Sebagai seorang pengagum Abu Bakar Ba'asyir, saya mencoba mencari tahu dan ingin mengenal lebih dekat sosok Da'i kharismatik ini. Dari sekian banyak tokoh Islam, dia termasuk salah seorang yang paling saya kagumi, sebagaimana saya mengagumi KH Agus Salim, Buya Hamka dan Gus Dur.
Abu Bakar Ba'asyir bin Abu Bakar Abud, biasa juga dipanggil Ustadz Abu dan Abdus Somad , lahir di Jombang, Jawa Timur, 17 Agustus 1938; seorang tokoh Islam Indonesia keturunan Arab. Ba'asyir pernah memimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan menjadi salah seorang pendiri Pondok Pesantren Al Mu'min. Berbagai badan intelijen menuduh Ba'asyir sebagai kepala spiritual Jemaah Islamiyah (JI), sebuah grup separatis militan Islam yang mempunyai kaitan dengan al-Qaeda.Walaupun Ba'asyir membantah menjalin hubungan dengan JI atau terorisme.
Abu Bakar Ba'asyir adalah Ketua Anshorut Tauhid, karenanya pada Senin (9/8) dini hari Abu Bakar Baasyir ditangkap Densus 88 di Tasikmlaya, Jawa Barat. Penangkapan Abu Bakar Ba'asyir sesaat setelah mantan Ketua Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) ini memberikan ceramah di tiga wilayah Jawa Barat yakni Bandung, Ciamis dan Tasikmalaya.
Sebelumnya, karena tudingan terorisme pula, Abu Bakar Baasyir sempat mendekam di penjara selama 2,6 tahun yakni pada pada 3 Maret 2005, terkait sangkaan konspirasi aksi bom bali pada 12 Oktober 2002. Kini, di Bumi Pasundan, Abu Bakar Baasyir kembali dicokok seusai mengisi ceramah. Drama penangkapan Abu Bakar Baasyir terjadi ketika rombongan dalam perjalanan pulang ke Solo, Jawa Tengah.
Sosok Abu Bakar Ba'asyir memang kerap menjadi sasaran aparat kepolisian dengan tudingan aksi terorisme di Indonesia. Semenjak masa keemasan Orde Baru, Abu Bakar Ba'asyir lekat dengan gerakan islam radikal dimulai pada 1983 saat dirinya bersama Abdullah Sungkar dituding sebagai kelompok yang menolak asas tunggal Pancasila. Ia dituding menghasut santrinya untuk tidak memberikan hormat pada Sang Saka Dwi Warna. Dalam kasus ini ia bersama Abdullah Sungkar divonis tahanan selama 9 tahun.
Pada awal 1985, saat kasusnya masuk kasasi dan masih menjalani tahanan rumah, Abu Bakar Ba'asyir bersama Abdullah Sungkar melarikan diri ke Malaysia. Di negeri jiran itu, Abu Bakar Ba'asyir mendirikan Jamaah Islamiyah (JI). Khawatir akan eksistensi organisasi ini, Amerika Serikat mengkaitkan Jamaah Islamiyah dengan gerakan al-Qaeda pimpinan Usamah Bin Laden.
Tahun 1999, Abu Bakar Baasyir kembali ke Indonesia dan membentuk Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Dilanjutkan September 2008 membentuk Jamaah Anshorut Tauhid. Jamaah ini dibentuk sebagai bentuk revisi atas gerakan MMI yang menurut Abu Bakar Ba'asyir menyimpang karena mengenal sistem periodesasi Amir.
Dalam perkembangannya, aparat kepolisian mengungkap jaringan terorisme di sejumlah daerah di Indonesia seperti Jatiasih Bekasi, Temanggung, Pamulang, Banten, Subang, Bandung, Wonosobo. Kepolisian Republik Indonesia mengidentifikasi, dari pihak-pihak yang diduga terkait kasus terorisme merupakan anggota Jamaah Anhsorut Tauhid, jemaah yang dipimpin oleh Abu Bakar Ba'asyir.
Menurut pengamat intelejen Dynno Chressbon, yang dilansir inilah.com penangkapan Abu Bakar Ba'asyir oleh aparat kepolisian bisa dikarenakan sejumlah tempat yang diidentifikasi sebagai sarang kelompok terorisme acap melakukan kontak dengan Abu Bakar Ba'asyir.
"Saya kira penangkapan Abu Bakar Baasyir untuk mengkonfrontasi keterangan pihak yang ditangkap terkait kasus terorisme," ujarnya ketika dihubungi inilah.com. Meski demikian, Dynno meyakini, sulit mengaitkan secara langsung keterlibatan Abu Bakar Ba'asyir dengan sejumlah temuan aparat kepolisian dalam pengungkapan aksi terorisme di sejumlah daerah.
"Saya kira kepolisian akan mengalami kesulitan mengaitkan langsung keterlibatan Abu Bakar Ba'asyir secara langsung dengan oknum anggota Jamaah Anhsorut Tauhid," tegasnya. Menurut dia, sudah menjadi konsensi bagi organisasi gerakan bawah tanah atau sel untuk menyembunyikan garis komando pemimpin tertinggi dengan kader yang ada di bawah.
"Saya pikir sistem organisasi sel, yang dianut bukan hanya oleh kelompok terorisme saja tapi oleh pejuang kemerdekaan. Pada posisi ini, menurut saya pengakuan tersangka tidak cukup membuktikan secara langsung keterlibatan Abu Bakar Baasyir dalam kasus terorisme," cetusnya.
Sebagai muslim yang menghormati dan mengagumi Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, saya berdoa semoga ummat Islam Indonesia tidak terprovokasi penangkapan Beliau, sehingga kedamaian, kekhusyu'an Bulan Suci Ramadhan ini tidak ternodai. Serta mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan kepada Beliau, dan aparat penegak hukum tetap konsisten pada peraturan perundangan yang berlaku di negeri ini. (dari berbagai sumber)
Pada awal 1985, saat kasusnya masuk kasasi dan masih menjalani tahanan rumah, Abu Bakar Ba'asyir bersama Abdullah Sungkar melarikan diri ke Malaysia. Di negeri jiran itu, Abu Bakar Ba'asyir mendirikan Jamaah Islamiyah (JI). Khawatir akan eksistensi organisasi ini, Amerika Serikat mengkaitkan Jamaah Islamiyah dengan gerakan al-Qaeda pimpinan Usamah Bin Laden.
Tahun 1999, Abu Bakar Baasyir kembali ke Indonesia dan membentuk Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Dilanjutkan September 2008 membentuk Jamaah Anshorut Tauhid. Jamaah ini dibentuk sebagai bentuk revisi atas gerakan MMI yang menurut Abu Bakar Ba'asyir menyimpang karena mengenal sistem periodesasi Amir.
Dalam perkembangannya, aparat kepolisian mengungkap jaringan terorisme di sejumlah daerah di Indonesia seperti Jatiasih Bekasi, Temanggung, Pamulang, Banten, Subang, Bandung, Wonosobo. Kepolisian Republik Indonesia mengidentifikasi, dari pihak-pihak yang diduga terkait kasus terorisme merupakan anggota Jamaah Anhsorut Tauhid, jemaah yang dipimpin oleh Abu Bakar Ba'asyir.
Menurut pengamat intelejen Dynno Chressbon, yang dilansir inilah.com penangkapan Abu Bakar Ba'asyir oleh aparat kepolisian bisa dikarenakan sejumlah tempat yang diidentifikasi sebagai sarang kelompok terorisme acap melakukan kontak dengan Abu Bakar Ba'asyir.
"Saya kira penangkapan Abu Bakar Baasyir untuk mengkonfrontasi keterangan pihak yang ditangkap terkait kasus terorisme," ujarnya ketika dihubungi inilah.com. Meski demikian, Dynno meyakini, sulit mengaitkan secara langsung keterlibatan Abu Bakar Ba'asyir dengan sejumlah temuan aparat kepolisian dalam pengungkapan aksi terorisme di sejumlah daerah.
"Saya kira kepolisian akan mengalami kesulitan mengaitkan langsung keterlibatan Abu Bakar Ba'asyir secara langsung dengan oknum anggota Jamaah Anhsorut Tauhid," tegasnya. Menurut dia, sudah menjadi konsensi bagi organisasi gerakan bawah tanah atau sel untuk menyembunyikan garis komando pemimpin tertinggi dengan kader yang ada di bawah.
"Saya pikir sistem organisasi sel, yang dianut bukan hanya oleh kelompok terorisme saja tapi oleh pejuang kemerdekaan. Pada posisi ini, menurut saya pengakuan tersangka tidak cukup membuktikan secara langsung keterlibatan Abu Bakar Baasyir dalam kasus terorisme," cetusnya.
Sebagai muslim yang menghormati dan mengagumi Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, saya berdoa semoga ummat Islam Indonesia tidak terprovokasi penangkapan Beliau, sehingga kedamaian, kekhusyu'an Bulan Suci Ramadhan ini tidak ternodai. Serta mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan kepada Beliau, dan aparat penegak hukum tetap konsisten pada peraturan perundangan yang berlaku di negeri ini. (dari berbagai sumber)
Postingan terkait : Isteriku Mengira Aku Seorang Teroris....!
2 Komentar:
abu bakar baasyir perpanjangan tangan ARAB! terorisme di indonesia produk rekayasa ARAB! waspada!
@anonim: Saya senantiasa berkhusnudzon (berprasangka baik) pada siapapun, sebelum ada vonis pengadilan yang tetap. Terima kasih; salam silaturrakhmi....
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".