Hari Sabtu kemarin, pukul 13.00 - 15.00 aku menghadiri acara pelantikan Modin di Balai Desaku (desa Sukowetan, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Propinsi Jawa Timur, Indonesia Raya).
Hadir dalam acara tersebut adalah Bapak Camat Karangan bersama unsur Muspika, dan semua "pejabat" di tingkat Desa. Aku termasuk salah seorang pejabat di desaku, aku Ketua RW.
Sebelumnya akhir Pebruari, aku dipilih oleh rembug desa untuk menjadi Ketua Panitia, namun dengan halus aku tolak. Aku menolak bukan karena malas mengabdi pada desa, tapi demi menunjukkan sikap bahwa aku memberi kesempatan pada yang lain untuk berkiprah. Dengan catatan, pintu rumahku terbuka lebar bagi panitia terpilih bila ingin bertamu.
Alasanku yang kedua, aku menolak, sebab tahun lalu, saat aku jadi Ketua Panitia penyaringan Perangkat Desa, banyak cibiran yang memojokkan aku: mereka menganggap aku sudah menerima sogokan dari dua perangkat yang lulus ujian. Padahal, sepeser pun aku tidak pernah terima uang suap atau uang angpao, walau hanya sebatang rokok sekalipun. Mereka yang lulus saat itu, bahkan kutolak bertamu ke rumahku dengan dalih apapun. Demi menghindari "orang lain berbuat dosa" karena diriku.
Akhirnya, ketika ujian Modin, terpilihlah sahabatku Suharis (guru SD) sebagai Ketua, Purnomo (Kadus Karangsono) sebagai Sekretaris dan Mustangin (Ketua BPD) sebagai bendahara. Mereka dibantu oleh delapan orang dari unsur RT/RW.
Pelaksanaan penjaringan dan ujian sama dengan yang telah aku lakukan bersama teman-teman dalam kepanitiaan tahun lalu. Materi dibuat oleh KUA Karangan, dengan sifat yang sangat rahasia. Aku tahu, Muhalal (Kepala KUA) Karangan, sangat disiplin dan paling berpantang dengan "main-mata", alias anti KKN.
Peserta ujian hanya dua orang, satu saudara Asruri dari Dusun Suko dan Muhammad Saefuddin dari Dusun Karangsono. Kedua-duanya memang sangat pontensial serta memiliki ilmu keagamaan Islam yang cukup bisa diandalkan. Sayangnya ada hal-hal yang sangat aku sesalkan. Ternyata dari keduanya ada yang tidak hapal sila-sila dalam Pancasila! Waduuuh..... Islam iyo Islam, Cah.... tapi kan kita hidup di Negara Indonesia?! Moshok seh ora apal Pancasila?
Sing kebangeten meneh, ketika diminta menuliskan ayat-ayat surat Al-Fatihah, ada yang lupa ayat pertamanya.... walah-walah....piye to, Kaaaang.....
Iyaaa.... apapun hasil ujian tersebut, yang jelas aku dan seluruh warga Sukowetan dengan senang hati menerima saudara Muhammad Saefuddin untuk meneruskan tugas-tugas permodinan di desaku.
Selamat menunaikan tugas Kang Ifud (Muhammad Saefudin), semoga panjenengan bisa menegakkan citra perangkat di desa kita. Kepada mBah Mukri Modin lama yang pensiunnya tertunda selama dua tahun, aku dan seluruh masyarakat desa Sukowetan menyampaikan terima kasih serta penghargaan pada panjenengan. Semoga Allah SWT meridloi amal perbuatan panjenengan berdua. Amin.....
2 Komentar:
Alhamdulilah kita mendapatkan Modin baru yang masih muda,semoga dapat mengemban amanah dengan melaksanakan tugas lebih semangat dan lebih enerjik,semoga tidak kalah dengan mbah modin Mukri yang patut diacungi 2 jempol untuk kinerjanya melayani masarakat,semoga kang iput dapat belajar banyak dari beliau dalam memberikan pelayanan pada masarakat
Aminiiiiin.......
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".