Siapa tidak kenal dengan pria muda yang energik dan cerdas ini? Tentu Anda sudah sangat akrab dengan senyumnya yang khas, dan penuh welas asih ini. Dia dilahirkan di Trenggalek, bersekolah di SDN 1 Karanganom, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Seorang anak desa dari Kabupaten Kota Kripik, daerah yang berkatagori Kabupaten Tertinggal.
Politisi muda dari Partai Golongan Karya, Priyo Budi Santoso dikenal sebagai sosok yang lugas, tegas, kritis dan berani dalam bersikap. Pria kelahiran Trenggalek, Jawa Timur, 30 Maret 1966, ini memilih Golkar sebagai Organisasi yang dipanutinya karena sejalan dengan pemikirannya. Bertahun-tahun ia mengabdikan dirinya pada Partai berlambang pohon beringin ini hingga akhirnya ia menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR dan pucuk pimpinan Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).
Ia pernah tercatat sebagai ketua umum termuda dalam sejarah Trikarya (Soksi, MKGR, dan Kosgoro 1957). Dalam usia muda pula, mantan aktivis HMI ini tercatat sebagai salah seorang ketua koordinasi dalam Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan Ketua PB Lembaga Karate Do Indonesia (Lemkari).
Terpilihnya Priyo Budi Santoso sebagai wakil ketua DPR mewakili Partai Golkar adalah suatu evolusi positif yang menunjukan peran anak muda di Partai Golkar semakin signifikan. Priyo Budi Santoso terpilih menjadi wakil ketua DPR dari Partai Golkar setelah melalui pemilihan dalam rapat pleno dan menyisihkan setidaknya empat kandidat lainnya, Yakni, Enggartiasto Lukita, Agus Gumiwang Kartasasmita, Rully Chaerul Azwar dan Airlangga Hartarto.
Lebih dari itu, Priyo juga satu-satunya ketua FPG termuda setelah era Usman Hasan, Mustahid Astari, Marzuki Achmad, Syamsul Muarif dan lain-lain yang menjadi pemimpin fraksi pada usia di atas 50 tahun. Karena itu, Priyo memandang prestasinya itu sebagai sebuah kepercayaan partai terhadap kalangan muda.
“Dengan memberi peluang kepada 40 persen calon legislatif (caleg) muda, berarti Partai Golkar memang memberikan kepercayaan yang cukup besar kepada generasi belia. Bahkan kelihatannya, para senior di Partai Golkar sudah mulai menyodorkan tongkat estafet kepada para juniornya. Tentunya para kader muda partai juga harus benar-benar siap jika sudah secara utuh menerima tongkat tersebut,” kata suami Fenti Estiana ini.
Sebagai politisi muda, alumni Fisipol UGM ini mengaku banyak belajar dari para seniornya seperti Proklamator Bung Karno dan mantan Presiden Soeharto. Bung Karno, tutur mantan Direktur Eksekutif Cides ini, memiliki keberanian yang tidak dipunyai banyak orang. Sementara Pak Harto adalah sosok pendiam tapi banyak memberikan sumbangsih bagi bangsa.
Pria yang pernah gigih mengawal duet SBY-JK ini tak gentar meniti buih. Feeling politiknya kerap menempatkannya pada posisi gerak yang tepat. Priyo ingin hidupnya mengalir bak air, namun ia juga siap menantang arus besar.
No. Anggota: A-233
Tempat Lahir: Trenggalek,
Tgl Lahir: 30-03-1966
Agama: Islam
Riwayat Pendidikan:
1 SDN I Karanganom (1979)
2 SMPN I Trenggalek (1982)
3 SMA Negeri 1 Trenggalek (1985)
4 Fisipol UGM, Ilmu Administrasi Negara (1992)
Riwayat Pekerjaan:
1 Direktur Eksekutif CIDES
2 Dosen Fisip UNAS 1996-1997
3 Ketua Departemen Publikasi CIDES 1993-1996
4 Anggota DPR RI Periode 1997-1999
5 Anggota DPR RI Periode 1999-2004
6 Anggota DPR RI Periode 2004-2009
Riwayat Organisasi:
1 Ketua DPP Persatuan Mahasiswa Administrasi Indonesia 1989-1990
2 Ketua Sema Fisipol UGM Yogya 1989-1990
3 Sekretaris Umum Badan Pelaksana GWB PM ICMI Pusat
4 Sekretaris Koordinator Wilayah VII DPP Golkar
5 Anggota Departemen Cendekiawan & IPTEK DPP Golkar
Politisi muda dari Partai Golongan Karya, Priyo Budi Santoso dikenal sebagai sosok yang lugas, tegas, kritis dan berani dalam bersikap. Pria kelahiran Trenggalek, Jawa Timur, 30 Maret 1966, ini memilih Golkar sebagai Organisasi yang dipanutinya karena sejalan dengan pemikirannya. Bertahun-tahun ia mengabdikan dirinya pada Partai berlambang pohon beringin ini hingga akhirnya ia menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR dan pucuk pimpinan Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).
Ia pernah tercatat sebagai ketua umum termuda dalam sejarah Trikarya (Soksi, MKGR, dan Kosgoro 1957). Dalam usia muda pula, mantan aktivis HMI ini tercatat sebagai salah seorang ketua koordinasi dalam Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan Ketua PB Lembaga Karate Do Indonesia (Lemkari).
Terpilihnya Priyo Budi Santoso sebagai wakil ketua DPR mewakili Partai Golkar adalah suatu evolusi positif yang menunjukan peran anak muda di Partai Golkar semakin signifikan. Priyo Budi Santoso terpilih menjadi wakil ketua DPR dari Partai Golkar setelah melalui pemilihan dalam rapat pleno dan menyisihkan setidaknya empat kandidat lainnya, Yakni, Enggartiasto Lukita, Agus Gumiwang Kartasasmita, Rully Chaerul Azwar dan Airlangga Hartarto.
Lebih dari itu, Priyo juga satu-satunya ketua FPG termuda setelah era Usman Hasan, Mustahid Astari, Marzuki Achmad, Syamsul Muarif dan lain-lain yang menjadi pemimpin fraksi pada usia di atas 50 tahun. Karena itu, Priyo memandang prestasinya itu sebagai sebuah kepercayaan partai terhadap kalangan muda.
“Dengan memberi peluang kepada 40 persen calon legislatif (caleg) muda, berarti Partai Golkar memang memberikan kepercayaan yang cukup besar kepada generasi belia. Bahkan kelihatannya, para senior di Partai Golkar sudah mulai menyodorkan tongkat estafet kepada para juniornya. Tentunya para kader muda partai juga harus benar-benar siap jika sudah secara utuh menerima tongkat tersebut,” kata suami Fenti Estiana ini.
Sebagai politisi muda, alumni Fisipol UGM ini mengaku banyak belajar dari para seniornya seperti Proklamator Bung Karno dan mantan Presiden Soeharto. Bung Karno, tutur mantan Direktur Eksekutif Cides ini, memiliki keberanian yang tidak dipunyai banyak orang. Sementara Pak Harto adalah sosok pendiam tapi banyak memberikan sumbangsih bagi bangsa.
Pria yang pernah gigih mengawal duet SBY-JK ini tak gentar meniti buih. Feeling politiknya kerap menempatkannya pada posisi gerak yang tepat. Priyo ingin hidupnya mengalir bak air, namun ia juga siap menantang arus besar.
No. Anggota: A-233
Tempat Lahir: Trenggalek,
Tgl Lahir: 30-03-1966
Agama: Islam
Riwayat Pendidikan:
1 SDN I Karanganom (1979)
2 SMPN I Trenggalek (1982)
3 SMA Negeri 1 Trenggalek (1985)
4 Fisipol UGM, Ilmu Administrasi Negara (1992)
Riwayat Pekerjaan:
1 Direktur Eksekutif CIDES
2 Dosen Fisip UNAS 1996-1997
3 Ketua Departemen Publikasi CIDES 1993-1996
4 Anggota DPR RI Periode 1997-1999
5 Anggota DPR RI Periode 1999-2004
6 Anggota DPR RI Periode 2004-2009
Riwayat Organisasi:
1 Ketua DPP Persatuan Mahasiswa Administrasi Indonesia 1989-1990
2 Ketua Sema Fisipol UGM Yogya 1989-1990
3 Sekretaris Umum Badan Pelaksana GWB PM ICMI Pusat
4 Sekretaris Koordinator Wilayah VII DPP Golkar
5 Anggota Departemen Cendekiawan & IPTEK DPP Golkar
2 Komentar:
salut..........
ada lagi putra trenggalek yang kini menjabat sebagai kapolres sidoarjo. salut juga...
@ anonim: Alhamdulillah, semoga putra putri Trenggalek mampu menunjukkan jati dirinya sebagai Putra/Putri Ibu Pertiwi. Amin.
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".