Aturan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang selama ini diberlakukan di daerah Kabupaten Trenggalek, akan segera ditinjau ulang. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Dr. Ubaidillah. Peninjauan ulang aturan tersebut akan membuka peluang adanya warga yang sekarang menikmati dana Jamkesmas, nantinya tidak lagi mendapatkan subsidi pemerintah dalam pelayanan kesehatan keluarganya. Mengapa demikian?
Foto : Suwignyo, tatap matanya hampa, tanpa masa depan, inilah contoh warga yang layak dapat Jamkesmas. Baca Jamkesmas Belum Maksimal.
Perubahan aturan Jamkesmas ini merupakan peringatan keras bagi penerima di Kabupaten Trenggalek yang namanya masuk dalam Jamkesmas. Bagi mereka yang kedapatan memiliki motor serta HP, Dinas Kesehatan Trenggalek langsung mencoretnya dari daftar Jamkesmas, demikian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek Dr Ubiadilah menegaskan sebagaimana dirilis oleh prigibeach.com, Senin (19/7).
Dikatakannya, kebijakan itu muncul setelah Dinas Kesehatan mendapati banyak warga yang menjadi peserta Jamkesmas ternyata memiliki motor serta HP. Kasusnya terjadi saat tim dari Dinkes berkunjung ke Puskesmas. Saat itu, tim menemukan salah satu pasien Jamkesmas yang sedang berobat membawa motor dan HP.
"Jelas ndak pas. Punya motor, punya HP kok masuk Jamkesmas," papar Ubed sapaan dokter kawakan yang satu ini. Ubed beralasan, jikalau pasien Jamkesmas memiliki motor, handphone atau sejenisnya, dapat dipastikan yang bersangkutan secara financial mampu. Kalau dihitung, biaya perawatan motor, HP serta barang lainnya jauh lebih besar daripada biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.
"Kalau yang begitu, ndak berhak dapat Jamkesmas. Bandingkan, besar mana biaya operasional motor dan HP dengan biaya berobat ke puskesmas ? " tukasnya.
Dari itulah, pria yang sebelumnya menjabat staf ahli ini akan melakukan seleksi ulang penerima jamkesmas di Kabupaten Trenggalek secara menyeluruh. Hal tersebut dilakukan agar jamkesmas nantinya diterima oleh masyarakat yang benar-benar kurang mampu.
"Secepatnya kita lakukan. Biar sasarannya ndak melenceng," terang Ubed. Teknisnya, lanjut Ubed, Dinas Kesehatan melalui petugas puskesmas akan menanyakan kepada setiap pasien jamkesmas apakah memiliki nomor HP yang bisa dihubungi. Serta beberapa cara lain yang untuk sementara hanya diketahui oleh petugas puskemas.
"Sudah kita rencanakan. Semoga saja berhasil," jelasnya. Baru setelah itu, Dinkes akan memberikan tanda pada data penerima jamkesmas bersangkutan. Apabila pada saat kroscek ulang diketahui memiliki handphone maupun sepeda motor, Dinkes tidak segan-segan untukmencoretnya dari daftar penerima jamkesmas maupun jamkesda."Kita tegas. Terbukti, kita coret," tegas Ubed.
Dikatakannya, kebijakan itu muncul setelah Dinas Kesehatan mendapati banyak warga yang menjadi peserta Jamkesmas ternyata memiliki motor serta HP. Kasusnya terjadi saat tim dari Dinkes berkunjung ke Puskesmas. Saat itu, tim menemukan salah satu pasien Jamkesmas yang sedang berobat membawa motor dan HP.
"Jelas ndak pas. Punya motor, punya HP kok masuk Jamkesmas," papar Ubed sapaan dokter kawakan yang satu ini. Ubed beralasan, jikalau pasien Jamkesmas memiliki motor, handphone atau sejenisnya, dapat dipastikan yang bersangkutan secara financial mampu. Kalau dihitung, biaya perawatan motor, HP serta barang lainnya jauh lebih besar daripada biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.
"Kalau yang begitu, ndak berhak dapat Jamkesmas. Bandingkan, besar mana biaya operasional motor dan HP dengan biaya berobat ke puskesmas ? " tukasnya.
Dari itulah, pria yang sebelumnya menjabat staf ahli ini akan melakukan seleksi ulang penerima jamkesmas di Kabupaten Trenggalek secara menyeluruh. Hal tersebut dilakukan agar jamkesmas nantinya diterima oleh masyarakat yang benar-benar kurang mampu.
"Secepatnya kita lakukan. Biar sasarannya ndak melenceng," terang Ubed. Teknisnya, lanjut Ubed, Dinas Kesehatan melalui petugas puskesmas akan menanyakan kepada setiap pasien jamkesmas apakah memiliki nomor HP yang bisa dihubungi. Serta beberapa cara lain yang untuk sementara hanya diketahui oleh petugas puskemas.
"Sudah kita rencanakan. Semoga saja berhasil," jelasnya. Baru setelah itu, Dinkes akan memberikan tanda pada data penerima jamkesmas bersangkutan. Apabila pada saat kroscek ulang diketahui memiliki handphone maupun sepeda motor, Dinkes tidak segan-segan untukmencoretnya dari daftar penerima jamkesmas maupun jamkesda."Kita tegas. Terbukti, kita coret," tegas Ubed.
Pernyataan dari Kadis Kesehatan itu menurut beberapa kalangan memang bisa dilaksanakan bahkan selayaknya segera diterapkan. Kenyataan di lapangan, banyak Kepala Desa yang "terpaksa" menerbitkan rekomendasi agar warganya diikutkan dalam Jamkesmas. Padahal, secara finansial warga tersebut bisa dibilang di atas garis kemiskinan. Kesalahan bukan dari Kepala Desa, melainkan sang warga yang "ngotot" minta dirinya dianggap "miskin" demi memperoleh hak subsidi dari Pemerintah.
Bayangkan! Ada warga yang di rumahnya terdapat televisi 24" lengkap dengan reciever digital dan antene parabola, tersedia dua buah sepeda motor, ada Handphone, dan kondisi rumah pakai lantai keramik berpagar besi, ternyata juga "ngemis-ngemis" pada Kepala Desa agar bisa menerima Jamkesmas saat anaknya jatuh sakit.
Kendati demikian, CahNdeso berharap apabila aturan menyangkut siapa yang berhak dan tidak untuk jadi peserta Jamkesmas/Jamkesda akan dirubah, kiranya petugas sortirnya harus betul-betul netral dan tidak "pilih-pilih tebu". Ketika sang warga adalah sanak famili atau tetangga dekat sang petugas, maka warga itu akan diloloskan, tidak peduli dia termasuk golongan mampu. Artinya, hendaknya pemerintah menunjuk petugas yang mampu bersikap jujur, adil, tegas dan bertanggungjawab. Sehingga warga yang senasib Suwignyo yang kesembuhannya terkatung-katung tidak bertambah banyak.
Mudah-mudahan harapan CahNdeso itu didukung pula oleh rekan-rekan di seluruh kawasan Trenggalek tercinta......
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".