SAID KELANA, dikenal sebagai sosok Musikus, penyanyi, artis film merangkap sutradara sekaligus manajer. Ia membuat band anak yang pertama di Indonesia bernama “The Kids”, dengan personel anak-anaknya sendiri. Said Kelana populer sebagai seorang terompetis yang pernah mendapat julukan "terompet Maut".
Said Kelana lahir di Yogyakarta 19 Agustus 1909. Ayahnya berasal dari Madura, sementara sang ibu asli Italia. Said Kelana tumbuh menjadi pribadi yang tampan, bertubuh kekar, keras, disiplin. Watak keras dan disiplin tinggi itu ia yakini berasal dari darah ibunya. Sejak kecil ia suka berdandan, penampilannya rapi dan pergaulannya lebih banyak bersama gadis-gadis.
Pendidikan terakhirnya HBS. Setamat HBS ia langsung bekerja sebagai pemusik, penyanyi dan terjun ke dunia film sebagai artis. Berawal dari perannya sebagai pemain film, Said mulai merambah ke posisi sutradara. Pada kurun tahun 1942 hingga 1950-an, nama Said Kelana begitu terkenal di seluruh Indonesia.
Selama Perang Dunia II Said Kelana melawat ke Amerika Serikat (AS) bersama kelompok sandiwara Dardanella bersama dengan Anjar Asmara, Bachtiar effendi, Rempo Urip. Dardanella g saat itu sudah terkenal sampai ke luar ngeri. Ketika aktif menjadi personel Dardanella inilah ia bertemu dengan wanita pujaan hatinya Dewi Mada, yang lantas dinikahinya. Tak lama kemudian, Murbawati (bukan Wassy/CahNdeso) buah hatinya lahir di Jakarta, tanggal 15 mei 1948. Murbawati sekarang (editing saya terakhir, hari ini 27 Pebruari 2011) bertempat tinggal di kota Banjarmasin.
Di negeri Uncle Sam ia tinggal di Hollywood dan sempat membuat film "Bulu" yang dimainkan oleh putrinya Bachtiar Effendi, lalu membuat lagi film "Karena Dicium" sekitar tahun tiga puluhan. Kemudian ia juga pernah menjadi tukang tempel kertas sardencis di Manhattan (USA), dan kumpul dengan orang-orang Jawa. Di sini dia belajar musik yang khusus disediakan untuk orang-orang yang nganggur. Dalam kesempatan ini ia berkenalan dengan Prof. Wilian Singer (Negro). Kemudian ia diberi pekerjaan pada sebuah band yang bisa main 6 sampai 9 orang, ia mendapat gaji $ 100 untuk 4 jam setiap malam.Pulang dari Amerika Serikat, Said mendapati bahwa di tanah air sedang terjadi perang Revolusi Kemerdekaan. Bersama kelompoknya, ia dimanfaatkan untuk menghibur tentara Indonesia di front depan. Pada tahun 1948 Said Kelana ditangkap Belanda di Cirebon. Tragedi itu berlanjut dengan meninggalnya sang istri Dewi Mada lalu disusul mertuanya yang juga menghadap Yang Maha Kuasa.
Sepeninggal Dewi Mada, Said menikah sampai beberapa kali, dan memperoleh lima orang keturunan. Dengan demikian ia memiliki enam orang buah hati. Kendati kurang harmonis dalam menjalin hubugan dengan istrinya, Said Kelana amat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Band The Kids dibentuk Said Kelana tahun 1967 yang terdiri dari Idham, Iromi dan Lidya. Di awal 1970-an, masyarakat di Tanah Air kepincut dengan gaya bermusik dan menyanyi mereka ketika tergabung dalam The Kids yang kemudian berubah menjadi Kids Brothers saat Imaniar, Inang dan Iwang bergabung.
Said yang pensiunan tentara Kodam Jaya begitu keras mendidik keenam putra-putrinya dalam bermain musik. Niar sudah dilatih bernyanyi serta bermain saksofon dan terompet sejak umur empat tahun. Kala itu ada yang menyamakan mereka sebagai The Osmond Family-nya Indonesia.
Pada tahun 1980-an nama band itu diubah menjadi “The Big Kids”. Lagu-lagu yang mereka bawakan merupakan hasil ciptaan Said sendiri. Said begitu disiplin mendidik anak-annaknya dalam menguasai panggung musik. Mereka bisa bermain musik melebihi kemampuan orang dewasa. Namun demikian Said Kelana tak lantas menelantarkan pendidikan anak-anaknya. Ia sangat mendorong agar putra-putrinya rajin sekolah disamping giat bermusik sekaligus bermain sandiwara.
Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai anak-anaknya adalah bahasa. Semua putra-putri Said Kelana mengusai bahasa Indonesia dengan baik dan lihai berbahasa asing seperti Inggris, Perancis, Cina, Arab dan Belanda. Pendidikan anak-anaknya itu tak pernah terhenti kendati Said Kelana pernah tertimpa musibah.
Ia mengalami rugi besar yang menguras hartanya senilai Rp 400 juta. Uang itu amblas lantaran ia terlalu berambisi membuat film. Lima buah film dibuatnya sekaligus, dan sialnya kelima-limanya tak ada yang selesai.
Said Kelana lahir di Yogyakarta 19 Agustus 1909. Ayahnya berasal dari Madura, sementara sang ibu asli Italia. Said Kelana tumbuh menjadi pribadi yang tampan, bertubuh kekar, keras, disiplin. Watak keras dan disiplin tinggi itu ia yakini berasal dari darah ibunya. Sejak kecil ia suka berdandan, penampilannya rapi dan pergaulannya lebih banyak bersama gadis-gadis.
Pendidikan terakhirnya HBS. Setamat HBS ia langsung bekerja sebagai pemusik, penyanyi dan terjun ke dunia film sebagai artis. Berawal dari perannya sebagai pemain film, Said mulai merambah ke posisi sutradara. Pada kurun tahun 1942 hingga 1950-an, nama Said Kelana begitu terkenal di seluruh Indonesia.
Selama Perang Dunia II Said Kelana melawat ke Amerika Serikat (AS) bersama kelompok sandiwara Dardanella bersama dengan Anjar Asmara, Bachtiar effendi, Rempo Urip. Dardanella g saat itu sudah terkenal sampai ke luar ngeri. Ketika aktif menjadi personel Dardanella inilah ia bertemu dengan wanita pujaan hatinya Dewi Mada, yang lantas dinikahinya. Tak lama kemudian, Murbawati (bukan Wassy/CahNdeso) buah hatinya lahir di Jakarta, tanggal 15 mei 1948. Murbawati sekarang (editing saya terakhir, hari ini 27 Pebruari 2011) bertempat tinggal di kota Banjarmasin.
Di negeri Uncle Sam ia tinggal di Hollywood dan sempat membuat film "Bulu" yang dimainkan oleh putrinya Bachtiar Effendi, lalu membuat lagi film "Karena Dicium" sekitar tahun tiga puluhan. Kemudian ia juga pernah menjadi tukang tempel kertas sardencis di Manhattan (USA), dan kumpul dengan orang-orang Jawa. Di sini dia belajar musik yang khusus disediakan untuk orang-orang yang nganggur. Dalam kesempatan ini ia berkenalan dengan Prof. Wilian Singer (Negro). Kemudian ia diberi pekerjaan pada sebuah band yang bisa main 6 sampai 9 orang, ia mendapat gaji $ 100 untuk 4 jam setiap malam.Pulang dari Amerika Serikat, Said mendapati bahwa di tanah air sedang terjadi perang Revolusi Kemerdekaan. Bersama kelompoknya, ia dimanfaatkan untuk menghibur tentara Indonesia di front depan. Pada tahun 1948 Said Kelana ditangkap Belanda di Cirebon. Tragedi itu berlanjut dengan meninggalnya sang istri Dewi Mada lalu disusul mertuanya yang juga menghadap Yang Maha Kuasa.
Sepeninggal Dewi Mada, Said menikah sampai beberapa kali, dan memperoleh lima orang keturunan. Dengan demikian ia memiliki enam orang buah hati. Kendati kurang harmonis dalam menjalin hubugan dengan istrinya, Said Kelana amat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Band The Kids dibentuk Said Kelana tahun 1967 yang terdiri dari Idham, Iromi dan Lidya. Di awal 1970-an, masyarakat di Tanah Air kepincut dengan gaya bermusik dan menyanyi mereka ketika tergabung dalam The Kids yang kemudian berubah menjadi Kids Brothers saat Imaniar, Inang dan Iwang bergabung.
Said yang pensiunan tentara Kodam Jaya begitu keras mendidik keenam putra-putrinya dalam bermain musik. Niar sudah dilatih bernyanyi serta bermain saksofon dan terompet sejak umur empat tahun. Kala itu ada yang menyamakan mereka sebagai The Osmond Family-nya Indonesia.
Pada tahun 1980-an nama band itu diubah menjadi “The Big Kids”. Lagu-lagu yang mereka bawakan merupakan hasil ciptaan Said sendiri. Said begitu disiplin mendidik anak-annaknya dalam menguasai panggung musik. Mereka bisa bermain musik melebihi kemampuan orang dewasa. Namun demikian Said Kelana tak lantas menelantarkan pendidikan anak-anaknya. Ia sangat mendorong agar putra-putrinya rajin sekolah disamping giat bermusik sekaligus bermain sandiwara.
Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai anak-anaknya adalah bahasa. Semua putra-putri Said Kelana mengusai bahasa Indonesia dengan baik dan lihai berbahasa asing seperti Inggris, Perancis, Cina, Arab dan Belanda. Pendidikan anak-anaknya itu tak pernah terhenti kendati Said Kelana pernah tertimpa musibah.
Ia mengalami rugi besar yang menguras hartanya senilai Rp 400 juta. Uang itu amblas lantaran ia terlalu berambisi membuat film. Lima buah film dibuatnya sekaligus, dan sialnya kelima-limanya tak ada yang selesai.
Cacatan: Diedit terakhir, 27 Pebruari 2011, dengan masukan koreksi dari cucu Said Kelana. Kendati profil cucu Said Kelana ini belum jelas, namun menghormati Yanti Mahda alias iyenk borneo, saya edit artikel ini. Semoga Yanti Mahda alias iyenk borneo bersedia alias sudi menghubungi saya melalui e-mail. Good bless you, Guys.
Dari berbagai sumber. Foto : jakarta.go.id
Jangan lupa baca juga :
- Titiek Puspa, Sang Diva Musisi
- Said Effendi, Penyanyi Melayu Yang Sangat Digandrungi
- AT Mahmud, Pencipta Lagu Anak-anak
- Gesang, Sang Maestro Bengawan Solo
- Usmar Ismail, Pionir Perfilman Indonesia
- Christine Hakim Mengukir Prestasi Internasional
- Tuti Indra Malaon, Artis Cantik Berbakat
6 Komentar:
salam sahabat
ehm baru tahu mas..pean iki kok kreativ postingnnya unik hehehe
@Dhana: Salam silaturahmi, awalnya blog ini bertujuan untuk mengekspos Trenggalek, kok. Namun just a simple blog now. Makasih dah mampir...
salam....
saya adalah salah satu cucu dari said kelana dari istrinya Dewi mada . sedikit memberi masukan,anak dari dewi mada dan said kelana adalah Murbawati yg lahir dijakarta 15 mei 1948 tidak lama setelah itu nenek saya meninggal ditahun yg sama. mohon maaf koreksi sedikit bahwa nama anak beliau bukan wassy tapi wati (murbawati) yg sekarang berada di banjarmasin.
terimakasih sebelumnya..dengan adanya info ini saya bs tau byk ttg nenek & kakek saya.
salam hormat
Yanti mahda( iyenk borneo )
iyenk : Salam sahabat. Terima kasih telah sudi mampir di pondok CahNdeso. Mun ikam cucu Said Kelana dari bini sidin ngaran Dewi Mada, maka koreksi ikam Insyaallah pasti bujur. Langsung, kuedit artikel ini. Makasih, laaah...
Terimakasih Bapak... saya sedang mengumpulkan foto - foto mengenai Dewi mada... namun byk foto2 yg sudah rusak... klo bisa diedit nanti saya krmkan.... trims
@ iyenk: Terimkasih kembali, mudah-mudahan foto-foto Dewi Mada bisa diedit. Dan kalau selesai, bisa andika posting di profil blogger andika. Kemudian akan saya 'ambil' untuk melengkapi data riwayat hidup Said Kelana ini. Andika bisa juga menghubungi email saya linacahndeso91[at]yahoo.com. Salam sahabat...
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".