Foto : Drs. Anwaruddin Trenggalek (prigibeach.com) - Ujian nasional (Unas) bagi siswa SMA/MA/SMK yang digelar Maret mendatang, hanya bagian kelulusan satuan pendidikan. Karena saat ini untuk menentukan kelulusan siswa, masih dipengaruhi komponen lainnya. Sehingga Unas bukan menjadi penentu utama keberhasilan siswa. Aturan baru tersebut berdasarkan Prosedur Operasi Ujian Nasional (POS-UN) yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) 2009. Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Trenggalek, Drs. Anwaruddin menegaskan, siswa yang dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setidaknya harus memenuhi empat kriteria. Pertama, siswa harus mengikuti seluruh program sekolah dengan nilai kelakuan baik. Kedua, memperoleh minimal nilai baik untuk semua mata pelajaran, yakni agama dan ahklak mulia, kewarganegaran dan kepribadian, estetika, kesehatan jasmani.Ketiga, lulus ujian sekolah, dan keempat, lulus ujian nasional. "Berarti dengan jelas semua kriteria menjadi pertimbangan kelulusan siswa," terangnya. Ditambahkan dia, selama ini masyarakat menganggap Unas menjadi ukuran kelulusan siswa. Padahal, masih ada komponen lain yang menjadi dasar siswa bisa dikatakan lulus. Prosedur Operasi Ujian Nasional (POS-UN) menetapkan Unas dijadwalkan menjadi tiga tahap. Tahap pertama, ujian utama yang diselenggarakan 22-26 Maret 2010. Sedangkan ujian susulan diselenggarakan 29 Maret hingga 5 April 2010. Ujian susulan ini diperuntukkan bagi siswa yang berhalangan hadir dalam ujian utama. Tahap ketiga, ujian ulangan 10-14 Mei 2010. Artinya, bagi siswa yang tak lulus dan berhalangan hadir di ujian susulan dan utama, bisa mengikuti ujian ulangan. Sementara mata pelajaran yang diujikan dalam Unas, untuk kelompok IPA yakni, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, biologi, fisika, kimia, matematika. Sedangkan kelompok IPS, yakni bahasa Inggris, bahasa Indonesia, matematika, sosiologi, geografi, dan ekonomi. Dengan rata-rata nilai mata pelajaran 5,50 dimana dua mata pelajaran nilai minimal 4,00, dan untuk mata pelajaran lainnya minimal 4,25. Terpisah, Drs. Abu Mansur mengatakan, bahwa hasil Unas memang bukan penentu utama lulus tidaknya siswa, namun keberadaannya masih tetap dibutuhkan untuk mengukur kualitas SDM secara nasional. "Tanpa adanya UNAS, pendidikan di negeri ini bisa terpeta-peta, artinya tanpa ada standarisasi secara nasional. Sehingga ada kemungkinan kualitas SDM di daerah-daerah akan berada di bawah siswa di perkotaan," ujarnya. (hab) |
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".