![]() |
| Saya paramedis aspal (illustrasi) |
Malpraktik adalah istilah dalam dunia kedokteran, yang disebabkan oleh kesalahan tindakan medis yang diberikan oleh dokter atau paramedis lainnya. Biasanya yang menjadi korban sudah tentu sang pasien. Cacat seumur hidup, atau bahkan melayangnya nyawa sang pasien akibat malpraktik sejak dahulu sampai sekarang masih sering terjadi. Menurut saya, malpraktik terjadi karena beberapa alasan alamiah (asal-asalan dan dianggap ilmiah), mungkin sebab ketidak tahuan/kurangnya ilmu dan kelalaian sang dokter/paramedis, kurang canggihnya peralatan medis, atau dasar nasibnya sang pasien memang lagi sial dan si paramedis sedang apes!
Apapun alasan terjadinya malpraktik, namun sebaiknya jangan sampai terjadi. Apalagi bila sampai menewaskan sang pasien. Sebagaimana baru-baru ini terjadi di Trenggalek, Jawa Timur, sebuah kasus yang mungkin ada hubungannya dengan malpratik. Namun sekaligus ada indikasi konspirasi antara dokter-dokter dengan paramedis atau bidan yang bertugas di pedesaan.
Konspirasi yang berlandaskan pada kepentingan masing-masing oknum, dengan mengorbankan pelayanan kesehatan, bahkan nyawa dari pasien ini, kelihatannya sudah menggejala di daerah-daerah terpencil. Para konspirator itu lebih mengutamakan aspek bisnisnya daripada nilai-nilai kemanusiaan. Bidan di pedesaan dan dokter spesialis kandungan, atau paramedis lainnya dengan rumah sakit swasta, membuat deal-deal antara mereka. Demi uang dan harta kekayaan.
Dunia kesehatan - khususnya di Trenggalek - kembali tercoreng dan masyarakat kecil menjadi korban akibat kecerobohan oknum tenaga kesehatan yaitu Bidan Desa Sumberdadi, Trenggalek, Jawa Timur, Puji W. Nugroho. Peristiwa itu terjadi pada hari Jum’at (12/11) yang lalu. Seorang ibu hamil dari Desa Sumberdadi, bernama Wiji datang kerumah Bidan desa Puji W. Nugroho yang kebetulan rumah bidan tersebut juga dijadikan tempat prakteknya.
Diantarkan suaminya Gisan 24th, Wiji meminta pertolongan karena dia akan melahirkan, setelah mendapat pemeriksaan dari bidan Puji W. Nugroho Wiji disarankan untuk pulang dan kembali lagi nanti ke tempat praktek bidan Puji W. Nugroho pada sore harinya. Karena menurut bidan tersebut Wiji belum waktunya melahirkan alias pembukaan partes belum komplit, padahal waktu itu Wiji merasa ada yang kurang beres dengan kandungannya. Dia merasa bentuk perutnya tidak lazimnya orang hamil dan merasa mau melahirkan.
Tetapi hal ini tidak menjadi pertimbangan bidan Puji W. Nugroho dan tetap menyuruh Wiji untuk pulang. Namun apa yang terjadi? Sore hari ketika Wiji kembali ke tempat praktek bidan Puji W. Nugroho ternyata keadaannya sudah sangat lemah alias kolaps. Merasa tidak mampu mengatasi keadaan maka bidan Puji W. Nugroho merujuk Wiji ke RS. Budi Asih, Trenggalek. Dengan diantar suaminya dan bidan Puji W. Nugroho Wiji tiba di RS. Budi Asih sekitar jam 16.00, dan langsung ditangani Dr. Harmono S.po.g; Kurang lebih 20 menit dalam penanganan Dr. Harmono S,po,g. ternyata sang dokter juga tidak mampu berbuat banyak dan sekitar 17.00 akhirnya Wiji meninggal bersama dengan bayinya.
Menurut pernyataan Basuki, Humas RS. Budi Asih, kematian Wiji dan bayinya adalah akibat dari kurang telitinya dan kurang tanggapnya bidan Puji W. Nugroho, yakni salah pada waktu observasi awal. Hal ini senada dengan pernyataan dokter Harmono, S.po.g bahwa kematian Wiji disebabkan pendarahan dalam dan mungkin masih bisa tertolong apabila lebih dini dibawa ke RS. Budi Asih. Yang menjadi pertanyaan sekarang kenapa seorang bidan Desa merujuk pasiennya ke rumah sakit swasta seperti RS. Budi Asih? Bukannya ke RSUD setempat yang tentunya lebih komplit dan canggih dalam penanganan maupun alat-alatnya. Ataukah atas permintaan pihak pasien itu sendiri?
Usut punya usut ternyata ada dugaan praktek bisnis terselubung antara beberapa Bidan desa dengan RS. Budi Asih. Diduga Dr. Harmono S.po.g sebagai dokter kandungan di RS. Budi Asih telah memberikan kepada beberapa bidan desa sejumlah uang sebagai kontrak untuk bisa merujuk pasien ke RS. Budi Asih. Kalau memang benar hal ini terjadi tentunya tindakan tersebut benar-benar tidak berprikemanusiaan karena mengatasnamakan segi pelayanan dan penyelamatan jiwa untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Menilik dari kasus ini tentunya masyarakat akan bertanya-tanya, masih pantaskah bidan Puji W, Nugroho dan dr. Harmono, S.po.g menjadi tenaga kesehatan yang jelas kurang mementingkan keselamatan dari pasiennya?!
Diantarkan suaminya Gisan 24th, Wiji meminta pertolongan karena dia akan melahirkan, setelah mendapat pemeriksaan dari bidan Puji W. Nugroho Wiji disarankan untuk pulang dan kembali lagi nanti ke tempat praktek bidan Puji W. Nugroho pada sore harinya. Karena menurut bidan tersebut Wiji belum waktunya melahirkan alias pembukaan partes belum komplit, padahal waktu itu Wiji merasa ada yang kurang beres dengan kandungannya. Dia merasa bentuk perutnya tidak lazimnya orang hamil dan merasa mau melahirkan.
Tetapi hal ini tidak menjadi pertimbangan bidan Puji W. Nugroho dan tetap menyuruh Wiji untuk pulang. Namun apa yang terjadi? Sore hari ketika Wiji kembali ke tempat praktek bidan Puji W. Nugroho ternyata keadaannya sudah sangat lemah alias kolaps. Merasa tidak mampu mengatasi keadaan maka bidan Puji W. Nugroho merujuk Wiji ke RS. Budi Asih, Trenggalek. Dengan diantar suaminya dan bidan Puji W. Nugroho Wiji tiba di RS. Budi Asih sekitar jam 16.00, dan langsung ditangani Dr. Harmono S.po.g; Kurang lebih 20 menit dalam penanganan Dr. Harmono S,po,g. ternyata sang dokter juga tidak mampu berbuat banyak dan sekitar 17.00 akhirnya Wiji meninggal bersama dengan bayinya.
Menurut pernyataan Basuki, Humas RS. Budi Asih, kematian Wiji dan bayinya adalah akibat dari kurang telitinya dan kurang tanggapnya bidan Puji W. Nugroho, yakni salah pada waktu observasi awal. Hal ini senada dengan pernyataan dokter Harmono, S.po.g bahwa kematian Wiji disebabkan pendarahan dalam dan mungkin masih bisa tertolong apabila lebih dini dibawa ke RS. Budi Asih. Yang menjadi pertanyaan sekarang kenapa seorang bidan Desa merujuk pasiennya ke rumah sakit swasta seperti RS. Budi Asih? Bukannya ke RSUD setempat yang tentunya lebih komplit dan canggih dalam penanganan maupun alat-alatnya. Ataukah atas permintaan pihak pasien itu sendiri?
Usut punya usut ternyata ada dugaan praktek bisnis terselubung antara beberapa Bidan desa dengan RS. Budi Asih. Diduga Dr. Harmono S.po.g sebagai dokter kandungan di RS. Budi Asih telah memberikan kepada beberapa bidan desa sejumlah uang sebagai kontrak untuk bisa merujuk pasien ke RS. Budi Asih. Kalau memang benar hal ini terjadi tentunya tindakan tersebut benar-benar tidak berprikemanusiaan karena mengatasnamakan segi pelayanan dan penyelamatan jiwa untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Menilik dari kasus ini tentunya masyarakat akan bertanya-tanya, masih pantaskah bidan Puji W, Nugroho dan dr. Harmono, S.po.g menjadi tenaga kesehatan yang jelas kurang mementingkan keselamatan dari pasiennya?!
Baca juga artikel tentang kesehatan rakyat jelata di Trenggalek yang disepelekan:
Catur Wulandari, Terbaring Tak Berdaya:
Menanti Uluran Bantuan Pemerintah
Menanti Uluran Bantuan Pemerintah
- Nasib Generasi Miskin, Mana Kepedulian Pemerintah???
- Pemilik Sepeda Motor dan HP Tidak Layak Dapat Jamkesmas
- Jamkesmas Belum Maksimal
- Masyarakat Sejahtera, Bukan Karena Pembangunan Fisik Saja!
- Ribuan Balita Trenggalek Menyandang Gizi Buruk!





12.07
Lina CahNdeso


Posted in: 






![Validate my RSS feed [Valid RSS]](valid-rss-rogers.png)





6 Komentar:
salam sahabat
masyaAllah kok bisa gitu se,kenapa konspirasi tidak diseleksi dulu sebelum penerapannya
@ Dhana/戴安娜 : Iyaaaa... itulah masalahnya. Setelah ada kejadian, masing-masing paramedis mencari benere dhewe-dhewe..; Thanks, God bless you, Lady...
Nice posted....
@ BAHAN UNTUK COASS: Thanks. God bless you, Guys
Wah wah wah, ndak bener je! Lagi eruh aku..
Ckckckckck..
Nyowo digawe dolanan. Tak patut...
:(
@ Tutus : Ini kasus serius, tapi nampaknya tidak berlanjut. Mungkin saja karena korbannya tidak melaporkan pada yang berwajib.
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".