Secara umum, setidaknya ada beberapa karakteristik pendidikan diniyah di bumi nusantara ini. Pertama, Pendidikan Diniyah Takmiliyah (suplemen) yang berada di tengah masyarakat tapi di luar lingkaran pengaruh pondok pesantren. Pendidikan diniyah jenis ini betul-betul merupakan kreasi dan swadaya masyarakat, yang diperuntukkan bagi anak-anak yang menginginkan pengetahuan agama di luar jalur sekolah formal. Kedua, pendidikan diniyah yang berada dalam lingkaran pondok pesantren tertentu, bahkan menjadi jantung kegiatan pondok pesantren. Ketiga, pendidikan keagamaan yang diselenggarakan sebagai pelengkap (komplemen) pada pendidikan formal (umum) di pagi hari. Keempat, pendidikan diniyah yang diselenggarakan di luar pondok pesantren tapi diselenggarakan secara formal di pagi hari, sebagaimana layaknya sekolah formal.
Pendidikan diniyah suplemen, pada awalnya dirintis oleh komunitas tradisional, yakni sekumpulan keluarga di lingkungan masjid/mushola, dengan sponsor majelis taklim. Di madrasah ini diajarkan atau tepatnya diperkenalkan dasar-dasar Islami, dengan maksud mempertebal keimanan dan memperkaya pengetahuan para santri tentang agama Islam. Mayoritas warga Trenggalek adalah pemeluk agama Islam.
Ketika degradasi moral dan krisis nasionalisme melanda beberapa daerah lain, ternyata di Kabupaten Trenggalek dua masalah tersebut hampir tidak menyentuh pola hidup dan eksistensi tradisional warganya. Ketahanan moralitas dan prinsip-prinsip nasionalisme warga Trenggalek tersebut, tidak terlepas dari peranan pondok pesantren dan kesadaran setiap keluarga yang ada di daerah ini untuk mendidik anak-anaknya di sekolah umum pada pagi hari dan di madrasah diniyah pada sore harinya.
Degradasi moral dan merosotnya jiwa nasionalisme tersebut telah memicu keseriusan pemerintah untuk kembali memasyarakatkan nilai-nilai Pancasila dan UUD Tahun 1945 melalui pendidikan karakter di lembaga-lembaga pendidikan. Padahal, nilai-nilai atau jiwa Pancasila dan UUD Tahun 1945, serta tekad untuk mempertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), sejak Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, hingga sekarang bagi masyarakat Trenggalek sudah menjadi tradisi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Bahkan, apabila diruntut berdasarkan bukti dan fakta ilmiah, sebagian besar masyarakat Trenggalek yang mayoritas muslim yang hidup di pedesaan sudah memiliki karakter "Indonesia" sebelum negeri ini diproklamirkan menjadi Republik Indonesia. Oleh sebab itu, pendidikan karakter yang sekarang digaungkan oleh pemerintah, bagi keluarga Trenggalek bukan hal yang baru dan tidak akan mempersulit mereka. Artinya, sebuah point yang menguntungkan bagi para guru dan pendidik di daerah ini untuk menerapkan pendidikan karakter di lembaga-lembaga pendidikan formal. Sebab, generasi muda atau siswa di kawasan ini secara tradisional sudah hidup di lingkungan keluarga yang mentaati tradisi yang turun temurun, yakni sesuai dengan falsafah Pancasila dan selalu mentaati peraturan perundangan, utamanya UUD 1945 dan kesetiaan terhadap NKRI.
Kendati demikian, adalah kewajiban setiap warga untuk mensukseskan program pendidikan karakter. Sebagaimana pada era Orde Baru, seluruh warga negara pernah diwajibkan menerapkan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Madrasah dan Pendidikan Karakter
Tanggal 29 Juni ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Keluarga. Momentum Hari keluarga adalah semangat untuk memperbaiki keluarga secara nasional, demi menyadarkan bahwa keluarga adalah pilar bangsa, yang mengandung makna betapa sentralnya peran keluarga dalam pembentukan karakter bangsa. Walaupun sebenarnya, tentang Hari Keluarga ini, hampir seluruh masyarakat pedesaan sama sekali tidak pernah mengetahuinya.
Adalah fakta yang tidak dapat dipungkiri, bahwa kepribadian dan karakter anak-anak generasi bangsa ini terbangun dari pola keluarga sebagai peletakkan pendidikan pertama yang memberikan nilai-nilai kepribadian seperti kedisiplinan, kerjasama, kebaikan, kejujuran, solidaritas, berempati, dan karakter positif lainnya.
Hari Keluarga, jangan hanya diperingati -selama ini masyarakat kita lebih sering terjebak pada seremonial saja- namun nilai esensial dari Hari Keluarga tidak diperoleh. Karenanya, pemerintah selalu mendorong program keluarga, yang tidak hanya dilakukan untuk melengkapi momentum saja, tapi juga dituntut bekerja konkret dalam mencanangkan program keluarga sehat dan sejahtera.
Pemerintah berusaha mengoptimalisasi pemberdayaan komunitas tradisional, melakukan berbagai kegiatan untuk menggalang keterpaduan program/kegiatan lintas sektor pemerintah secara sinergis, koheren, komprehensif, dan berkesinambungan. Komunitas tradisional dewasa ini sudah berkembang dan melembaga di pedesaan maupun perkotaan. TPQ atau TPA dan madrasah diniyah yang biasa dilaksanakan pada sore hari di mushola atau masjid, awalnya dirintis oleh majelis taklim, lahir dari komunitas tradisional yang ada di daerah ini. Hingga akhirnya kini dengan tegas keberadaannya sudah diakui pula oleh pemerintah, diperhatikan dan diberikan subsidi operasional. Bahkan secara khusus pemerintah sudah menggelontorkan bantuan pada lembaga-lembaga yang dikenal dengan istilah pendidikan anak usia dini (PAUD).
Pendidikan anak yang sudah mentradisi tersebut, manfaat dan efek suksesnya sangat membantu pembinaan generasi muda di daerah Trenggalek, sebagai pondasi awal. Implentasi pendidikan dan kegiatan belajar mengajar di madrasah sore yang notabene dilakukan secara mandiri dan tumbuh dari semangat religius, merupakan bentuk pendidikan yang lebih modern dibandingkan dengan sistem pengajian di masjid atau surau-surau pada belasan tahun lalu. Di antara ciri kemodernan TPA dan madrasah diniyah ialah adanya gedung yang permanen, adanya guru yang berkualitas, adanya kurikulum yang jelas, serta adanya sistem administrasi yang rapi dan efisien.
Demi efektivitas dan efesiensi pembinaan madrasah tersebut pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama berupaya merumuskan berbagai regulasi terkait norma, standar, prosedur dan kriteria pemberdayaannya di masa depan. Dalam hal ini, tujuannya bukan agar madrasah diniyah, TPA atau TPQ dan PAUD menjadi lembaga pendidikan yang dikelola seutuhnya oleh pemerintah. Melainkan memberikan dorongan moral dan subsidi biaya operasional madrasah sesuai anggaran yang ada, selanjutnya diharapkan lembaga memiliki tenaga kependidikan dengan kurikulum yang standar. Sementara sifat kemandirian lembaga tetap dipelihara, peran serta masyarakat (komunitas) harus terwujud dan selalu eksis dengan prinsip ”Lillahi Ta’ala’, sehingga warna tradisional terjaga dengan baik. Kendati demikian output dari madrasah diniyah suplemen secara normatif tidak dapat disamakan dengan sekolah-sekolah umum, kecuali untuk PAUD. Sebab, madrasah sore ini pada prinsipnya hanyalah menanamkan nilai-nilai atau norma-norma religi pada anak didik (santri).
Pembinaan madarasah diniyah dan PAUD urgensi dan manfaatnya akan mempertegas dan memperjelas landasan hukum dalam pemberdayaan, menjadi pedoman dan acuan (petunjuk pelaksanaan urusan pemerintahan), serta memperjelas mekanisme, tata cara, persyaratan, kriteria dan pengelolaan urusan pemerintahan terkait pemberdayaan lembaga-lembaga tersebut. Selain itu, regulasi norma, standar, prosedur dan kriteria pemberdayaan madrasah ini juga berfungsi untuk mempermudah perencanaan program dan kegiatan, memperjelas kewenangan pemerintah provinsi dan kabupaten, memperjelas pelaksanan monitoring dan evaluasi, memperjelas pelaporan, memperjelas pendanaan, memperjelas pembinaan pengawasan serta memperjelas managemen urusan pemerintahan dan kependidikan.
Dengan adanya regulasi pemberdayaan madrasah diniyah, TPQ/TPA dan PAUD, niscaya penggelontoran subsidi akan lebih efektif, efesien dan akuntable, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan melalui sistem dan prosedur birokrasi. Selanjutnya, pemerintah akan dapat dengan mudah memonitor, mengevaluasi dan mengontrol aktivitas dinamika belajar mengajar, dengan demikian akan sulit bagi pihak-pihak ekstrim yang berniat memanfaatkan lembaga tersebut bagi wadah kaderisasi unsur-unsur kiri semisal terorisme dan sparatisme.
Membangun generasi muda yang berkarakter memang bukan hal yang ringan. Kompleksitas perkembangan zaman makin meningkat, sehingga kesadaran para orangtua pada pendidikan anak usia dini sangat penting. Di kalangan masyakat atas, anak-anaknya jauh sekali dengan TPA/TPQ atau madrasah diniyah, karenanya anak-anak TPA atau madrasah diniyah sering diposisikan sebagai kelompok anak-anak kelas menengah-bawah. Sehingga menjadi tantangan bagi para pengurus madrasah diniyah untuk mampu menyosialisasikan keberadaan lembaga ini.
Ke depan, seharusnya TPA tidak hanya menghasilkan anak-anak yang cuma mampu membaca Al-Quran, melainkan juga harus mampu mengimplementasikan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. TPA harus bisa melayani kebutuhan masyarakat sekitarnya, dalam arti bahwa dengan Al-Quran bisa tercipta generasi Islami, yang tinggi kualitas iman dan takwanya. Memang sejak dini Al-Quran harus disosialisasikan di kalangan anak-anak, agar bisa membentengi dirinya dari serbuan kaum orientalis dengan kebudayaan Barat-nya.
Pendidikan diniyah suplemen, pada awalnya dirintis oleh komunitas tradisional, yakni sekumpulan keluarga di lingkungan masjid/mushola, dengan sponsor majelis taklim. Di madrasah ini diajarkan atau tepatnya diperkenalkan dasar-dasar Islami, dengan maksud mempertebal keimanan dan memperkaya pengetahuan para santri tentang agama Islam. Mayoritas warga Trenggalek adalah pemeluk agama Islam.
Ketika degradasi moral dan krisis nasionalisme melanda beberapa daerah lain, ternyata di Kabupaten Trenggalek dua masalah tersebut hampir tidak menyentuh pola hidup dan eksistensi tradisional warganya. Ketahanan moralitas dan prinsip-prinsip nasionalisme warga Trenggalek tersebut, tidak terlepas dari peranan pondok pesantren dan kesadaran setiap keluarga yang ada di daerah ini untuk mendidik anak-anaknya di sekolah umum pada pagi hari dan di madrasah diniyah pada sore harinya.
Degradasi moral dan merosotnya jiwa nasionalisme tersebut telah memicu keseriusan pemerintah untuk kembali memasyarakatkan nilai-nilai Pancasila dan UUD Tahun 1945 melalui pendidikan karakter di lembaga-lembaga pendidikan. Padahal, nilai-nilai atau jiwa Pancasila dan UUD Tahun 1945, serta tekad untuk mempertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), sejak Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, hingga sekarang bagi masyarakat Trenggalek sudah menjadi tradisi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Bahkan, apabila diruntut berdasarkan bukti dan fakta ilmiah, sebagian besar masyarakat Trenggalek yang mayoritas muslim yang hidup di pedesaan sudah memiliki karakter "Indonesia" sebelum negeri ini diproklamirkan menjadi Republik Indonesia. Oleh sebab itu, pendidikan karakter yang sekarang digaungkan oleh pemerintah, bagi keluarga Trenggalek bukan hal yang baru dan tidak akan mempersulit mereka. Artinya, sebuah point yang menguntungkan bagi para guru dan pendidik di daerah ini untuk menerapkan pendidikan karakter di lembaga-lembaga pendidikan formal. Sebab, generasi muda atau siswa di kawasan ini secara tradisional sudah hidup di lingkungan keluarga yang mentaati tradisi yang turun temurun, yakni sesuai dengan falsafah Pancasila dan selalu mentaati peraturan perundangan, utamanya UUD 1945 dan kesetiaan terhadap NKRI.
Kendati demikian, adalah kewajiban setiap warga untuk mensukseskan program pendidikan karakter. Sebagaimana pada era Orde Baru, seluruh warga negara pernah diwajibkan menerapkan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Madrasah dan Pendidikan Karakter
Tanggal 29 Juni ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Keluarga. Momentum Hari keluarga adalah semangat untuk memperbaiki keluarga secara nasional, demi menyadarkan bahwa keluarga adalah pilar bangsa, yang mengandung makna betapa sentralnya peran keluarga dalam pembentukan karakter bangsa. Walaupun sebenarnya, tentang Hari Keluarga ini, hampir seluruh masyarakat pedesaan sama sekali tidak pernah mengetahuinya.
Adalah fakta yang tidak dapat dipungkiri, bahwa kepribadian dan karakter anak-anak generasi bangsa ini terbangun dari pola keluarga sebagai peletakkan pendidikan pertama yang memberikan nilai-nilai kepribadian seperti kedisiplinan, kerjasama, kebaikan, kejujuran, solidaritas, berempati, dan karakter positif lainnya.
Hari Keluarga, jangan hanya diperingati -selama ini masyarakat kita lebih sering terjebak pada seremonial saja- namun nilai esensial dari Hari Keluarga tidak diperoleh. Karenanya, pemerintah selalu mendorong program keluarga, yang tidak hanya dilakukan untuk melengkapi momentum saja, tapi juga dituntut bekerja konkret dalam mencanangkan program keluarga sehat dan sejahtera.
Pemerintah berusaha mengoptimalisasi pemberdayaan komunitas tradisional, melakukan berbagai kegiatan untuk menggalang keterpaduan program/kegiatan lintas sektor pemerintah secara sinergis, koheren, komprehensif, dan berkesinambungan. Komunitas tradisional dewasa ini sudah berkembang dan melembaga di pedesaan maupun perkotaan. TPQ atau TPA dan madrasah diniyah yang biasa dilaksanakan pada sore hari di mushola atau masjid, awalnya dirintis oleh majelis taklim, lahir dari komunitas tradisional yang ada di daerah ini. Hingga akhirnya kini dengan tegas keberadaannya sudah diakui pula oleh pemerintah, diperhatikan dan diberikan subsidi operasional. Bahkan secara khusus pemerintah sudah menggelontorkan bantuan pada lembaga-lembaga yang dikenal dengan istilah pendidikan anak usia dini (PAUD).
Pendidikan anak yang sudah mentradisi tersebut, manfaat dan efek suksesnya sangat membantu pembinaan generasi muda di daerah Trenggalek, sebagai pondasi awal. Implentasi pendidikan dan kegiatan belajar mengajar di madrasah sore yang notabene dilakukan secara mandiri dan tumbuh dari semangat religius, merupakan bentuk pendidikan yang lebih modern dibandingkan dengan sistem pengajian di masjid atau surau-surau pada belasan tahun lalu. Di antara ciri kemodernan TPA dan madrasah diniyah ialah adanya gedung yang permanen, adanya guru yang berkualitas, adanya kurikulum yang jelas, serta adanya sistem administrasi yang rapi dan efisien.
Demi efektivitas dan efesiensi pembinaan madrasah tersebut pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama berupaya merumuskan berbagai regulasi terkait norma, standar, prosedur dan kriteria pemberdayaannya di masa depan. Dalam hal ini, tujuannya bukan agar madrasah diniyah, TPA atau TPQ dan PAUD menjadi lembaga pendidikan yang dikelola seutuhnya oleh pemerintah. Melainkan memberikan dorongan moral dan subsidi biaya operasional madrasah sesuai anggaran yang ada, selanjutnya diharapkan lembaga memiliki tenaga kependidikan dengan kurikulum yang standar. Sementara sifat kemandirian lembaga tetap dipelihara, peran serta masyarakat (komunitas) harus terwujud dan selalu eksis dengan prinsip ”Lillahi Ta’ala’, sehingga warna tradisional terjaga dengan baik. Kendati demikian output dari madrasah diniyah suplemen secara normatif tidak dapat disamakan dengan sekolah-sekolah umum, kecuali untuk PAUD. Sebab, madrasah sore ini pada prinsipnya hanyalah menanamkan nilai-nilai atau norma-norma religi pada anak didik (santri).
Pembinaan madarasah diniyah dan PAUD urgensi dan manfaatnya akan mempertegas dan memperjelas landasan hukum dalam pemberdayaan, menjadi pedoman dan acuan (petunjuk pelaksanaan urusan pemerintahan), serta memperjelas mekanisme, tata cara, persyaratan, kriteria dan pengelolaan urusan pemerintahan terkait pemberdayaan lembaga-lembaga tersebut. Selain itu, regulasi norma, standar, prosedur dan kriteria pemberdayaan madrasah ini juga berfungsi untuk mempermudah perencanaan program dan kegiatan, memperjelas kewenangan pemerintah provinsi dan kabupaten, memperjelas pelaksanan monitoring dan evaluasi, memperjelas pelaporan, memperjelas pendanaan, memperjelas pembinaan pengawasan serta memperjelas managemen urusan pemerintahan dan kependidikan.
Dengan adanya regulasi pemberdayaan madrasah diniyah, TPQ/TPA dan PAUD, niscaya penggelontoran subsidi akan lebih efektif, efesien dan akuntable, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan melalui sistem dan prosedur birokrasi. Selanjutnya, pemerintah akan dapat dengan mudah memonitor, mengevaluasi dan mengontrol aktivitas dinamika belajar mengajar, dengan demikian akan sulit bagi pihak-pihak ekstrim yang berniat memanfaatkan lembaga tersebut bagi wadah kaderisasi unsur-unsur kiri semisal terorisme dan sparatisme.
Membangun generasi muda yang berkarakter memang bukan hal yang ringan. Kompleksitas perkembangan zaman makin meningkat, sehingga kesadaran para orangtua pada pendidikan anak usia dini sangat penting. Di kalangan masyakat atas, anak-anaknya jauh sekali dengan TPA/TPQ atau madrasah diniyah, karenanya anak-anak TPA atau madrasah diniyah sering diposisikan sebagai kelompok anak-anak kelas menengah-bawah. Sehingga menjadi tantangan bagi para pengurus madrasah diniyah untuk mampu menyosialisasikan keberadaan lembaga ini.
Ke depan, seharusnya TPA tidak hanya menghasilkan anak-anak yang cuma mampu membaca Al-Quran, melainkan juga harus mampu mengimplementasikan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. TPA harus bisa melayani kebutuhan masyarakat sekitarnya, dalam arti bahwa dengan Al-Quran bisa tercipta generasi Islami, yang tinggi kualitas iman dan takwanya. Memang sejak dini Al-Quran harus disosialisasikan di kalangan anak-anak, agar bisa membentengi dirinya dari serbuan kaum orientalis dengan kebudayaan Barat-nya.
21 Komentar:
salam shaabat
nah ini dia yang sangat dibutuhkan mas semoga madrasah madrasah yang ada di Inonenesia semakin berkualitas ya
semoga sukses
@ Dhana/戴安娜 : Salam Sahabat. Alhamdilillah, Insyaallah madrasah di kawasan Trenggalek akan selalu eksis dan berkembang sesuai petunjuk Rasulullah SAW.
Godbless you, Jenk.
Thanks infonya gan...
Sebenarnya peran madrasyah sangat penting untuk menjadikan anak lebih berakhlak
@ azis fotografi : Betul sekali Sahabatku. Salam sukses and happy blogging.
tulisannya bagus om, keren, rapi, jelas.. sukses om..
@ music4glory : Makasih pujiannya, Gan. Salam sahabat, salam sukses juga, and terus pacu prestasi. Godbless you, Guys
Nice info..
artikel yg bagus tentang pendidikan... :)
@ Masrahmat : Makasih, Bro... salam sahabat.
@ anisayu :
Salam sejahtera, makasih pujiannya.
==
Okay, semoga sukses selalu, dan terus berprestasi untuk Anda berdua. Godbless you, Guys
Artikel yang menarik tentang pengetahuan seputar agama. Saya tunggu artikel berikutnya sahabat.
@ Mai Yang : Thanks for shared , smiles for you, My Dreams.
@ trefix : Okay Guys.. go @ trefix
@ Kebarongan : Terima kasih, Gan.. saya juga senang pada Kebarongan, Godbless you, Gan
I desire a beautiful evening thank you for the visit
@ LadyAnn : Love and peace for you, thanks for shared.
Assalamualaikum
Madrasah di Madiun sepertinya kalah saing ama sekolah umum, Padahal Madrasah sangat berperan penting dlm pendidikan karakter ya??? hem smoga keberadaan madrasah yg miniim mampu mencetak generasi penerus yg berakhlak mulia dan genius amiiin
Sudah di follback mas'e trimakasih yaaaa
@ Tarry KittyHolic : Semoga pemerintah daerah lebih peduli lagi untuk mendinamiskan peran madrasah dan ponpes tradisional. Thanks, and Salam sahabat.
Nice info
semoga menjadi pencerahan
ditunggu kunjung baliknya di http://alhikmahtoyan.blogspot.com/
@ Al Hikmah Blog : Okay, thanks.. saling kunjung adalah tradisi CahNdeso selama dalam sikon yang diijini Oleh Allah.
Gan, ane uda follow, agan uda belum?
@ Cafe Programs: Agan follownye di mana? Nomer berapa, nama/id-nye siape?! Kalo ane sudah follow Agan di nomor 101 (CahNdeso).. periksa ajadeh. xixixi..
JIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL 2D 3D 4D DI JAMIN 100% JEBOL 7X PUTARAN BARTURUT TURUT JEBOL BILAH BERMINAT HUB KI DARWO DI NMR (_0_8_5_3_2_5_2_9_1_9_9_9_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB THA,SK ROO,MX SOBAT
JIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL 2D 3D 4D DI JAMIN 100% JEBOL 7X PUTARAN BARTURUT TURUT JEBOL BILAH BERMINAT HUB KI DARWO DI NMR (_0_8_5_3_2_5_2_9_1_9_9_9_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB THA,SK ROO,MX SOBAT
JIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL 2D 3D 4D DI JAMIN 100% JEBOL 7X PUTARAN BARTURUT TURUT JEBOL BILAH BERMINAT HUB KI DARWO DI NMR (_0_8_5_3_2_5_2_9_1_9_9_9_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB THA,SK ROO,MX SOBAT
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".