Sumber Daya Manusia (SDM) yang berasal dari daerah ini sesungguhnya sangat potensial dan mampu mencapai prestasi gemilang. Bila kita mau menelusuri satu persatu, maka akan diketahui betapa manusia-manusia Trenggalek sanggup bersaing dan telah mengharumkan nama derah ini di forum regional, nasional maupun internasional. Kiprah mereka di berbagai bidang seperti sains, teknologi, seni dan budaya, terbukti bisa membuat dunia terperangah.
Dunia terperangah, tercengang, karena tidak menyangka dari daerah yang pada awal tahun 1980-an belum jelas terpetakan dalam dinamika perkembangan Indonesia, justru mampu melahirkan tokoh-tokoh kelas regional, nasional dan bahkan internasional. Awal popularitas Trenggalek, adalah ketika pemerintahan Bupati H. Soetran. Kala itu, daerah kita populer sebagai produsen cengkih dan penemu “telo mukibat”, mengikis kesohoran julukan sebelum itu, yakni Trenggalek yang serba tertinggal dan tak terlihat di peta Indonesia.
Menjelang akhir 1990-an, banyak generasi Trenggalek yang dikenal masyarakat di forum regional maupun nasional. Bahkan di dunia internasional ada seorang warga Munjungan berhasil menjadi dosen sekaligus tokoh kebudayaan Jawa di salah satu universitas di California. Seorang lagi mampu membangun Jembatan Suramadu, sebuah proyek super raksasa, dan kini menjadi Wakil Menteri PU, sekaligus dijuluki sebagai insinyur brillian oleh dunia internasional. Banyak lagi tokoh-tokoh besar Indonesia yang berasal dari “kota Kripik” dan kota “Cassava” ini.
Sukses prestasi yang direngkuh oleh generasi Trenggalek di level regional maupun nasional, tidak mudah dipaparkan, karena terlalu banyak jumlahnya. SDM Trenggalek, terbukti masuk dalam kategori unggul dan sanggup bersaing dengan seluruh daerah di Indonesia. Apabila, pembinaan dan pendidikan mereka lebih diperhatikan dan kepedulian Pemkab Trenggalek sungguh-sungguh dicurahkan terhadap perkembangan potensi dan talenta generasi penerus, niscaya masa depan daerah ini akan lebih gemilang.
Namun demikian, perlu diakui dengan jujur, sebagian besar mereka yang berprestasi tersebut berasal dari keluarga yang tingkat sosialnya berada di atas rata-rata. Kendati demikian, bukan berarti generasi kita yang lahir dari keluarga di bawah garis kemiskinan tidak bertalenta atau kurang potensial. Banyak dari mereka ini adalah generasi cerdas dan berbobot, yang apabila didukung dengan fasilitas tertentu oleh Pemkab Trenggalek, niscaya juga mampu berprestasi. Mereka berhak untuk memperoleh dukungan itu.
Ada beberapa agenda dari Kementerian Pendidikan Nasional yang bertujuan menjaring generasi muda berbakat, memiliki kemampuan lebih, yang cerdas dan potensial, antara lain OSN (Olimpiade Sains Nasional), O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional), Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional), Olimpiade Matematika Vektor Nasional, dll.
Sejak pertama kali diselenggarakan, hampir semua agenda tersebut selalu diikuti oleh siswa-siswi Trenggalek. Dan, anggota kontingen Trenggalek juga hampir selalu berhasil menggondol medali, walau hanya sekedar Medali Perunggu di tingkat regional Provinsi. Bahkan, beberapa kali pernah mewakili Jawa Timur di ajang nasional, dan berhasil meraih medali Emas atau medali Perak, juga mampu meraih Medali Emas di forum Internasional.
Karena kegiatan-kegiatan tersebut diagendakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, maka koordinator dan penanggungjawab pelaksanaan di daerah kita ada pada Dinas Pendidikan. Selama ini, pihak Dinas Pendidikan dan jajaran sekolah senantiasa “sambat” apabila tiba waktu seleksi calon wakil daerah maupun pengiriman mereka di tingkat berikutnya. Pihak Diknas tidak jarang harus menanggung “sungkan” pada siswa peserta seleksi, tatkala dengan terpaksa hanya mampu menyediakan fasilitas seadanya.
Proses seleksi calon peserta di tingkat sekolah, untuk semua jenjang pendidikan mungkin bukan masalah besar. Namun, untuk seleksi tingkat Kabupaten, di mana pesertanya mencapai ratusan orang, sungguh merupakan beban tersendiri bagi Dinas Pendidikan. Menurut pihak Diknas, selama ini pengajuan RKA ataupun PAK untuk OSN, O2SN, maupun FLS2N, yang diajukan kepada Pemkab selalu dipending, artinya tidak pernah disetujui. Sehingga biaya penyelenggaraan seleksi hingga pengiriman wakil Trenggalek hanya mengandalkan dana dari pos lain, di luar pos kegiatan tersebut kendati –barangkali- bersumber dari APBD Trenggalek.
Jauh sebelum menjelang kegiatan rutin agenda Kementerian Pendidikan Nasional ini memasuki pelaksanaan pada tahun 2012, obrolan CahNdeso sengaja secara khusus menyentil pihak Eksekutif maupun Legeslatif di daerah ini. Buah dari semua kegiatan tersebut sungguh sangat bermanfaat bagi masa depan anak cucu kita. Alangkah bijak bestarinya, apabila anggaran untuk penyelenggaraannya setiap tahun dimasukkan dalam pos khusus di APBD Trenggalek. Mari kita beri siswa-siswi itu kail dan joran, lalu kita bimbing mereka bagaimana cara mengail agar bisa memperoleh ikan besar.
Tidak semua anak-anak kita terlahir dari keluarga yang berada. Sebaliknya tidak semua mereka yang kurang mampu itu tidak memiliki kecerdasan dan keahlian yang mampu bersaing dengan SDM daerah lain. Anak-anak itu sudah membuktikan, bahwa mereka bisa lebih unggul!
Pendidikan tidak hanya memerlukan bangunan fisik dan fasilitas prasarana belajar mengajar di sekolah. Proses menumbuhkan karakter cerdas dan mandiri, butuh dukungan moriil dan ajang melatih berkompetisi. Event itu sudah diagendakan oleh pemerintah pusat, tinggal bagaimana daerah ini memaksimalkan diri untuk mencuatkan nama baik Trenggalek, mencetak generasi global dengan kualitas pendidikan yang bisa dibanggakan di semua tataran.
Jangan hanya berdoa, tapi kita harus berusaha. Jangan sekedar bicara, mari kita mulai beraksi dengan fakta!
APBD memang untuk mensejahterakan generasi Trenggalek! Dan kesejahteraan akan mereka nikmati diawali dari kualitas pendidikan yang mereka kenyam.
Wallahu’alam bishawab.
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".