Ditahannya wakil ketua KPK Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto oleh polisi sejak kemarin disesalkan banyak pihak. Apapun alasan polisi, jelas ini sebuah upaya pelemahan fungsi Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebuah upaya yang sangat tidak populer, jauh dari ekspektasi rakyat.
Polisi lupa, kita saat ini sedang berperang melawan korupsi, dan yang berada dalam upaya tersebut bukan hanya KPK, tapi seluruh rakyat. Kita sudah muak dengan korupsi. Karena korupsi bukan saja menggerogoti keuangan negara, namun juga menjadikan kita bangsa yang terbelakang. Gemar mengambil milik orang lain.
Gerakan rakyat mendukung Chandra dan Bibit pun sejak kemarin sudah masif diperlihatkan. Puluhan intelektual sipil seperti Ery Riyana, Eep Syaefulloh, Ahmad Syafii Ma’arif, hingga intelektual muda Anies Baswedan menjaminkan dirinya bagi C&B. Mereka minta keduanya dikepaskan dengan jaminan para tokoh tersebut. Karena mereka percaya, keduanya tak akan melarikan diri atau tak akan membuang barang bukti.
Belum cukup dengan itu, kalangan pengguna facebook atau fesbuker pun menggalang dukungan. Hingga pukul 15.06 WIB, dukungan bagi C&B sudah mencapai 25.637 fesbuker. Gerakan ini sendiri mempunyai target dukungan sejuta fesbuker.
Bukan perkara mudah mengumpulkan dukungan sebanyak itu. Tapi bukan perkara sulit pula jika fesbuker memang concern pada gerakan anti korupsi. Karena kini saatnya kita mempunyai kepedulian yang sama terhadap gerakan ini. Ini juga kalau para fesbuker masih ingin melihat dan merasakan Indonesia menjadi lebih baik.
Dukungan semacam ini bukan pertama kali terjadi. Ingat saat Prita Mulyasari tersangkut kasus dengan RS.Omni Internasional Serpong. Ribuan fesbuker dengan rela memberi dukungan dalam berbagai cara.
Entah apakah statemen politik (political statement) macam ini efektif, kemudian hari terbukti kasus Prita menjadi magnet yang luar biasa bagi banyak kalangan. Selain media online, pers mainstream pun memberitakan fenomena Prita dengan masifnya dukungan masyarakat maya pada kasusnya.
Bahkan bagi mereka yang bukan fesbuker sekalipun, termasuk Presiden SBY pun kemudian mengomentari kasus ini dan berharap diselesaikan secara adil. Dan kita tahu seperti apa ending kasus Prita.
Saya sendiri berharap, apa yang dilakukan fesbuker menggedor perhatian para petinggi negara, utamanya Presiden yang seolah tak ambil pusing dengan pertikaian KPK dan Polri. Presiden harus bersikap jika tak mau ditinggalkan rakyat.
Sekali lagi, inilah saatnya rakyat menagih janji pemberantasan korupsi yang dulu jadi jualan semasa pemilu. Kami tak butuh lip service, tapi bukti nyata. Perang melawan korupsi belum selesai kawan!
Buat yang mau gabung, ini link laman Facebook-nya.
*photo diambil dari sini.
Mudah mudahan janji itu bukan janji semata dan kasus pemberantasan korupsi di indonesia harus di berantas.
koruptor adalah benalu yang bikin malu
salam kompasiana
rukmana mulya
karena itu kita berkepentingan dengan masalah ini Ruk. jangan sampai koruptor kita kasih peluang lagi. cukup lah negeri ini rusak oleh mereka.
SBY udah cuci tangan…
Gak ada yang bisa diharapkan dari pemimpin super munafik begini…
Waktu Pemilu mengklaim kerja KPK sebagai bagian dari keberhasilannya memberantas korupsi, padahal sebenarnya, kerjaan dia dilihat dari kepolisian dan kejaksaan. Sekarang setelah KPK “dilibas” Kepolisian dan Kejaksaan, orang paling munafik se Indonesia ini cuman cuci tangan, dengan alasan penegakan hukum, melanggar sumpah, dll, alasan-alasan munafikun yang sungguh memuakkan.
Baru seumur jagung pemerintahan sekarang, sudah begini kacaunya negara ini…
Kita lebih memerlukan KPK yang bisa mengembalikan seluruh uang korupsi yang nilainya ratusan bahkan ribuan trilyunan daripada Presiden yang bisa nya cuman pergi keluar negeri dan mengemis pinjaman.
sejarah akan mencatat seperti apakah pemerintahan ini dijalankan. pencitraan memang sudah lewat, tapi kepedulian harusnya tak pernah surut.
Pemidanaan Chandra dan Bibit hanya usaha untuk menyelamatkan Anggoro dan orang2 yang terlibat di kasus korupsi Anggoro..
Betapa kuatnya usaha untuk memidanakan Chandra & Bibit MUNGKIN menggambarkan juga betapa banyak orang-orang dan jumlah uang yang terlibat dalam kasus korupsi Anggoro yang sedang disidik oleh KPK.
Salam Kompasiana
@bunga karr: sedih juga melihat negeri ini dijadikan proyek. polisi dan kejaksaan yang mestinya menjadi abdi rakyat, nyatanya hanya begitu saja. saya yakin hukum pastinya akan berpihak pada yg benar. entah kapan kebenaran itu bisa terwujud.
Citra SBY saat ini sedang terancam. Padahal beliau sangat jago dalam urusan pencitraan.
Saya harap SBY segera bertindak yang lebih daripada pernyataan.
@bangyop: setuju. perlu tindakan nyata presiden. karena pemberantasan korupsi kan jargon sby selama pemilu.
mantappp yah..kemaren baru seribu-an.. sekarang udah 20ribuan.. wewww…
@yoe: ayo ajak yang lain dukung B&C. satu dukungan memberi sejuta arti.
Setuju Pak…walaupun saya jauh dari hingar bingar bingarnya peperpolitikan Indonesia.
Korupsi adalah biang kerok lemahnya negara kita sehingga menjadi lemah multidimensi…
Ayo dukung Candra dan Bibit…!
Salam hangat dari Kairo
Bisyri
@bisyri: terima kasih bung bisyri, dunia maya memungkinkan kita yang berada jauh dari tanah air tetap bisa terkoneksi dengan persoalan terkini negeri ini.
Makanya buat seluruh rakyat Indonesia, kalau milih presiden jangan modal muka ganteng thok..! beginilah jadinya..! habis energi kita diadu domba ama koruptor..! Koruptor terbahak-bahak..bebas merdeka…menikmati kekayaan republik ini, kita pusing…!
@dudaitem: mungkin benar kata anda, saat ini skor 1-0 buat koruptor.
Heran juga Presiden msh adem ayem saja … tikus-tikus bisa lebih seru berpesta pora … sedih ya Mas Udin … lagi-lagi rakyat yang jadi korbannya …
Barangkali sudah menjadi dogma sebagian besar politisi, pewaris tahta kekuasaan dan birokrasi, bahwa tatkala mereka ada di atas angin, maka gunakan kesempatan untuk kepentingan pribadi dan nmemperkaya diri sendiri. Bergulirnya kriminalisasi terhadap gerakan anti korupsi dipicu indikasi keterlibatan oknum-oknum politisi dan pewaris tahta kekuasaan dan birokrasi.
Rakyat kecil, mungkin tak akan merasakan dampak kasus-kasus tersebut. Mereka terbius oleh kebijakan yang instan menyentuh langsung pada kebutuhan sesaat mereka. Namun, kaum intelektual dan generasi pecinta Kemerdekaan Indonesia, yang sungguh-sungguh berdarah Merah-Putih, dibuat gelisah!
Generasi berdarah Merah-Putih gelisah, sebab perjuangan yang mereka lakukan melalui jalur hukum, peraturan dan perundangan, seakan terhempas oleh benteng tirani arogansi dan narsisme kekuasaan. Mereka gelisah, akan mengambil sikap di luar hukum yang berlaku -sebagaimana layaknya ketika merebut kemerdekaan Ibu Pertiwi dari tangan Penjajah Biadab- bukanlah sikap yang “Indonesia” sebagai putra kandung Ibu Pertiwi.
Sebuah idea cemerlang, perangi arogansi dan narsisme, dukung gerakan anti korupsi melalui Facebook ! Mengapa saya harus tidak ikut mendukung gerakan anti korupsi melalui Facebook? Kan tidak melanggar hukum !
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".