyo yang lahir di Trenggalek, pada 30 Maret itu juga terbilang muda. Usianya baru 43 tahun.
Meski muda dan baru pertama duduk sebagai wakil rakyat di DPR, bukan berarti Pram tidak punya mimpi besar. Dia ingin DPR kali ini memiliki kredibilitas lebih baik daripada periode sebelumnya. Sebagai lembaga politik, Pram menyadari DPR memang tidak mungkin lepas dari berbagai persoalan politik.
''Tapi, kalau citranya tidak bisa dibangun bersama-sama, tentu memprihatinkan,'' tegas Pram yang juga Sekjen DPP PDIP itu.
Di jajaran pimpinan DPR sendiri, Pram juga mendorong sejumlah perubahan kecil yang menarik. Misalnya, soal warna map setiap pimpinan yang sebelumnya disesuaikan latar belakang parpol. ''Dulu ada yang merah, kuning, biru, atau hijau. Sekarang semua sama sajalah. Kita cari yang netral,'' katanya. Perbedaan warna map itu, imbuh dia, cukup di tingkat fraksi. Ini karena fraksi adalah etalase dari partai masing-masing.
''Iya, kami sepakat map putih saja supaya tidak memengaruhi psikologis dalam bekerja,'' timpal Marzuki. ''Walaupun warna putih tersebut ikon yang di sebelah kanan itu,'' canda Marzuki terhadap Anis Matta yang duduk di sebelah kanannya, lantas tertawa. Anis juga ikut tertawa lebar. Suasana terasa sangat gayeng. PKS memang partai yang selama ini mengidentikkan diri dengan warna putih.
Pram menambahkan, pimpinan DPR periode sekarang akan berupaya sekuat tenaga untuk fair saat memandu sidang paripurna. Menurut dia, belajar dari pengalaman sebelumnya, warna kepemimpinan itu sangat didominasi kepentingan partai.
''Sering ada interupsi sana-sini pura-pura nggak dengar. Tetapi, kalau suara yang memberi dukungan, langsung dengar dan ketuk palu. Hal-hal seperti itu akan kami eliminasi,'' sindir pria kelahiran Kediri yang terpilih dari dapil Jatim VI itu.
Anis Matta mengatakan, tantangan terbesar DPR periode mendatang adalah memperkuat infrastruktur legislasi. Dari pengalaman Anis saat menjadi anggota DPR periode 2004-2009, setiap anggota dewan rata-rata terlibat di 3-4 Pansus (Panitia Khusus). Karena itu, kualitas penguasaan masalahnya tidak mendalam.
Di lain sisi, proses pembelajaran untuk pembuatan suatu UU sangat terbatas. Lebih sering melalui studi banding. Padahal, ujar Anis, ada yang lebih fundamental dengan menyediakan perpustakaan yang besar di DPR. Dia menyebut di AS, Perpustakaan Kongres adalah perpustakaan terbesar.
''Mudah-mudahan dalam periode ini bisa dibangun perpustakaan sekelas itu di DPR,'' kata pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 7 Desember itu. Kehadiran perpustakaan yang megah, selain memperkukuh infrastruktur legislasi, juga memberi efek positif yang berlipat.
''Perpustakaan besar itu memberi citra intelektual dan mengurangi kesan selebrisitas yang selama ini kerap menimpa dewan,'' cetusnya. Seiring berharap memiliki perpustakaan yang besar, Anis juga menunjukkan kepeduliaannya kepada ruang wartawan (press room) di DPR. ''Press room-nya juga terlalu kecil,'' ujarnya, lantas tersenyum.(JP)
Dari lima pimpinan DPR kali ini, ada tiga orang yang usianya baru kepala empat. Mereka adalah Pramono Anung, Anis Matta, dan Priyo Budi Santoso. Apa saja terobosan mereka ?
Priyo Handoko, Jakarta
---
WAJAH Pramono Anung dan Anis Matta tampak smeringah saat tampil bersama dalam acara perkenalan dengan wartawan yang biasa mangkal di DPR kemarin (7/10). Meski relatif masih berusia muda -Pramono Anung, 46, dan Anis Matta, 41-, keduanya sudah mendapat kepercayaan besar dari partainya masing-masing untuk duduk di kursi wakil ketua DPR. Pram -panggilan akrab Pramono Anung- diusung PDIP, sedangkan Anis adalah kader PKS.
''Pimpinan DPR sekarang banyak yang relatif muda. Komunikasi di antara kami tentu lebih gampang,'' kata Pram. Selain Pram dan Anis, hadir Ketua DPR Marzuki Alie yang juga Sekjen DPP Partai Demokrat dan Wakil Ketua DPR dari PAN Marwoto Mitrohardjono.
Sedangkan Priyo Budi Santoso, wakil ketua DPR dari Partai Golkar berhalangan. Dia berada di Pekanbaru untuk mengikuti agenda Munas Partai Golkar. Seperti Pram dan Anis, Priyo yang lahir di Trenggalek, pada 30 Maret itu juga terbilang muda. Usianya baru 43 tahun.
Meski muda dan baru pertama duduk sebagai wakil rakyat di DPR, bukan berarti Pram tidak punya mimpi besar. Dia ingin DPR kali ini memiliki kredibilitas lebih baik daripada periode sebelumnya. Sebagai lembaga politik, Pram menyadari DPR memang tidak mungkin lepas dari berbagai persoalan politik.
''Tapi, kalau citranya tidak bisa dibangun bersama-sama, tentu memprihatinkan,'' tegas Pram yang juga Sekjen DPP PDIP itu.
Di jajaran pimpinan DPR sendiri, Pram juga mendorong sejumlah perubahan kecil yang menarik. Misalnya, soal warna map setiap pimpinan yang sebelumnya disesuaikan latar belakang parpol. ''Dulu ada yang merah, kuning, biru, atau hijau. Sekarang semua sama sajalah. Kita cari yang netral,'' katanya. Perbedaan warna map itu, imbuh dia, cukup di tingkat fraksi. Ini karena fraksi adalah etalase dari partai masing-masing.
''Iya, kami sepakat map putih saja supaya tidak memengaruhi psikologis dalam bekerja,'' timpal Marzuki. ''Walaupun warna putih tersebut ikon yang di sebelah kanan itu,'' canda Marzuki terhadap Anis Matta yang duduk di sebelah kanannya, lantas tertawa. Anis juga ikut tertawa lebar. Suasana terasa sangat gayeng. PKS memang partai yang selama ini mengidentikkan diri dengan warna putih.
Pram menambahkan, pimpinan DPR periode sekarang akan berupaya sekuat tenaga untuk fair saat memandu sidang paripurna. Menurut dia, belajar dari pengalaman sebelumnya, warna kepemimpinan itu sangat didominasi kepentingan partai.
''Sering ada interupsi sana-sini pura-pura nggak dengar. Tetapi, kalau suara yang memberi dukungan, langsung dengar dan ketuk palu. Hal-hal seperti itu akan kami eliminasi,'' sindir pria kelahiran Kediri yang terpilih dari dapil Jatim VI itu.
Anis Matta mengatakan, tantangan terbesar DPR periode mendatang adalah memperkuat infrastruktur legislasi. Dari pengalaman Anis saat menjadi anggota DPR periode 2004-2009, setiap anggota dewan rata-rata terlibat di 3-4 Pansus (Panitia Khusus). Karena itu, kualitas penguasaan masalahnya tidak mendalam.
Di lain sisi, proses pembelajaran untuk pembuatan suatu UU sangat terbatas. Lebih sering melalui studi banding. Padahal, ujar Anis, ada yang lebih fundamental dengan menyediakan perpustakaan yang besar di DPR. Dia menyebut di AS, Perpustakaan Kongres adalah perpustakaan terbesar.
''Mudah-mudahan dalam periode ini bisa dibangun perpustakaan sekelas itu di DPR,'' kata pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 7 Desember itu. Kehadiran perpustakaan yang megah, selain memperkukuh infrastruktur legislasi, juga memberi efek positif yang berlipat.
''Perpustakaan besar itu memberi citra intelektual dan mengurangi kesan selebrisitas yang selama ini kerap menimpa dewan,'' cetusnya. Seiring berharap memiliki perpustakaan yang besar, Anis juga menunjukkan kepeduliaannya kepada ruang wartawan (press room) di DPR. ''Press room-nya juga terlalu kecil,'' ujarnya, lantas tersenyum.(JP)
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".