Jalan raya di kotaku yang terkenal dengan "tempe kripik" ini memang sungguh memprihatinkan. Sepanjang tahun, sepanjang jalan raya selalu saja direcoki dengan rambu-rambu "Hati-hati Ada Perbaikan Jalan!". Itu artinya, sepanjang musim apa saja, jalan-jalan di Trenggalek ini selalu mengalami perbaikan -yang menurut Pemkab, biasa disebut pembangunan!
Benarkah? Memang betul, tapi tidak menyenangkan bagi warga pengguna jalan seperti aku dan banyak lagi yang lainnya. Bayangkan saja, mulai jembatan Ngasinan ke selatan sampai gapura Kota Trenggalek arah Tulungagung, jalannya bolak-balik ditambal sulam, diperbaiki, diperlebar, ditambah selokan, diberi trotoar. Kukatakan bolak-balik, karena memang demikian kenyataannya. Dari pertigaan Jarakan sampai Pule-Dongko-Panggul, aspalnya juga mirip baju rombeng yang biasa dipakai tuna wisma. Dan sepanjang musim para pekerja seolah berlomba menambal, menyulam lobang-lobang aspal di sana. Adakah perawatan, pemeliharaan infrastruktur di kotaku ini sudah direncanakan dengan profesional dan terdesain sesuai dengan topografi daerah ini!? Ataukah para pekerja Bina Marga (maksudku para kontraktor/pemborong kerjanya) memang sengaja mengurangi kualitas pekerjaannya, sehingga sepanjang tahun harus menambal sulam jalan-jalan ini pada lokasi yang sama atau yang hampir berdekatan?!
Lihatlah, jalan sepanjang lebih dari 28 kilometer yang menghubungkan Kecamatan Kampak dengan Kecamatan Munjungan, kondisinya juga sangat memprihatinkan. Hampir seluruh badan jalan berlobang. Kondisi tersebut mengakibatkan arus perkonomian terganggu. Rusaknya jalan yang merupakan satu-satunya jalur Kampak-Munjungan sudah lebih dari tiga bulan terjadi. Disebabkan banjir bandang yang menerjang dua wilayah ini sekitar awal Mei lalu. Namun, hingga saat ini sama sekali belum ada penanganan dari pemerintah daerah setempat.
Bahkan ada beberapa titik diantaranya terdapat lobang yang dalamnya mencapai sekitar setengah meter. Akibatnya, jalan tersebut tidak bisa dilewati kendaraan jenis sedan. Takut terjadi kecelakaan, beberapa warga memilih untuk melewati jalur lain. Yakni, lewat wilayah Kecamatan Dongko yang kondisi jalanya relative lebih baik. Walaupun dengan catatan lebih jauh dengan mengeluarkan biaya lebih besar.
Kapan iya... jalan-jalan di kotaku ini bisa dinikmati sambil santai tanpa rasa khawatir terjerembab lobang atau "geronjalan"?!
3 Komentar:
bener bang...coba anda lewat jalur suruh-panggul...persis kayak jaman kerajaan...orang hamil bisa langsung keguguran..saya juga heran kenapa kok hanya ditembel sana - sini...
bener bang...coba anda lewat jalur suruh-panggul...persis kayak jaman kerajaan...orang hamil bisa langsung keguguran..saya juga heran kenapa kok hanya ditembel sana - sini...
@mas kaboel: mudah2an dalam 5 tahun ke depan, dibawah kendali MK, jalan2 di daerah kita bisa lebih baik.. Sehingga wanita hamil yg lewat jalan raya bisa melahirkan normal.. Amin
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".