Jasad Sriyati TKW yang tewas, akan diotopsi di RSUD dr. Sudomo Trenggalek (PrigiBeach))
Trenggalek, PrigiBeach.com
Diduga karena mengalami perlakuan kasar dan disiksa oleh majikannya di Taiwan perempuan asal Trenggalek yang menjadi Tenaga Kerja Wanita masih beberapa bulan ini akhirnya tewas. Nasib naas itu dialami Sriyati, 26, perempuan asal Dsn Ngledok Desa Tanggaran Kecamatan Pule Trenggalek. TKW ini awalnya diberangkatkan PT Jabung Perkasa Jakarta melalui UP3 Trenggalek saat pertengahan Puasa kemarin. Belum genap tiga bulan wanita malang yang bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga ini dikabarkan kepada pihak keluarganya mengalami sakit parah dan sedang menjalani perawatan di RS Dr. Sukanto Jakarta Timur sejak Minggu (11/10) lalu. Rekam medis dari rumah sakit di Jakarta itu korban mengalami serangan Typus, radang otak dan gejala TBC. Tapi maut tak dapat ditolak, hari Kamis (15/10) korban menghembuskan nafas yang terakhir. Duka keluarga korban tak terelakkan saat itu, jasadnya kemudian dibawa ke RSUD Trenggalek esoknya untuk meyakinkan penyebab kematian korban.
Dr Vonita yang menangani dan selaku pihak RSUD Dr Sudomo Trenggalek sendiri langsung melakukan otopsi dengan disaksikan petugas dari Mapolres Trenggalek. Menurutnya tidak ada atau tidak ditemukan luka memar maupun luka bekas penganiayaan. Ketika ada yang mengetahui luka yang sedikit memar pada kaki dan tangan seperti bekas pukulan, buru-buru Vonyta mengelak. Alasan Dokter senior ini, luka tersebut karena jeratan tali pocongan kain kafan korban ketika di pulangkan dari Jakarta.
Kesempatan yang sama Jaenal Arifin, 29, suami korban mengaku hanya pasrah akan musibah yang menimpa istrinya tersebut. Bahkan, sebelum meninggal dunia, ibu satu anak itu sempat mengeluh kepada Zaenal Arifin (29), suaminya, bahwa ia kekurangan makan. "Dalam telponnya, satu hari pernah hanya dikasih makan satu bungkus mie saja. Padahal, persoalannya sepele, yaitu karena salah dalam bekerja," ujar Zaenal Arifin, kepada sejumlah wartawan, Jumat (16/10/2009).
Harapan laki-laki yang bekerja serabutan ini agar pemerintah bisa mengupayakan gaji istrinya yang sampai sekarang belum diterima. Pihak keluarga berharap hak-hak Sriyati bisa diberikan, termasuk adanya tali asih dari pihak PT, sebagai PJTKI yang memberangkatkannya. Pemerintah juga sebisa mungkin membantu biaya perawatan serta obat selama Sriyati dirumah sakit. “Melas mas, dia telpon katanya selama satu bulan bekerja di sana hanya dikasih makan mie satu kali sehari saja, makanya sewaktu pulang saya lihat dia sangat kurus sekali“ ujar Jaenal mengulangi ucpannya sambil menggendong anak semata wayangnya.
Korban Sriyati TKW naas tersebut berpulang ke rahmatullah meninggalkan satu orang anak laki-laki bernama Rifan, 2,5, dan suami Jaenal Arifin. Atas persetujuan keluarga dan orang tua korban yakni Sero, 49, dan Tuminem, 42, korban di bawa pulang untuk di makamkan. Keluarga menolak untuk diotopsi ulang di RSUD dr. Sutomo Surabaya karena alasan tidak ada biaya.(pbc)
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".