Akhir-akhir ini, kasus aborsi semakin marak diberitakan oleh media massa. Namun sesungguhnya fakta kejahatan kemanusiaan ini yang berhasil diungkap oleh para wartawan dan kepolisian, hanyalah sebagian kecil dari peristiwa aborsi yang terjadi di muka bumi.
Pengguguran kandungan (aborsi) biasanya dilakukan oleh pasangan (bukan suami isteri) atau oleh seorang perempuan yang merasa tersiksa atas kehamilannya. Mereka terbebani karena berbagai alasan. Janin yang dibunuh pada umumnya adalah hasil dari hubungan gelap. Alasan mereka melakukan aborsi justru akan menimbulkan masalah baru yang lebih rumit dan besar sekali akibatnya dibanding dengan kehamilan itu.
Bagi setiap wanita yang beriman dan percaya pada hari pembalasan, percaya tentang adanya dosa dan pahala, tentunya akan berpikir berulang kali untuk menggugurkan kandungannya atau membunuh janin yang sedang dikandungnya. Kendati demikian, karena alasan malu atau harga diri yang lebih mencuat ketimbang suara hati nurani, perbuatan kejam tetap mereka lakukan. Harga diri di hadapan keluarga dan masyarakat mereka anggap jauh lebih bernilai dibandingkan nyawa janin yang tak berdosa, meski janin itu hasil dari perjinahan,
Sumber perilaku kriminal yang satu ini sesungguhnya berangkat dari pikiran dan tindakan seseorang yang senantiasa berhalusinasi betapa nikmat dan indahnya sex dan hubungan suami isteri di luar nikah. Pornografi dan perjinahan yang terlokalisir maupun yang terselubung di berbagai tempat-tempat mewah memicu aktivitas sex yang tidak semestinya. Sementara hubungan remaja berlain jenis pun nampaknya sudah abnormal, melewati ambang batas kesusilaan. Kasus-kasus ini bukan saja terbatas pada mereka, remaja, lelaki dan perempuan, yang dalam keluarganya masih minim pengamalan religinya. Bahkan tak jarang terjadi perjinahan di lingkungan yang tak selayaknya terjadi, semisal sekolah dan pondok pesantren.Terlebih lagi dengan makin terbukanya akses telekomunikasi/ informasi dan teknologinya. Situs-situs porno, foto-foto bugil, film-film tabu, sajian visualisasi berbagai piranti telemedia, seakan menjadi pupuk yang menyuburkan gairah nafsu sex terlarang.
Adakah dunia memang sudah mendekati kehancuran moralitas, memasuki awal tenggelamnya nilai-nilai religi dan kembali pada peradaban di mana penutup aurat sudah tidak lagi dianggap penting?Stop Pornografi! Stop Perjinahan! Sebaiknya bukan sekedar slogan dan topeng untuk tampil beda. Dengan kedua sikap itu ada dalam diri kita masing-masing, Insyaallah berarti kita sudah ikut mencegah tindakan aborsi. Setidaknya untuk diri sendiri dan keluarga. Lihatlah, betapa tragisnya foto-foto janin tak berdosa yang tayang di halaman ini. Tidakkah para wanita yang hamil menyadari bahwa tindakan aborsi bukanlah solusi untuk menjaga prestise dan kehormatan diri???
Sumber foto : jendralberita.






23.57
Lina CahNdeso




Posted in: 






![Validate my RSS feed [Valid RSS]](valid-rss-rogers.png)





0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".