HEINRICH ROHRER, Ahli fisika Swiss. Reputasi ilmiahnya yang tertinggi bertalian dengan keberhasilannya menemukan mikroskop saluran penginderaan (STM). Atas karyanya yang monumental ini ia dianugerahi Hadiah Nobel Fisika di tahun 1986 bersama rekan risetnya, Gerd Bennig, dan fisikawan Jerman, Ernst Ruska, yang sukses menemukan mikroskop elektron.
Heinrich Rohrer lahir pada tahun 1933 di kota Buchs, Swiss. Ia keluar dari rahim ibunya 30 menit menyusul kelahiran saudari kembarnya. Ia dan saudara-saudaranya menjalani masa kanak-kanak di bawah kombinasi antara kebebasan, kewajiban bersekolah dan suasana kehidupan di kawasan pertanian.
Tahun 1949, bersama seluruh anggota keluarganya, ia pindah ke Zurich dan sejak itu gaya hidup perkotaan mulai ia jalani. Perkenalan Rohrer dengan fisika bersifat kebetulan. Bakat alaminya terletak di bidang bahasa klasik dan ilmu-ilmu alam dan saat ia harus mendaftar di Institut Teknologi Federasi Swiss (ETH), ia tiba-tiba merasa jatuh cinta pada fisika.
Pelajaran dasar mengenai bidang sains ini diperolehnya dari G. Busch, W. Pauli dan P. Scherrer pada tahun 1955. Di awal tahun berikutnya, ia mulai mengerjakan disertasi doktoralnya dan secara kebetulan Jorgen Lykke Olsen memberinya kepercayaan penuh untuk mengukur perubahan panjang superkonduktor-superkonduktor pada bidang-bidang magnet penghasil superkonduksi. Olsen adalah pelopor bidang ini dan ia terkenal karena kepiawaiannya melakukan pengukuran berdasarkan prinsip diskontinuitas modulus Young.
Mengikuti jejaknya, Rohrer meninggalkan prinsip pengukuran lama yang berpijak pada skala angstrom. Transducer mekanisnya sangat peka terhadap getaran dan ia bekerja hingga tengah malam. Bagi Rohrer, empat tahun masa kuliah doktoralnya ini, termasuk selingan beberapa bulan untuk mengikuti pelatihan dasar infantri Swiss, sangat mengesankan. Setelah meraih gelar Ph.D, ia memperoleh beasiswa pascadoktoral ke Universitas Rutgers, New Jersey, Amerika Serikat. Di sini, selama dua tahun, ia masuk dalam kelompok riset pimpinan Prof. Bernie Serin dan berkutat mengkaji konduktivitas panas dari logam dan dari superkonduktor tipe-II. Pada bulan Desember 1963, ia bergabung dengan Laboratorium Penelitian IBM di Ruschlikon, Swiss, setelah direktur lembaga ini, Prof. Ambros Speiser, menawarinya untuk bekerja di sana pada musim panas di tahun yang sama. Selisih empat bulan antara datangnya tawaran dan keputusannya untuk menerima tawaran itu ia pergunakan untuk berkeliling Amerika dari kemah ke kemah. Dua tahun pertamanya di Ruschlikon ia isi dengan mempelajari ketahanan magnetis sistem Kondo pada bidang magnetik berdetak.
Di akhir 1960-an, Keith Blazey mengajaknya untuk meneliti bahan antiferomagnetik yang bernama GdAIO3. Ia setuju dan mulailah kemudian sebuah kerjasama yang rapi dan menyenangkan mengenai diagram fase magnetik yang kemudian membawa Rohrer ke bidang fenomena kritis. Periset yang paling awal membedah fenomena ini di Ruschlikon adalah K. Alex Muller. Muller mendorong Rohrer terlibat di jalur itu melalui serangkaian riset yang terfokus pada fenomena kritis rangkap 2, rangkap 4 dan bidang acak. Bagi Rohrer, masa-masa penelitian itu sangat menyenangkan. Ia menikmatinya dengan tulus seraya mensyukuri hadirnya banyak rekan yang tak berat hati mengajarinya aspek-aspek baru dunia fisika. Khusus dengan mitra risetnya, Gerd Bennig, ia melangkah secara signifikan menuju jalur eksperimen baru yang menghasilkan banyak temuan baru pula.
Dalam kurun waktu 1974-1975, Rohrer menggunakan cuti panjangnya untuk bekerja di Universitas California, Santa Barbara, bersama Vince Jaccarino dan Alan King. Bersama keduanya, ia meriset masalah resonansi magnetik nuklir. Di sini temuan terpenting yang dicapai Rohrer adalah sebuah solusi yang memuaskan mengenai titik kritis rangkap 2 dari bahan baku antiferomagnetik bernama MnF2. Ia bersama King dan Jaccarino mempatenkan temuan-temuan penting di sepanjang riset itu dan menikmati jumlah uang yang lumayan dari penjualan hak tersebut. Setelah cuti panjangnya ke Amerika habis, Rohrer kembali ke Lab IBM di Ruschlikon. Ia terus bekerja di sini hingga banyak tahun berikutnya.
Rohrer menikah dengan Rose-Marie Egger di tahun 1961 dan mempunyai dua anak—Doris dan Ellen—dari perkawinan ini. Bagi dirinya, ikatan seumur hidupnya dengan Egger berikut dua putrinya yang lahir dari perikatan ini merupakan faktor penyeimbang bagi sisi hidupnya yang konsisten dan serius sebagai ilmuwan.
(Dari berbagai sumber/PonijoPutra, foto : abc.net)
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".