Geger Suprayitno (30) pemuda brandalan, warga Rt 15 Rw 05 Dukuh Sawahan Kelurahan Subergedong Trenggalek, menderita luka yang sangat serius, tiga gigi depannya rompal akibat dianiaya tetangganya pada hari Rabu (5/8)., yakni Adi (35) anak menantu Slamet Alloha, saudagar kaya raya di Trenggalek.
Menurut pengakuan warga, kejadian bermula saat korban mendatangi (toko) tempat pelaku berjualan dengan maksud, minta di belikan minuman keras, namun setelah di beri, korban kembali datang dan meminta lagi, hingga terjadi tiga kali, akhirnya pelaku naik pitam, memaki-maki korban dengan kata-kata kotor, korbanpun balik memarahi bahkan menginjak-injak telor milik seseorang yang sedang belanja di toko pelaku.
Melihat hal tersebut, salah seorang yang bekerja di toko langsung menyeret korban keluar sambil memukulinya, kemudian diikuti pelaku yang langsung menghujani pukulan kearah wajah korban hingga terkapar tak berdaya, “melihat kejadian itu saya langsung melerai bersama warga yang lain”, ucap seseorang yang takmau di sebut namanya.
Keesokan harinya korban dan tersangka sudah damai, namun salah seorang tokoh masyarakat di lingkungan sawahan menyayangkan kejadian itu, akibatnya situasi warga sampai hari ini masih memanas, masalahnya pelaku adalah warga pendatang, harusnya polisi tanpa diminta segera bertindak jangan sampai permasalahan ini melebar, ucapnya sambil geleng-geleng kepala.(Haz)
Catatan CahNdeso:
Waaaaah...kalau yang begini, menurut CahNdeso, sing kebangeten yang "ngompres" untuk mabuk-mabukan. Kalau yang memukuli itu sifatnya bela diri. Namun.....ada baiknya, bila hal semacam ini terjadi segera lapor pada yang berwajib. Main hakim sendiri, tidak dibenarkan menurut hukum. Nah, kecuali kalau "ngompres"nya tidak berulang-kali, maksudnya "pecandu alkohol" itu datang dengan tiba-tiba laksana Berandal, kemudian kita membela diri. Suatu malam, pulang dari latihan Catur di Percasi Trenggalek, CahNdeso pernah dicegat oleh gerombolan "pecandu alkohol", mereka memaksa minta duwit, saya beri "sekedar" tidak mau, malah bermaksud menggeledah dompet. Yaaaa...terpaksa, saya membela diri dan kami "bertanding". Saya bisa pulang dengan selamat, hanya pakaian agak kotor. Saya tinggal ketiga anak berandalan itu di pertigaan Jarakan dalam keadaan "teler". Waktu itu, saya bela diri! Andai mereka lapor ke polisi, saya akan nekad bilang, saya gak salah. Saksi banyak!
Kalau seperti kasus yang diberitakan "memo trenggalek online", beda. "Pengompres"sudah berulang kali datang, namun yang dikompres enggan laporan pada yang berwajib. Dan baru kemudian menghajarnya setelah "pengompres" menginjak telur milik langganan.
CahNdeso berdoa, mudah-mudahan "Pengompres" itu tidak lapor Polisi, sehingga masalah tidak diperpanjang. Dan yang penting, semoga "dia" sadar kemudian bertobat. Amin.
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".