RICHARD E TAYLOR, Ahli fisika Amerika. Ia dikenal luas dalam dunia sains sebagai perintis riset mengenai penyebaran inelastisitas elektron pada proton dan ikatan neutron, sebuah bidang penelitian yang sangat penting bagi pengembangan model kuark dalam fisika partikel dasar. Atas capaian ilmiahnya yang berpengaruh luas ini ia dianugerahi Hadiah Nobel Fisika di tahun 1990 bersama dua teman risetnya, Jerome Friedman dan Henry W. Kendall.
Richard E. Taylor lahir pada tanggal 2 Nopember 1929 di kota kecil Medicine Hat, sebuah kota kecil di barat daya Alberta, Amerika Serikat. Ayahnya berdarah Irlandia Utara dan Skotlandia, sementara ibunya berdarah Norwegia. Ia dan orang tuanya merupakan bagian dari sebuah keluarga besar yang dipimpin neneknya yang berdarah Skotlandia. Ia bersekolah di English Generals dan Royalty-Kitchener di kota Connaught. Kendati matematika tidak pernah memberinya kesulitan, ia bukanlah murid yang luar biasa. Di SMA ia cukup baik dalam pelajaran berhitung dan sains berkat beberapa gurunya yang cemerlang dan penuh dedikasi.
Richard hampir berusia 10 tahun tatkala Perang Dunia II meletus. Konflik global ini sangat mempengaruhi kehidupan di kotanya. Selama berkecamuknya perang, kotanya berubah menjadi markas sekolah penerbangan Angkatan Udara Inggris, kamp tawanan perang serta tempat penelitian militer. Masuknya kaum militer dan orang-orang yang terlatih dan berpendidikan tinggi menciptakan suasana dan kultur baru di kota itu (musik simfoni pertama yang ia dengar secara langsung dimainkan oleh sekelompok tawanan Jerman). Cakrawala orang-orang muda setempat, termasuk dirinya, terbuka lebih lebar berkat perkembangan anyar tersebut. Bom atom yang berhasil mengakhiri Perang Dunia II membuat Richard terkesima pada fisika.
Di kota kecil tempat ia lahir dan tumbuh orang-orang sangat menghargai perguruan tinggi dan ia sejak awal diharapkan oleh orang tua dan tetangga-tetangganya bisa tiba di jenjang pendidikan itu. Setelah melewati sejumlah kesulitan karena nilai SMA yang agak jeblok, ia mendaftar ke Universitas Alberat di Edmonton. Ia kemudian bergabung dalam sebuah program khusus untuk mendalami matematika dan fisika. Secara perlahan-lahan minatnya yang kuat pada fisika eksperimental terbentuk dalam periode itu. Di institusi ini ia belajar hingga tingkat master. Ia lulus dengan sebuah tesis yang agak sederhana mengenai peluruhan ganda pada sebuah wadah awan Wilson yang menua.
Di sela-sela kuliahnya di Alberta, ia melewatkan dua kali musim panas sebagai asisten peneliti di laboratorium Dewan Penelitian Pertahanan di dekat Medicine Hat. Di sini ia bekerja dan berkenalan dengan Dr. E.J. Wiggins. Dari Wiggins ia memperoleh dorongan untuk melanjutkan kuliah di bagian lain Amerika atau di Kanada. Richard diterima di program pascasarjana Universitas Stanford. Bagi dirinya, dua tahun pertama di tempat ini sangat mengasyikkan sekaligus mencerahkan karena ia mendapat kuliah dari fisikawan-fisikawan kaliber dunia seperti Felix Bloch, Leonard Schiff, Willis Lamb, Robert Hofstadter dan W.K.H. Panofsky yang baru saja hijrah ke sana dari Berkeley. Di akhir tahun kedua ia bergabung dengan Laboratorium Fisika Energi Tinggi dan memulai eksperimen dengan akselerator linier untuk menggarap disertasinya. Ia menulis di bawah arahan Prof. Robert F. Mozley. Topik kajiannya adalah produksi sinar gamma terpolarisasi dari sinar akselerator dan penggunaan sinar itu untuk mempelajari produksi z-meson.
Pada tahun 1958, ia diundang untuk bergabung dengan kelompok fisikawan di Ecole Normale Superieure di Paris, Perancis. Di sini sebuah akselerator linier model Standord sedang dibangun di Orsay. Ia berada di Perancis sekitar tiga tahun dan melakukan serangkaian percobaan mengenai hempasan elektron. Ia kembali ke Amerika Serikat pada tahun 1961 dan masuk Universitas California sebagai staf di Laboratorium Lawrence Berkeley. Kurang dari satu tahun ia balik ke Stanford untuk ikut bekerja membangun pusat akselerator linier (SLAC). Ia merancang areal-areal eksperimental yang bisa dikerjakan dengan fasilitas baru tersebut.
Pada tahun 1963, ia bergabung dengan grup peneliti yang melakukan eksperimen lanjutan mengenai hempasan elektron. Ia bekerja erat dengan Pief Panofsky dan ia melewati satu dekade berikutnya dengan tim gabungan SLAC, Caltech dan MIT untuk membangun peralatan baru dan mempertajam riset tentang berbagai jenis hempasan elektron. Nobel Fisika yang ia peroleh di tahun 1990 bertumpu pada hasil-hasil risetnya di masa ini. Richard mengakui kurun waktu itu sebagai masa yang paling produktif dan paling menyenangkan. Ia dikelilingi orang-orang yang tidak hanya ia sukai tetapi juga ia hormati. Ia terlibat jauh dalam eksperimen-eksperimen yang sangat mendebarkan sekaligus menguras rasa penasarannya sebagai fisikawan. Ia benar-benar merasa berhutang budi pada apa pun yang ia dapat pada periode itu.
Pada tahun 1971, ia memperoleh cuti panjang dari SLAC dan sekaligus mendapat beasiswa Guggenheim untuk bekerja di CERN, Swiss. CERN adalah simbol pencapaian sains Eropa yang luar biasa dan Richard sangat terkesan dengan suasana yang sangat canggih dan maju di lembaga ini. Ia melakukan serangkaian riset mengenai beberapa sifat invarian dari interaksi elektro-magnetik. Sekembali ke SLAC, ia dan rekan-rekannya, termasuk Charles Prescott yang baru saja bergabung, berkonsentrasi pada masalah keseimbangan konservasi. Pada tahun 1975, sebuah terobosan di jalur riset ini terjadi ketika sekelompok ilmuwan Colorado, termasuk E.L. Garwin dari SLAC, menemukan metode baru yang efektif untuk memproduksi elektron-elektron terpolarisasi.
Di tahun 1978, dengan akselerator baru yang dibangun berdasarkan teknik anyar tersebut, Richard dan timnya berhasil mendemonstrasikan banyak pelanggaran prinsip konservasi yang masih harmonis dengan prediksi dalam teori-teori utama fisika arus lemah. Setelah sukses di bidang ini, mereka mengajukan proposal untuk membangun fasilitas-fasililitas yang lebih besar di PEP dan di SLAC. Tetapi yang akhirnya terealisasi adalah pembangunan fasilitas yang lebih kecil di PEP namun Richard tidak ikut serta dalam melakukan eksplorasi eksperimental pada fasilitas baru tersebut. Pada tahun 1981, ia menerima penghargaan Alexander von Humboldt dan kemudian bekerja selama beberapa waktu di DESY, Hamburg.
Di akhir tahun 1982, ia kembali ke SLAC sebagai direktur asosiat di program penelitian. Pos ini ia duduki hingga tahun 1986 saat ia mengundurkan diri untuk memperoleh kebebasan meriset. Sejak saat itu ia kerap berada di Eropa dan terlibat dalam pembangunan sejumlah piranti partikel dasar yang penting, termasuk detektor H’ di HERA. Richard menikah dengan Rita Bonneau, seorang pengajar di sekolah militer, dan mempunyai satu anak dari perkawinan ini.
Richard E. Taylor lahir pada tanggal 2 Nopember 1929 di kota kecil Medicine Hat, sebuah kota kecil di barat daya Alberta, Amerika Serikat. Ayahnya berdarah Irlandia Utara dan Skotlandia, sementara ibunya berdarah Norwegia. Ia dan orang tuanya merupakan bagian dari sebuah keluarga besar yang dipimpin neneknya yang berdarah Skotlandia. Ia bersekolah di English Generals dan Royalty-Kitchener di kota Connaught. Kendati matematika tidak pernah memberinya kesulitan, ia bukanlah murid yang luar biasa. Di SMA ia cukup baik dalam pelajaran berhitung dan sains berkat beberapa gurunya yang cemerlang dan penuh dedikasi.
Richard hampir berusia 10 tahun tatkala Perang Dunia II meletus. Konflik global ini sangat mempengaruhi kehidupan di kotanya. Selama berkecamuknya perang, kotanya berubah menjadi markas sekolah penerbangan Angkatan Udara Inggris, kamp tawanan perang serta tempat penelitian militer. Masuknya kaum militer dan orang-orang yang terlatih dan berpendidikan tinggi menciptakan suasana dan kultur baru di kota itu (musik simfoni pertama yang ia dengar secara langsung dimainkan oleh sekelompok tawanan Jerman). Cakrawala orang-orang muda setempat, termasuk dirinya, terbuka lebih lebar berkat perkembangan anyar tersebut. Bom atom yang berhasil mengakhiri Perang Dunia II membuat Richard terkesima pada fisika.
Di kota kecil tempat ia lahir dan tumbuh orang-orang sangat menghargai perguruan tinggi dan ia sejak awal diharapkan oleh orang tua dan tetangga-tetangganya bisa tiba di jenjang pendidikan itu. Setelah melewati sejumlah kesulitan karena nilai SMA yang agak jeblok, ia mendaftar ke Universitas Alberat di Edmonton. Ia kemudian bergabung dalam sebuah program khusus untuk mendalami matematika dan fisika. Secara perlahan-lahan minatnya yang kuat pada fisika eksperimental terbentuk dalam periode itu. Di institusi ini ia belajar hingga tingkat master. Ia lulus dengan sebuah tesis yang agak sederhana mengenai peluruhan ganda pada sebuah wadah awan Wilson yang menua.
Di sela-sela kuliahnya di Alberta, ia melewatkan dua kali musim panas sebagai asisten peneliti di laboratorium Dewan Penelitian Pertahanan di dekat Medicine Hat. Di sini ia bekerja dan berkenalan dengan Dr. E.J. Wiggins. Dari Wiggins ia memperoleh dorongan untuk melanjutkan kuliah di bagian lain Amerika atau di Kanada. Richard diterima di program pascasarjana Universitas Stanford. Bagi dirinya, dua tahun pertama di tempat ini sangat mengasyikkan sekaligus mencerahkan karena ia mendapat kuliah dari fisikawan-fisikawan kaliber dunia seperti Felix Bloch, Leonard Schiff, Willis Lamb, Robert Hofstadter dan W.K.H. Panofsky yang baru saja hijrah ke sana dari Berkeley. Di akhir tahun kedua ia bergabung dengan Laboratorium Fisika Energi Tinggi dan memulai eksperimen dengan akselerator linier untuk menggarap disertasinya. Ia menulis di bawah arahan Prof. Robert F. Mozley. Topik kajiannya adalah produksi sinar gamma terpolarisasi dari sinar akselerator dan penggunaan sinar itu untuk mempelajari produksi z-meson.
Pada tahun 1958, ia diundang untuk bergabung dengan kelompok fisikawan di Ecole Normale Superieure di Paris, Perancis. Di sini sebuah akselerator linier model Standord sedang dibangun di Orsay. Ia berada di Perancis sekitar tiga tahun dan melakukan serangkaian percobaan mengenai hempasan elektron. Ia kembali ke Amerika Serikat pada tahun 1961 dan masuk Universitas California sebagai staf di Laboratorium Lawrence Berkeley. Kurang dari satu tahun ia balik ke Stanford untuk ikut bekerja membangun pusat akselerator linier (SLAC). Ia merancang areal-areal eksperimental yang bisa dikerjakan dengan fasilitas baru tersebut.
Pada tahun 1963, ia bergabung dengan grup peneliti yang melakukan eksperimen lanjutan mengenai hempasan elektron. Ia bekerja erat dengan Pief Panofsky dan ia melewati satu dekade berikutnya dengan tim gabungan SLAC, Caltech dan MIT untuk membangun peralatan baru dan mempertajam riset tentang berbagai jenis hempasan elektron. Nobel Fisika yang ia peroleh di tahun 1990 bertumpu pada hasil-hasil risetnya di masa ini. Richard mengakui kurun waktu itu sebagai masa yang paling produktif dan paling menyenangkan. Ia dikelilingi orang-orang yang tidak hanya ia sukai tetapi juga ia hormati. Ia terlibat jauh dalam eksperimen-eksperimen yang sangat mendebarkan sekaligus menguras rasa penasarannya sebagai fisikawan. Ia benar-benar merasa berhutang budi pada apa pun yang ia dapat pada periode itu.
Pada tahun 1971, ia memperoleh cuti panjang dari SLAC dan sekaligus mendapat beasiswa Guggenheim untuk bekerja di CERN, Swiss. CERN adalah simbol pencapaian sains Eropa yang luar biasa dan Richard sangat terkesan dengan suasana yang sangat canggih dan maju di lembaga ini. Ia melakukan serangkaian riset mengenai beberapa sifat invarian dari interaksi elektro-magnetik. Sekembali ke SLAC, ia dan rekan-rekannya, termasuk Charles Prescott yang baru saja bergabung, berkonsentrasi pada masalah keseimbangan konservasi. Pada tahun 1975, sebuah terobosan di jalur riset ini terjadi ketika sekelompok ilmuwan Colorado, termasuk E.L. Garwin dari SLAC, menemukan metode baru yang efektif untuk memproduksi elektron-elektron terpolarisasi.
Di tahun 1978, dengan akselerator baru yang dibangun berdasarkan teknik anyar tersebut, Richard dan timnya berhasil mendemonstrasikan banyak pelanggaran prinsip konservasi yang masih harmonis dengan prediksi dalam teori-teori utama fisika arus lemah. Setelah sukses di bidang ini, mereka mengajukan proposal untuk membangun fasilitas-fasililitas yang lebih besar di PEP dan di SLAC. Tetapi yang akhirnya terealisasi adalah pembangunan fasilitas yang lebih kecil di PEP namun Richard tidak ikut serta dalam melakukan eksplorasi eksperimental pada fasilitas baru tersebut. Pada tahun 1981, ia menerima penghargaan Alexander von Humboldt dan kemudian bekerja selama beberapa waktu di DESY, Hamburg.
Di akhir tahun 1982, ia kembali ke SLAC sebagai direktur asosiat di program penelitian. Pos ini ia duduki hingga tahun 1986 saat ia mengundurkan diri untuk memperoleh kebebasan meriset. Sejak saat itu ia kerap berada di Eropa dan terlibat dalam pembangunan sejumlah piranti partikel dasar yang penting, termasuk detektor H’ di HERA. Richard menikah dengan Rita Bonneau, seorang pengajar di sekolah militer, dan mempunyai satu anak dari perkawinan ini.
( Dari berbagai sumber. Foto: http://www.physica.cn/about/084.htm )
Baca juga :
- Jerome Isaac Friedman, Perintis Inelastisitas Elektro
- Henry W. Kendall, Fisikawan Amerika
- Daftar Artikel Biografi Peraih Nobel
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".