Direktur Departemen Peta di Baitul Syarq, Ir. Khalil Tufkaji, menegaskan bahwa entitas Zionis sedang menggunakan agama sebagai alasan politik, untuk menghapus akar kearaban dan keislaman dari kota al Quds dan menggantinya dengan akar Zionis. Dia menjelaskan, meskipun penjajah Zionis Israel berhasil mengusir orang-orang Palestina, khususnya warga asli al Quds, namun mereka gagal merubah karakter al Quds.
Dalam sebuah wawancaran khusus dengan koresponen Infopalestina, Rabu (21/4), Tufkaji menyatakan, Zionis menganggap kuil (sinagog) merupakan bagian dari warisan agama mereka. Agar mereka bisa menjelaskan kepada dunia bahwa al Quds bukan milik rakyat Palestina tapi milik mereka. Oleh karena itu bertambahnya pembangunan sinagog bertujuan untuk meningkatkan yahudisasi dan merusak simbol-simbol agama Islam dan kearaban kota tersebut.
Mengenai pembangunan terowongan metro (jalur kereta api bawah tanah) di bawah al Aqsha, Tufkaji menegaskan bahwa langkah Zionis Israel ini bertujuan untuk menghubungkan apa yang disebut "Jerusalem Timur dengan Jerusalem Barat". Tujuanya adalah untuk memberangus ide solusi dua negara dua ibukota. Mereka ingin mengatakan kepada dunia, bahwa al Quds adalah milik orang Yahudi saja dan tidak ada hak Palestina di dalamnya.
Dia menegaskan bahwa selama melakukan yahudisasi 42 tahun, Zionis Israel belum bisa merubah bagian-bagian besar dan banyak fitur Kota Lama dan al Quds, selain hanya kemampuannya menguasai wilayah tersebut dan mengusir warganya.
Hamas: Pembuangan Tahanan ke Gaza "Ancaman Serius"
Dalam pada itu, Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengecam keras tindakan penjajah Zionis Israel yang membuang tahanan Palestina Ahmad Sabah dari Tepi Barat ke Jalur Gaza secara paksa. Hamas mengingatkan bahwa hal itu merupakan ancaman serius langkah-langkah rasisme dan kasar terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Sebuah sumber resmi di gerakan Hamas, dalam sebuah pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh kantor penerangan gerakan, mengatakan, "Kami menolak dan mengutuk keras tindakan paksa dan sistematis yang dilakukan penjajah Zionis dengan memisahkan keluarga Palestina dan mengosongan Tepi Barat dari penduduk aslinya melalui peningkatan proyek-proyek permukiman."
Hamas menilai, "Pengusiran tahanan Ahmad Sabah ke Gaza dengan paksa adalah ancaman ancaman serius dan langkah menuju tindakan lebih rasis dan kasar terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat. Hal ini menuntut kami dan rakyat Palestina untuk merapatkan barisan dalam menghadapi penjajahan dan tindakan rasisme tersebut."
Hamas menegaskan penjajah Zionis Israel bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi. Hamas menyerukan masyarakat internasional dan semua organisasi HAM untuk mengutuk tindakan ini dan menekan penjajah Zionis
Kuwait Adukan Penodaan Makam Ma’manullah di al Quds ke PBBke PBB |
|
|
Mewakili kelompok Arab di PBB, Kuwait mengajukan pengaduan kepada masyarakat internasional soal penodaan yang dilakukan Zionis Israel terhadap pemakaman Ma’manullah di al Quds, Jum’at (23/4). Kuwait meminta dilakukan langkah segera terhadap masalah ini dan mengingatkan bahwa perkembangan seperti ini bisa mempertajam ketegangan dan sensitivitas agama di kawasan. Dubes Kuwait di PBB, Manhsur Utaibi mengirim pesan yang sama kepada Sekjen PBB Ban Ki-Mon, Ketua Majlis Umum Ali al Trikiti dan Ketua Dewan Keamanan Yukio Takazu, untuk menarik perhatian merkea terhadap masalah yang disebutnya “berbahaya” dan sangat besar urgansinya bagi kelompok Arab ini. Dalam pesannya Utaibi mengatakan, “Kelompok Arab meminta Anda semua yang terhormat untuk memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Masyarakat internasional harus mengecam dan mengutuk penodaan pemakaman Ma’manullah ini dan mengerahkan upaya untuk memaksa Zionis Israel menangguhkan pekerjaan illegal dan provokatif ini.” |
Sumber : infopalestina
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".