Sang Bandar ‘Ngumpet’ di Mana?
Adakah kaitannya antara bulan suci Ramadhan yang mulai pada 22 Agustus 2009 (1 Ramadhan 1430 H) dengan kegiatan perjudian toto gelap (togel)? Pertanyaan paling “nyleneh” telah terjawab untuk wilayah Trenggalek. Dalam suasana bulan Ramadhan untuk daerah ini ternyata berbagai kegiatan yang menyangkut pertogelan sepertinya terhenti. Paling tidak, demikian itulah yang terlihat di permukaan: kegiatan togel berhenti total.
Di sudut-sudut tertentu, dalam area tersembunyi, ada tersiar aktivitas pertogelan, transaksi terjadi antara pembeli dengan pengecer, kemudian pengecer setor pada pengepul, pengepul setor pada bandar. Ternyata, kegiatan ini tidak berhenti sekalipun di bulan suci Ramadhan. Secara yuridis formal, Polres dan Polsek senantiasa menggelar operasi “pekat”. Dan, dengan yuridis formal maupun de-facto, laporan ke atas, perjudian di Trenggalek, khususnya jenis togel, sudah amblas, alias sudah tidak ada lagi. Aksi “di bawah tanah” itu bahkan sudah menyusup sampai ke polosok-pelosok perbukitan di titik-titik wilayah. Kendati ada pembeli, pengecer sampai pengepul yang berhasil ditangkap, bandar besarnya belum berhasil dijaring.
Togel masih eksis. Masyarakat –khususnya kawula alit pemimpi- banyak yang suka untuk bermain nasib-nasiban (baca: untung-untungan). Kawula alit jenis ini (pemimpi), adalah sumber hidup bandar togel dan cs-nya. Cs-Bandar togel antara lain adalah oknum aparat, mulai dari yang membocorkan rencana jadwal operasi, sampai mereka yang terima upeti bulanan. Di dalam saku baju Cs-Bandar inilah para Bandar Togel itu “ngumpet”.
Tidakkah terpikir oleh para Cs-Bandar, bahwa apa yang mereka lakukan –sekalipun menguntungkan bagi dirinya dan keluarga- telah mengorbankan banyak warga, yakni mereka, para pemimpi, penggemar togel yang jelas-jelas pasti kalah! Togel di Trenggalek, pasti bisa dibrantas, asalkan tidak ada toleransi dan tebang pilih. Operasi pembrantasan dilakukan dengan rapi, semua jajaran kepolisian di daerah ini memaksimalkan pengabdiannya demi hukum dan melindungi masyarakat.
Walaupun demikian, catatan CahNdeso untuk pengisi waktu terkantuk-kantuk ini mengakui, bahwa tiada negeri tanpa pelacuran, tiada negeri tanpa perjudian. Karena, begitulah alam diciptakan, ada baik ada buruk, ada polisi yang betul-betul POLRI tapi ada pula polisi yang gadungan. Selamat berpuasa, dan selamat menunaikan tugas...!
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".