- PC GP Ansor Non-aktif "Mbalelo", SK Gus Ipul Inprosedural.
Minggu (11/10) bertempat di Gedung Pusat PC Ansor Trenggalek selenggarakan pertemuan Pengurus Cabang Ansor Trenggalek yang telah dibubarkan oleh Gus Ipul dengan Surat Kerputusan bernomor 079/ PP/SK 01X/ 2009 tanggal 5 Oktober 2009. Pada acara yang sengaja digelar oleh Mahsun Ismail selaku Ketua GP Ansor Trenggalek dalam rangka merespons SK tersebut, telah hadir semua sesepuh warga Nahdiyyin dan Kiyai Sepuh se-Kabupaten Trenggalek, Pengurus Anak Cabang dan aktivis pemuda Ansor Trenggalek. Hanya PAC Kecamatan Bendungan yang tidak nampak. Informasinya, mereka (PAC Bendungan/CahNdeso) tidak hadir karena berhalangan, bukan sengaja tidak hadir, Ketuanya sedang di Sumatera, dan yang lainnya sakit.
Acara diselenggarakan dalam nuansa islami dan bersahaja. Para aktivis Pemuda Ansor nampak antusias mengikuti acara demi acara, hingga selesai. Mereka dengan wajah serius menunjukkan keprihatin yang mendalam pada "ujian" yang dipikul oleh Mahsun Ismail dan saudara-saudara pengurus GP Ansor. Dari pembicaraan mereka, diketahui bahwa para tokoh PC GP Ansor Trenggalek yang dinon-aktifkan oleh Gus Ipul ternyata sampai saat itu belum ada satu pun yang menerima SK yang ditandangani Gus Ipul tentang pembekuan kepengurusan PC GP Ansor Trenggalek bernomor 079/ PP/SK 01X/ 2009 tanggal 5 Oktober 2009.
“Dalam kesempatan ini, kami hanya klarifikasi pada beberapa pengurus karteker,” kata Gus Mahsun, yang juga Wakil Bupati Trenggalek. Lanjut dia, dari sembilan pengurus karateker, lima menyatakan menolak menjadi pengurus karteker. Selain itu tiga abstain serta seorang belum bersikap. Dia menambahkan, seluruh PAC Ansor tidak sepakat dengan adanya karateker. Artinya tetap mempertahankan pengurus lama. Kerena tidak menerima SK karateker juga tidak mengetahui kesalahannya.
“Seumpama PC GP Ansor yang saya komandani ini pernah melakukan kesalahan, pastinya sudah turun surat teguran dari GP Ansor Wilayah Jawa Timur maupun pusat. Selama ini, kami tidak pernah menerima surat peringatan. Kok tiba-tiba kepengurusan kami dibekukan dan ditunjuk pengurus karteker,” katanya.
"Kami menggelar silaturrakhmi ini untuk merapatkan barisan, bukan berarti kami menentang keputusan organisasi yang lebih tinggi. Namun, kami memiliki kewajiban bahkan berhak membela diri apabila kami didzolimi. Era reformasi, menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas. Era reformasi menomor-satukan hukum dan peraturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang telah disepakati dan diperjanjikan", demikian Mahsun Ismail.
Beberapa karateker pengurus PC GP Ansor tunjukan Gus Ipul juga hadir. Malahan, mereka membuat sebuah pernyataan di atas materai, yang intinya mereka sama sekali tidak tahu bila telah diangkat sebagai karakteker.
Dalam wawanrembug tersebut, Gus Mahsun Ismail, berkonotasi tentang pintu rumah dan gawang. Menurutnya, aktivis Ansor Trenggalek adalah pemilik rumah yang berkewajiban menjaga rumahnya, atau pemilik gawang yang berkewajiban menjaga gawangnya agar jangan sampai kebobolan. Gus Mahsun Ismail berkonotasi, bahwa ada tiga macam tamu yang datang ke rumah, yang satu adalah orang yang tidak mengerti lor-kidul atau tidak tahu arah (mungkin maksudnya adalah "orang gila"/red), yang kedua adalah tamu yang memang tidak tahu siapa pemilik rumah, ketiga adalah tamu tak diundang yang berniat jahat (maksudnya adalah "pencuri/rampok"/red). "Maka itulah, kita sebagai pemilik rumah harus senantiasa waspada, namun tetap bersikap bijaksana", katanya.
Penon-aktifan PC Ansor Trenggalek oleh Gus Ipul, menurut sementara kalangan inprosedural dan berbau politik sehubungan dengan agenda Pilbup pada 2010 mendatang. PrigiBeach.com mencatat opini dari beberapa tokoh kiyai sepuh yang enggan disebutkan namanya, Mereka sangat yakin akan adanya intrik-intrik politis dari masing-masing kandidat, dan Gus Ipul pun, nampak terkontaminasi pula. "Barangkali saja, Gus Ipul sengaja mengeluarkan SK pembekuan dimaksud, dan menyerahkannya pun bukan di "Markas Besar" GP Ansor (Gedung NU, Trenggalek/red) seperti tradisi organisasi itu. Melainkan diserahkan Gus Ipul di Pendopo Trenggalek dengan disaksikan para birokrat dan aleg. Di sisi lain, Gus Ipul juga dengan arif tidak memberikan tembusan SK itu pada pengurus yang dinon-aktifkan. Biar ada celah untuk direspon dan dimanfaatkan oleh yang merasa berkepentingan" kata kiyai tersebut dengan serius.
Menjelang akhir pertemuan, wartawan bertanya pada Gus Mahsun Ismail dengan sentilan, apakah dirinya siap menjadi Bupati Trenggalek periode 2010-2015. Dengan gayanya yang amusant namun diplomatis, Gus Mahsun menjawab "Saya mau menjadi Wabup dua periode berturut-turut, sudah tentu saya lebih mau dan lebih siap lagi untuk menjadi Bupati".
Mari kita lihat, apa yang terjadi nanti. Walaupun demikian, CahNdeso ikut prihatin dengan pembekuan pengurus PC GP Ansor Trenggalek oleh Gus Ipul ini. Sikap dan watak organisasi yang solid nampaknya tercecer oleh sebuah kepentingan yang pragmatisme. CahNdeso, hanyalah cah Nggalek yang sudah tentu lebih berpihak pada wong Nggalek, mungkin perasaan ini memang sulit dimusnahkan. Kalau soal kandidat Bupati yang akan datang, CahNdeso masih belum punya.
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".