Event OSN: Siswa Trenggalek Mampu Berprestasi, Perlu Dukungan APBD Kabupaten

Olimpiade Sains Nasional adalah ajang berkompetisi dalam bidang sains bagi para siswa pada jenjang SD, SMP, dan SMA di Indonesia. Siswa yang mengikuti Olimpiade Sains Nasional adalah siswa yang telah lolos seleksi tingkat kabupaten dan propinsi dan karenanya adalah siswa-siswa terbaik dari propinsinya masing-masing.

Pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional ini didasarkan pada kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade Fisika Internasional (IPhO - International Physics Olympiad) yang diselenggarakan di Bali pada tahun 2002.

Olimpiade Sains Nasional diadakan setiap tahun di kota yang berbeda-beda. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian seleksi untuk mendapatkan siswa-siswi terbaik dari seluruh Indonesia yang akan dibimbing lebih lanjut oleh tim bidang kompetisi masing-masing dan akan diikutsertakan pada olimpiade-olimpiade tingkat internasional.

Bidang Sains yang dikompetisikan: Jenjang SD: Matematika dan IPA. Jenjang SMP: Matematika, Fisika, Biologi, dan pada tahun 2008 ditambahkan bidang baru yaitu Astronomi, tetapi pada tahun 2009, bidang Astronomi ditiadakan kembali. Tahun 2010 ditambahkan bidang baru yaitu IPS. Jenjang SMA: Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Astronomi, Komputer, Ekonomi, dan pada tahun 2008 ditambahkan bidang baru yaitu Kebumian.

Sampai saat ini Olimpiade Sains Nasional telah dilaksanakan sebanyak sembilan kali, mulai dari tahun 2002 di Yogyakarta hingga yang terakhir di Medan. OSN tahun 2011, akan diselenggarakan di Manado, Sulawesi Utara.

Perlu dicatat, bahwa siswa putera daerah Trenggalek selama ini senantiasa mampu meraih prestasi, paling tidak menduduki 7 Besar dalam setiap event akademis di tingkat Provinsi Jawa Timur. Bahkan berkali-kali mewakili regional Jawa Timur ke tingkat Nasional. Dan tentunya masih segar dalam ingatan, betapa Zefrizal Nanda Mardani mampu menggondol Medali Emas Olimpiade Astronomi Internasional di Ukraina pada tahun 2007 lalu.

Perjuangan Radan, orang tua Zefrizal Nanda Mardani patut diapresiasi. Dia harus berkali-kali bolak-balik Trenggalek-Surabaya, Trenggalek-Bogor-Jakarta, mengurusi berbagai keperluan anaknya yang menjadi wakil Indonesia ke ajang Olimpiade Astronomi Internasional di Ukraina. Pengakuan dari Radan, ketika itu dia harus merogoh koceknya sendiri, dan dibantu dari pihak Dinas Pendidikan dengan dana yang sangat terbatas,yang sumbernya bukan dari APBD Trenggalek.

OSN (Olimpiade Sains Nasional), adalah agenda rutin yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional sejak tahun 2002. Penyelenggaraan mulai dari tingkat sekolah hingga Kabupaten - Provinsi - Nasional. Untuk jenjang sekolah dasar, wakil dari sekolah terlebih dahulu seleksi OSN di tingkat Kecamatan. Sedang jenjang sekolah menengah hasil seleksi sekolah langsung ikut di tingkat Kabupaten.

Sesudah proses seleksi maka para juara Kabupaten akan dibina oleh Tim OSN Dinas Pendidikan Trenggalek. Hingga kemudian mengirim para juara tersebut ke ajang OSN tingkat Provinsi Jawa Timur. Selama ini, para wali murid yang anaknya masuk nominasi dan terpilih sebagai wakil dari Trenggalek ke tingkat Provinsi maupun ke tingkat Nasional dan Internasional, selalu mengeluhkan masalah dana bantuan dari Pemkab. Dinas Pendidikan sebagai koordinator dan penganggungjawab kegiatan ini, sudah mengajukan proposal kegiatan namun kenyataannya tidak pernah disetujui. Sehingga demi tetap terlaksananya agenda kegiatan tersebut, pihak Dinas Pendidikan selalu berupaya dengan berbagai cara untuk dapat menutupi kekurangan anggaran subsidi dari Pemerintah Provinsi.

Bila demikian kenyataannya, sungguh sangat ironis. Sementara Bupati Trenggalek, H. Mulyadi WR, hampir dalam setiap kesempatan selalu menggaungkan tekadnya : APBD Pro-Rakyat. Memang, dalam masa pemerintah Mulyadi-Kholiq baru sekali ini OSN diselenggarakan. Namun, apakah kebijakan pemerintah sebelumnya yang seolah menyepelekan kegiatan OSN akan terus dipertahankan?

Agung Supriyono, SE., Ketua Banggar (Badan Anggaran) DPRD Trenggalek ketika dikonfirmasi, Rabu (8/6), mengatakan penyesalannya karena tidak meratifikasi angaran untuk OSN. Alasannya, kegiatan Dinas Pendidikan Tahun Anggaran 2011 lebih dari 500 buah, sehingga Banggar harus mengutamakan sesuai skala prioritas karena keterbatasan anggaran. Sementara Akbar Abas, sang Ketua Dewan, menegaskan bahwa dia sama sekali tidak mengetahui bila anggaran OSN ternyata dipending.

"Insyaallah, untuk Tahun Anggaran 2012 akan kita anggarkan dan bila memang ini agenda rutin, maka harus pula dijadikan pos belanja tahunan", kata Abas ketika ditemui, hari Selasa (7/6) di Balai Desa Karangan dan hari Kamis (9/6) di Kantor DPC PDI-P Trenggalek.

Hasil seleksi OSN Jenjang SMP Tahun 2011, seorang siswa Trenggalek berhasil meraih ranking pertama tingkat Provinsi Jawa Timur, untuk bidang Biologi. Demi suksesnya persiapan dan keikutsertaan siswa ini pada event OSN di Manado, Akbar Abas meminta agar pihak Dinas Pendidikan mengajukan permohonan bantuan kepada Bupati, "Pasti akan dibantu," katanya.

Pembinaan generasi muda, dan hampir semua kegiatan yang menyangkut kependidikan dan pembangunan generasi muda, adalah kegiatan yang tidak langsung terlihat hasilnya. APBD maupun APBN yang digelontorkan tidak mungkin memberikan keuntungan aktual dan seketika. Anggaran tersebut adalah investasi demi masa depan yang lebih mapan dan gemilang. Di daerah Kabupaten/Kota selain Trenggalek, kegiatan OSN sudah masuk dalam APBD, padahal prestasi mereka banyak yang posisinya jauh di bawah sukses yang pernah diraih oleh putra-putri Trenggalek pada setiap tahunnya.

Wallahu'alam bishawab.

Posted in: Artikel,Pendidikan,Sejarah Trenggalek