SARIJAH BINTANG SUDIBYO, tokoh seni dan komponis wanita Indonesia pertama. Ia dikenal sebagai perintis dalam menciptakan lagu kanak-kanak Indonesia.
Sarijah Bintang Sudibyo atau kondang dengan panggilan Ibu Sud lahir tanggal 26 Maret 1908 di Sukabumi, Jawa Barat. Ia anak bungsu dari pasangan H. Muhammad Niung dengan Saini. Seorang jaksa Batavia saat itu, Mr. Dr. J.F. Kramer mengangkatnya sebagai anak.
Sarijah memulai pendidikannya di HIS Sukabumi tahun 1913. Tamat HIS tahun 1920 Sarijah masuk ke KIO, sekolah guru putri di Bandung. Di sekolah ini Sarijah menjadi murid kesayangan karena ia sangat berbakat di bidang musik, pintar menyanyi dan berdeklamasi, serta fasih berbahasa Belanda. Bakat seni yang ada padanya sudah tampak sejak dirinya masih bocah. Ayah angkatnya, Kramer, membina bakat itu hingga Sarijah mahir menyanyi dan bermain biola.
Setamat KIO Sarijah menjadi guru HIS Jaga Monyet, Jakarta. Ia sering berpindah-pindah tempat mengajar. Tahun 1924 ia meninggalkan Jaga Monyet, lalu mengajar di HIS Kartini Jakarta hingga tahun 1926. Pada tahun 1926 hingga 1927 ia pindah mengajar di HIS Kartini Surabaya. Tahun 1927 ia kembali ke Jakarta mengajar di Tweede School Cikini, lalu menjadi guru HIS Arjuna di Kebon Sereh, dan akhirnya menjadi guru HIS Kartini Pasar Baru.
Selama menjadi guru di beberapa sekolah HIS Kartini, Sarijah tergugah untuk menggubah lagu-lagu berbahasa Indonesia yang menggambarkan kehidupan tanah air. Upaya ini dinilainya penting untuk menggugah kesadaran agar anak-anak Indonesia mencintai tanah airnya. Waktu itu di sekolah-sekolah para guru mengajarkan nyanyian berbahasa Belanda. Lirik lagu itu berlatar belakang negeri Belanda seperti jenis bunga, binatang dan kehidupan masyarakat yang asing bagi anak-anak pribumi. Sarijah terpanggil untuk membuat lirik lagu yang berlatar belakang alam Indonesia, mulai dari flora, fauna, maupun alam sekitar.
Pada tahun 1927 lagu-lagu gubahan Sarijah mulai dinyanyikan murid-murid HIS Kartini. Sarijah menjadi sangat sibuk mengajarkan lagu-lagunya di luar jam sekolah. Iapun mengisi acara taman kanak-kanan di radio Belanda Jakarta VORO yang berada di bawah kendali NIROM.
Di masa penjajahan Jepang ia menjadi anggota Badan Pelatih Kesenian Indonesia yang bersifat swasta. Bersama rekan-rekannya seperti Kusbini dan S. Sujoyono ia mengembangkan kesenian sandiwara, musik, lukis dan nyanyi. Pemerintah Jepang merespon positif upaya pengembangan kesenian Indonesia dengan membentuk Keimin Bunka Shidoso, atau pusat kebudayaan untuk mewadahi seniman-seniman Indonesia berkarya. Saat itu Sarijah menciptakan lagu-lagu bernada perjuangan yang disiarkan melalui radio Hoso Kanri Kyoku dalam acara lagu kanak-kanak. Sekolah-sekolah pun menindaklanjuti upaya Sarijah mempopulerkan lagu-lagu cinta tanah airnya dengan cara mengajarkan lagu-lagu itu kepada siswa-siswinya.
Balai Pustaka pada kurun 1941-1945 menerbitkan buku kumpulan lagu-lagu Sarijah yang diberi judul “Mari Kita Menyanyi”, “Kutilang I” dan “Kutilang II”. Di masa kemerdekaan Sarijah terus mengisi acara di RRI Jakarta, khusus siaran lagu kanak-kanak.
Selain menggubah lagu dan menyanyi Sarijah juga menciptakan naskah sandiwara dan mengembangkan motif batik nusantara. Ia menciptakan naskah operet anak-anak berjudul “Anak yang Kasih akan Ibunya”. Pada tahun 1980 ia menciptakan operet berjudul “Suami” yang dipentaskan saat Sarijah menerima Satya Lencana Kebudayaan dari Menteri P&K. Sebelumnya, tahun 1969 Sarijah menerima hadiah seni sebagai perintis dalam menciptakan lagu anak-anak Indonesia.
Untuk mengembangkan usaha batiknya Sarijah membuka gerai batik di Jakarta dan pernah ikut dalam pameran batik di World Fair New York tahun 1964. Karya Lagu-lagu gubahan Sarijah sangat banyak yang diciptakan pada kurun 1928 hingga 1945 diantaranya: Lagu Kenangan, Merah Putih, Bila Aku Besar, Adik Mulai Berjalan, Bila Sekolah Usai, Burung Kutilang, Tanah Airku Tiada Kulupakan, Menanam Jagung, Hai Beca, Akulah Pahlawan, Mari Kita Menyanyi, Berkibarlah Benderaku, Membajak.
Lagu-lagu Sarijah pascekemerdekaan antara lain: Tik-tik, Gotong Royong, Hymne Kemerdekaan, Ronda Malam, Kampung Halaman, Waktu Yang Silam, Malam Tiba, Bunga Tajung.
8 Komentar:
salam sahabat
lhoh lha SARiJAH inikan budhe saya xixixi kok ada yang ngembari yach,ternyata beliau sungguh luar biasa dan tidak semua dapat mengetahui termasuk saya baru tahu ternytata nama,perlu di bokkmark ini mas .
oot»iya di cina mas biasa tiap beberapa bulan mesti kelililng lagi di cina.
good luck yck
SARIJAH BINTANG SUDIBYO... top bnget deh... ada nggk ya yg ngikutin jejek nya beliau...
@Dhana/戴安娜 : Sarijah itu nama beliau sejak lahir, ndeso iya? Selamat berprestasi, tapi jaga kesehatan dan selalu istiqomah. Oleh-oleh dari tourny tentu sangat menarik! God bless you
@Cakrawala Dunia : Ibu Sud memang patut diacungi dua jempol! Insyaallah akan ada Ibu Sud-Ibu Sud yang lain, lahir dari kandungan Ibu Pertiwi. God bless you!
Salam
Foto beliau mana yach kawan, sepertinya terhapus. Berkunjung dan silaturahmi kawan sekalian menambah ilmu dan pertemanan. Ditunggu silaturahminya...
Salam kawan
@DenBaGas : Setiap postingan biografi, bila foto tidak saya temukan, maka saya pakai logo/lambang. Maaf...thanks.. segera meluncur keDenBaGas .
apakah mereka akan selalu dikenang?dan apakah para remaja pada saat sekarang mengenal mereka?
@Ibnunu : Hehehe...rasanya remaja sekarang jarang kenali beliau. Yang dikenal paling Agnes Monica, Niji, Ariel Peterpan, Cutari dan Luna Maya...wkwkwkwk...
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".