Desa yang paling parah terserang penyakit yang mengakibatkan lumpuh ini adalah Desa Pringapus yang diperkirakan jumlah penderita mencapai 240 orang. Sedangkan di Desa Bogoran, baru terdeteksi sekitar 17 orang. Saat ini, sebagian besar warga Pringapus menjalani pengobatan rawat jalan. Sebab puskesmas di Kecamatan Dongko tidak mampu lagi menampung jumlah pasien.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Trenggalek Suparman memperkirakan penyebaran virus dari nyamuk Aedes Aegypty di dua desa ini berasal genangan air di penampung getah pinus. "Dua desa berdekatan dengan perkebunan pinus. Sangat mungkin sebaran nyamuk berasal dari genangan air yang jarang dibuang," jelas dia.
Dinas Kesehatan sudah melakukan tindakan pengasapan (fogging), terutama di desa Pringapus yang diketahui paling parah. "Kita juga meminta bantuan pihak perhutani yang mengelola hitam pinus yang menjadi salah satu mata pencarian warga sekitar," jelas Parman.
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".