Mahsun Ismail, saat membuka Festival Bedug di Kampak. dan H. Soeharto, saat menyerahkan Dana Hibah untuk Karang Taruna.(Hamzah)
Setiap tahun di bulan Suci Ramadhan sudah menjadi tradisi Pemkab Trenggalek untuk menggiatkan aktivitas keagamaan. Begitu pula tahun ini, Bupati Soeharto, Muspida dan seluruh jajaran SKPD memberikan nuansa religius dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kedinasan. Selain melakukan safari Ramadhan, Festival Tabuh Bedug, dan bazaar menjelang Lebaran, Pemkab juga giat memberikan bantuan kepada umat Islam dan para duafa, baik perorangan maupun kelompok, organisasi, terutama pondok pesantren dan takmir Masjid.
Senin (14/9) yang lalu ada seribuan tukang becak diberi bingkisan berupa sarung, gula, kecap, dll yang nilainya masing-masing setara Rp.50 ribu, tidak ketinggalan pula Pasukan Kuning dan Cleaning Service di lingkungan Pemkab, dan kaum duafa lainnya. Kupon jatah bingkisan lebaran dibagikan oleh Panitia melalui kelompok tukang becak di pelosok kota Trenggalek. Tiap kelompok terdiri dari 10 orang, dan tahun ini Panitia menyiapkan 1.000 kupon. “Tahun lalu kami membagikan 800 kupon, sekarang bertambah 200 menjadi 1.000 kupon. Setiap tahun jumlah tukang becak di kota ini bertambah, dan kami tidak bisa memastikan banyaknya. Oleh sebab itu, meskipun kupon yang kami berikan 1.000 lembar, bingkisan cadangan juga kami siapkan sebanyak 100 buah, ini untuk mereka yang belum terdaftar atau tidak kebagian kupon,” kata Drs. H. Muhti Ahmadi, Kabag Kesra Trenggalek.
Sambil menunggu saat berbuka puasa minggu lalu, bertempat di Pendopo Agung, diperingati Nuzulul Qur’an yang dihadiri seluruh jajaran pejabat dan kepala SKPD serta kalangan birokrat Kecamatan. Tidak lupa juga diundang pengurus Karang Taruna berprestasi, pengurus Ponpes dan tokoh masyarakat. Dalam kesempatan ini H. Soeharto secara simbolis memberikan bantuan dana pembinaan jutaan rupiah bagi Karang Taruna Berprestasi. Dengan insentif itu, Pemkab berharap generasi muda aktivis Karang Taruna, utamanya yang di pedesaan, bisa makin terpacu untuk mengukir prestasi.
Selanjutnya, sebelum buka bersama dimulai, hadirin terlebih dulu mendengarkan tausiyah KH Muhsin Ghozali dari Tulungagung. Dalam tausiyah tersebut, Muhzin Ghozali menyatakan, tujuan diadakan buka bersama ini selain mengajak saudara sesama muslim berbagi berkah, juga demi syiar Islam dan memperingati Nuzulul Qur’an.
Menurut Sugiyanto, Kasubag Sosbud dan Bintal Bagian Kesra Trenggalek, acara Nuzulul Qur’an ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika tahun lalu Nuzulul Qur’an dilaksanakan sampai pagi dengan menghadirkan qori dan qoriah terbaik. Untuk tahun ini dipisah, sehingga kepala SKPD bisa tetap melaksanakan aktivitas pada pagi harinya. Sugiyanto menambahkan, dengan peringatan Nuzulul Qur’an ini, diharapkan terjalin silaturahmi antara masyarakat dengan Bupati, pejabat teras Pemkab dan Kepala SKPD.
Sementara itu, dalam kesempatan lain, Mahsun Ismail. S.Ag.MM, telah membuka Festival tabuh Bedug Salallahu yang diselenggarakan oleh GP Ansor Trenggalek. di masjid besar Kampak. Bertindak selaku Wabup sekaligus ketua GP Ansor Trenggalek, Mahsun Ismail antara lain menegaskan perlunya kaum muslimin untuk mentradisikan agama, bukan mengagamakan tradisi. “Festival Tabuh Bedug Salallahu ini mengandung nilai-nilai agama yang positif, dan hendaknya kita sebagai kaum muslimin senantiasa mengingatkan diri kita untuk tetap teguh pada tradisi yang diajarkan oleh Islam dan menghindari segala perbuatan yang musyrik”, katanya.
Sekalipun kegiatan festival diselenggarakan oleh Pengurus Anak Cabang GP Ansor Kampak, namun levelnya setaraf dengan Kabupaten, dan pesertanya juga cukup banyak, ada 27 group yang datang dari Kecamatan Kampak, Pogalan, Durenan dan Gandusari. Menurut Drs. Joko Setyono, M.Si. Kabag Humas Trenggalek, Festival ini akan diselenggarakan setiap tahun dalam bulan Suci Ramadhan, yakni setiap selesai shalat Tarawih. “Kami berharap, agar kesenian bernuansa Islam ini kembali bergaung seperti di masa silam.” Katanya sambil menambahkan bahwa sekarang kebiasaan tabuh bedug usai shalat tarawih sudah jarang dilakukan oleh warga, padahal irama bedug yang beriringan dengan alunan shalawat Nabi banyak mengandung nilai-nilai religi yang bisa mensugestif jiwa kita untuk tawaddhu, kona’ah dan istiqomah.
Senin (14/9) yang lalu ada seribuan tukang becak diberi bingkisan berupa sarung, gula, kecap, dll yang nilainya masing-masing setara Rp.50 ribu, tidak ketinggalan pula Pasukan Kuning dan Cleaning Service di lingkungan Pemkab, dan kaum duafa lainnya. Kupon jatah bingkisan lebaran dibagikan oleh Panitia melalui kelompok tukang becak di pelosok kota Trenggalek. Tiap kelompok terdiri dari 10 orang, dan tahun ini Panitia menyiapkan 1.000 kupon. “Tahun lalu kami membagikan 800 kupon, sekarang bertambah 200 menjadi 1.000 kupon. Setiap tahun jumlah tukang becak di kota ini bertambah, dan kami tidak bisa memastikan banyaknya. Oleh sebab itu, meskipun kupon yang kami berikan 1.000 lembar, bingkisan cadangan juga kami siapkan sebanyak 100 buah, ini untuk mereka yang belum terdaftar atau tidak kebagian kupon,” kata Drs. H. Muhti Ahmadi, Kabag Kesra Trenggalek.
Sambil menunggu saat berbuka puasa minggu lalu, bertempat di Pendopo Agung, diperingati Nuzulul Qur’an yang dihadiri seluruh jajaran pejabat dan kepala SKPD serta kalangan birokrat Kecamatan. Tidak lupa juga diundang pengurus Karang Taruna berprestasi, pengurus Ponpes dan tokoh masyarakat. Dalam kesempatan ini H. Soeharto secara simbolis memberikan bantuan dana pembinaan jutaan rupiah bagi Karang Taruna Berprestasi. Dengan insentif itu, Pemkab berharap generasi muda aktivis Karang Taruna, utamanya yang di pedesaan, bisa makin terpacu untuk mengukir prestasi.
Selanjutnya, sebelum buka bersama dimulai, hadirin terlebih dulu mendengarkan tausiyah KH Muhsin Ghozali dari Tulungagung. Dalam tausiyah tersebut, Muhzin Ghozali menyatakan, tujuan diadakan buka bersama ini selain mengajak saudara sesama muslim berbagi berkah, juga demi syiar Islam dan memperingati Nuzulul Qur’an.
Menurut Sugiyanto, Kasubag Sosbud dan Bintal Bagian Kesra Trenggalek, acara Nuzulul Qur’an ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika tahun lalu Nuzulul Qur’an dilaksanakan sampai pagi dengan menghadirkan qori dan qoriah terbaik. Untuk tahun ini dipisah, sehingga kepala SKPD bisa tetap melaksanakan aktivitas pada pagi harinya. Sugiyanto menambahkan, dengan peringatan Nuzulul Qur’an ini, diharapkan terjalin silaturahmi antara masyarakat dengan Bupati, pejabat teras Pemkab dan Kepala SKPD.
Sementara itu, dalam kesempatan lain, Mahsun Ismail. S.Ag.MM, telah membuka Festival tabuh Bedug Salallahu yang diselenggarakan oleh GP Ansor Trenggalek. di masjid besar Kampak. Bertindak selaku Wabup sekaligus ketua GP Ansor Trenggalek, Mahsun Ismail antara lain menegaskan perlunya kaum muslimin untuk mentradisikan agama, bukan mengagamakan tradisi. “Festival Tabuh Bedug Salallahu ini mengandung nilai-nilai agama yang positif, dan hendaknya kita sebagai kaum muslimin senantiasa mengingatkan diri kita untuk tetap teguh pada tradisi yang diajarkan oleh Islam dan menghindari segala perbuatan yang musyrik”, katanya.
Sekalipun kegiatan festival diselenggarakan oleh Pengurus Anak Cabang GP Ansor Kampak, namun levelnya setaraf dengan Kabupaten, dan pesertanya juga cukup banyak, ada 27 group yang datang dari Kecamatan Kampak, Pogalan, Durenan dan Gandusari. Menurut Drs. Joko Setyono, M.Si. Kabag Humas Trenggalek, Festival ini akan diselenggarakan setiap tahun dalam bulan Suci Ramadhan, yakni setiap selesai shalat Tarawih. “Kami berharap, agar kesenian bernuansa Islam ini kembali bergaung seperti di masa silam.” Katanya sambil menambahkan bahwa sekarang kebiasaan tabuh bedug usai shalat tarawih sudah jarang dilakukan oleh warga, padahal irama bedug yang beriringan dengan alunan shalawat Nabi banyak mengandung nilai-nilai religi yang bisa mensugestif jiwa kita untuk tawaddhu, kona’ah dan istiqomah.
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".