Pernikahan adalah peristiwa yang sangat sakral sekaligus membawa cita-cita luhur yang terbungkus dalam nilai-nilai keagungan cinta dan kasih sayang. Sedangkan perceraian sepasang suami-isteri, merupakan mala petaka yang tentunya sangat tidak diinginkan oleh insan yang sungguh saling cinta. Namun demikian, tatkala ada keretakan hubungan, dan tidak ada lagi jalan yang bisa mempersatukan keduanya, maka keutuhan rumah tangga pun tidak mungkin lagi dipertahankan.
Bila perceraian sepasang suami-isteri yang telah memiliki anak, maka yang menjadi korban paling merana dan sengsara adalah anak dari buah cinta mereka. Kendati demikian, nampaknya para suami ataupun para isteri yang sudah dibakar angkara murka, tidak lagi memikirkan nasib anak (-anak) mereka. Masing-masing bersikukuh dalam kungkungan egoismenya. Cerai !
Di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dalam catatan kantor Pengadilan Agama Trenggalek dinyatakan bahwa kasus perceraian setiap tahun mengalami kenaikan rata-rata 15%. Bayangkan.... Alangkah tragisnya bila perceraian itu hanya berlandaskan hawa nafsu dari salah satu atau dari kedua belah pihak (suami dan isteri). Tidakkah mereka ingat, bahwa manisnya cinta saat pertama kali bersemi adalah awal kehidupan dari sosok bayi yang mereka lahirkan dari hasi sebuah pernikahan? Barangkali, mereka memang lupa kehangatan cinta kasih di malam pertama, atau... memang mereka tidak memiliki "malam pertama", sebab... sang gadis sudah terlebih dahulu disentuh sebelum menjadi muhrimnya?!
TKW/TKI Pegang Rekor Perceraian Tertinggi
Fenomena yang menggejala, ternyata Tenaga Kerja Wanita atau Tenaga Kerja Indonesia (TKW/TKI) yang mencari sesuap nasi di negeri manca, memegang rekor tertinggi, yakni 60% dari seluruh kasus cerai di Trenggalek. Bukan suatu hal yang mengejutkan, bagi saya. Sebab, pada umumnya para TKW atau TKI adalah orang-orang yang belum siap menjalani hidup sebagai orang berduit. Sebelum menjadi TKW/TKI di luar negeri, kebanyakan mereka adalah golongan masyarakat yang hidup serba pas-pasan.
Kasus perceraian di kalangan TKW/TKI kalau bukan karena si pria yang selingkuh, maka si wanita yang menggugat cerai karena tidak tahan punya suami yang berpenghasilan rendah. Atau sebaliknya, si wanita justru menemukan pria idaman lain, tatkala mereka berada di luar negeri. Sungguh menyedihkan!





07.38
Lina CahNdeso


Posted in: 






![Validate my RSS feed [Valid RSS]](valid-rss-rogers.png)





0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".