"Dari temuan kita selama reses, ternyata masih banyak guru yang telah memiliki sertifikasi juga kemampuannya masih relatif rendah bahkan tidak lebih baik dari yang belum sertifikasi," katanya di Pandeglang, Kamis.
Kondisi tersebut, kata dia, karena persyaratan untuk mengikuti sertifikasi masih belum baik di antaranya persyaratan portopolio.
Menurut dia, untuk mengejar portopolio tersebut para guru berlomba-lomba mengikuti seminar, karena kegiatan itu (seminar) ditetapkan sebagai salah satu cari mendapatkan portopolio tersebut.
Untuk itu, ia berharap agar pemerintah meninjau kembali kegiatan sertifikasi tersebut atau kalau tidak memperbaiki persyaratan untuk mengikuti sertifikasi itu terutama dalam mendapatkan portopolio.
"Kalau menurut saya, para guru yang akan mengikuti ujian sertifikasi itu harus mengikuti pendidikan mutu minimal enam bulan, sehingga ketika lulus sertifikasi memiliki kemampuan lebih dan sesuai yang diinginkan," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang Undang Suhendar secara terpisah menjelaskan, para guru mengikuti seminar hanya untuk mencukupi kekurangan persyaratan untuk mendapatkan portopolio.
"Portopolio itu dipenuhi dari penilaian selama bekerja, melakukan bimbingan siswa, pendidikan dan pelatihan serta seminar," katanya.
Ia menjelaskan, bagi guru yang portopolionya telah terpenuhi kegiatannya selama menjadi guru dan melakukan bimbingan siswa tidak perlu lagi mengikuti pendidikan dan seminar.
"Jadi seminar itu sebenarnya dilakukan untuk mencukupi portopolionya, termasuk juga pendidikan dan pelatihan," ujarnya.
Undang juga menjelaskan, dari 12.000 orang guru yang ada di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, baru 2.500 yang telah sertifikasi.
"Guru yang telah sertifikasi itu telah S1 dan mengajar mulai tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat," katanya.
Dari jumlah guru yang telah sertifikasi itu, sebanyak 468 di antaranya yang lulus pada ujian sertifikasi 2009.
Terkait banyaknya guru yang belum sertifikasi, menurut dia, karena selama ini mereka belum sarjana atau tak memiliki ijazah S1 yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti tes sertifikasi itu.
"Yang 9.500 guru belum sertifkasi itu memang belum sarjana sehingga mereka tak bisa mengikuti tes sertifikasi," katanya.
Namun, lanjut dia, saat ini banyak dari para guru tersebut telah kuliah dan sudah lulus sehingga mempunyai peluang ikut ujian sertifikasi pada 2010 dan tahun-tahun selanjutnya.
Untuk kuota sertifikasi 2010, ia mengaku belum mendapatkan laporannya namun diperkirakan tidak akan jauh dari kuota 2009 yakni 468 orang.
Ia juga berharap, agar sertifikasi bagi para guru terus dilakukan sehingga ke depan semua pengajar TK, SD, SLTP dan SMA serta SMK telah bersertifikasi dan memperoleh tunjangan.
"Bagi guru yang telah sertifikasi diberikan tunjangan sehingga mereka memiliki pendapatan cukup, karena itulah kita harapkan ke depan seluruh guru mempunyai sertifikasi itu," ujarnya.
Catatan CahNdeso:
Nah, Bang Haji Miing ini ternyata jeli juga, yaaa....! Alhamdulillah, Aleg seperti Bang Haji Miing memang layak dipertahankan.
Untuk Vapak/Ibu guru, yang belum lulus sertifikasi tidak perlu berkecil hati. Allah Maha Tahu, mari kita mengabdikan diri untuk masyarakat, bukan untuk memperoleh sertifikat belaka....
Jasa Bapak/Ibu Guru sangatlah tidak terukur. Anda semua adalah pendekar yang mampu merubah warna generasi Ibu Pertiiwi... Selamat berjuang, terus berjuang..... !
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".