Suatu ketika Abdullah bin Mas'ud bertanya pada Rasulullah SAW: "Wahai Rasulullah pekerjaan apakah yang paling Allah cintai?", Beliau menjawab: "Shalat pada waktunya". Ia bertanya: "Lalu apalagi Ya Rasul?", Beliau menjawab: "Taat pada orang tua". Ia bertanya: "Lalu apalagi Ya Rasul?", Beliau menjawab: "Jihad di jalan Allah." Hadits ini diriwayatkan lebih dari satu imam, termasuk Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Ahmad, Dârul Quthni, sebuah hadits yang shahih.
Jihad di jalan Allah dan kehidupan duniawi yang penuh nafsu ibarat angin barat dan angin timur yang bertentangan arah. Namun sesungguhnya bayang-bayang keduanya merupakan kerabat dekat, apabila seseorang mampu menempatkan egoisme dan jati diri kemanusiaan dengan kezuhudan dalam sebuah sinergi yang terkontrol. Saking dekatnya, perpaduan mereka dapat melahirkan beragam energi prospektif positif dan kreativitas terpuji bagi kemaslahatan kehidupan masyarakat kita saat ini.
Mulai dari persoalan dunia hiburan yang lebih senang mengeksploitasi keindahan tubuh wanita, sejumlah konflik dalam dunia politik maupun pemilukada hingga peristiwa pelelangan proyek yang tak jarang memicu konflik, sampai pada apa yang saat ini dikenal sebagai corruption by greed, atau korupsi yang dilakukan karena adanya sifat keserakahan untuk bisa hidup bermewah-mewahan di kalangan artis maupun pejabat publik dan politikus. Niscaya akan dapat dinetralisir apabila seseorang mau mengakui bahwa dirinya hanyalah makhluq dari Sang Maha Pencipta, Allah Qadi Rabbun Jalil. Dunia ini hanyalah kesemuan yang penuh kepura-puraan, fana, dan kelak semua makhluq akan kembali ke alam barzah, alam akhirat yang kekal abadi.
Nafsu dan angkara murka sering diibaratkan dengan air laut, yang apabila diminum tidak akan menghilangkan dahaga tetapi justru hanya akan menambah haus. Manusia tidak akan puas memperturutkan hawa nafsunya. Sedangkan dunia tak ubahnya laksana fatamorgana. Sementara kezuhudan tidak lain adalah sumber dari semua nilai-nilai dogmatis yang menjadi pelita sekaligus sumber energi bagi setiap insan untuk mengeksiskan jati dirinya sebagai seorang Mujahid yang siap berjihad di jalan Allah.
Allah SWT telah menyindir tentang fatamorgana yang kerap menyilaukan manusia ini, dalam surah Ali-Imran ayat 14. "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."
Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah marah kepada saudaranya Aqil yang memintanya untuk mengambil uang kas negara demi melunasi utang-utangnya. "Saya sebetulnya sangat ingin membantumu, tapi tidak dengan uang kas negara," kata Ali tegas. Aqil tentu saja kecewa dan terus mendesak.
Hingga akhirnya Ali pun marah. "Karena engkau terus mendesak dan tidak mau mendengarkan pendapatku. Aku menyarankan sesuatu yang dapat melunasi hutangmu. Lihatlah kotak uang di pasar itu, saat pasar sepi, ambil!" Aqil terkejut, lalu bertanya, "Mengapa engkau menyuruh aku mencuri uang pedagang yang seharian bekerja keras?" Ali bin Abi Thalib lantas menjawab, "Lalu, bagaimana bisa engkau mendesakku untuk mencuri uang seluruh rakyat negeri ini?"
Laksana roda pedati, hidup ini akan selalu berputar, kadang di atas kadang terperosok di lobang-lobang jalanan. Selama hayat di kandung badan, setiap manusia harus menyusuri setapak demi setapak kesenangan, duka dan lara. Rasa aman, kasih sayang, dan perhatian dari orang lain datang dan pergi seiring bergantinya hari. Itu adalah rahasia kehidupan yang dirajut oleh Allah untuk semua makhluq di dunia fana.
Hawa nafsu yang haus akan kemewahan dunia hanyalah akan membuat roda pedati enggan berputar kembali, dan rajutan kehidupan hancur tak berpola, energi positif bergelimang noda menjadi penuntun manusia ke jurang kenistaan. Untuk itu, hanya sabar dan shalat tepat waktulah yang akan membuat roda pedati kembali berputar, dan rahasia kehidupan mengungkapkan keindahannya. Sabar dan mawas diri adalah ibu dari segala cita dan keinginan. Sabar dan tawakkal adalah energi yang mampu menciptakan kedamaian, keadilan dan kesejahteraan. Sementara shalat tepat waktu adalah rumus untuk dapat menguasai jiwa, hawa nafsu dan pikiran serta menentang syahwat-korupsi. Sabar dan shalat tepat waktu adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pemilik segala keindahan dan kenikmatan sejati.
Jihad di jalan Allah, hanya dapat dilaksanakan apabila seseorang mampu memerintahkan setiap denyut nadinya untuk mentaati dogma-dogma agama yang diyakini. Dengan demikian, sekaligus berarti dia telah menjauhi semua kemaksiatan, termasuk hasrat untuk korupsi dan mempertaruhkan kepentingan rakyat banyak hanya demi kepentingan pribadi maupun golongan.
Bulan ini, berbagai proyek fisik maupun non fisik akan digelontorkan dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memenuhi hak-hak rakyat yang telah dengan sungguh-sungguh melunasi berbagai bentuk pajak atau retribusi yang diwajibkan daerah ini. Peran para pejabat yang berwenang dan politikus yang berpengaruh, sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Sementara para rekanan dan kontraktor hanyalah pelaku yang mencari laba dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan. Apabila, setiap pejabat yang berwenang tidak berselingkuh dalam lelang dan penunjukkan langsung, niscaya para rekanan dan kontraktor pun tidak akan berani menelantarkan proyek yang jadi tanggungjawabnya. Akhirnya, pembangunan akan menghasilkan buah yang manis dan segar bagi rakyat yang selalu mendambakan kehidupan yang lebih layak.
Allahhu’alam bishawab. Innalillahi wainnailaihi rajiuun.(Obrolan CahNdeso: prigibeach.com)
4 Komentar:
gan, postingannya bener2 mengena. keep posting gan
wadaw kagak bisa pertamax komen nih. wah klo masalah korupsi susah disingkirkan di indon, sebab dilakuin berjamaah
wah warga trenggalek nih, emang yahood,postinganya sungguh mengena, klo baca ini, sperti di pesantren
salam sahabat, ini posting bagus ane setuju seperti dicontohkan sahabat Baginda Rasululah SAW, siapa lagi jika bukan melaksanakan mencohtoh baginda Rasul.... ini mengingatkan betapa pentingnya diingat-ingat lagi apa yang dicontohkan. Amanah perlu dijunjung tinggi ....
Semoga apa yang berjalan dan diamanahkan sangat bermanfaat bagi rakyat yang membutuhkan...
Waw posting kren dan mantap Gan, tks
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".