JAKARTA, KOMPAS.com — Mulai awal November 2009, semua kawasan Monas pada setiap malam harinya akan ditutup untuk kegiatan masyarakat umum.
Kebijakan itu untuk menjaga keamanan dan ketertiban di sekitar kawasan, utamanya mencegah terjadinya tindak kejahatan ataupun perbuatan mesum yang kerap dilakukan pasangan muda-mudi yang berkunjung sekaligus menjaga kebersihan dan kenyamanan alun-alun Ibu Kota.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Pusat H Idris Priyatna mengatakan, selama ini kawasan kebanggaan masyarakat Jakarta itu dibuka bebas selama 24 jam. Akibatnya, tidak jarang terjadi perbuatan mesum yang dilakukan pasangan muda-mudi.
"Pihak kami telah beberapa kali memergoki dan menangkap pelaku. Mereka bahkan ada yang datang dari daerah Bodetabek hanya untuk mengotori dan mencemari Monas," tutur H Idris Priyatna, Jumat (30/10).
Dia mengatakan, kebijakan penutupan kawasan Monas malam hari ini hanya berlangsung mulai pukul 24.00.
Selain mencegah tindak kriminal ataupun praktik mesum, juga untuk memberikan ruang waktu dan kesempatan para petugas melakukan pembersihan kawasan ruang terbuka hijau itu agar lebih indah dan nyaman.
"Pukul 04.00 Monas dibuka kembali guna memberi kesempatan bagi masyarakat yang akan melakukan kegiatan olahraga," ujar Idris.
Sebagai pengumuman terhadap para pengunjung, pihak Kantor Satpol PP Jakpus sedikitnya telah memasang tujuh spanduk berukuran cukup besar yang dibentangkan di pagar di sekeliling kawasan Monas.
Spanduk itu antara lain berisikan pemberitahuan dan larangan bagi masyarakat umum untuk memasuki kawasan pada malam hari. Diharapkan pesan lewat spanduk ini dapat dipahami semua warga.
Idris melanjutkan, pada malam Minggu (1/11) pukul 00.00 mulai bergerak mengerahkan anggota Satpol. Sedikitnya tiap malam akan dikerahkan 60 petugas yang akan menjaga dan mengawasi setiap sudut pintu masuk kawasan itu.
Idris mengakui, pada tahap awal semua pengunjung yang lewat pukul 24.00 masih berada di dalam kawasan akan diimbau untuk segera keluar.
"Ke depan jika masih ada warga yang nakal dan bertahan ataupun tidur di dalam, termasuk pengunjung masuk kawasan dengan cara menerobos pagar hutan kota, terpaksa akan ditangkap dan dibawa ke Panti Sosial Kedoya atau Pondok Bambu," kata Idris.
Belakangan ini banyak pengunjung yang masuk kawasan menerobos pagar karena memang banyak jeruji besi pagar taman itu yang tampaknya sengaja dipatahkan tangan-tangan jahil.
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".