Seorang isteri anggota Polisi di kota Kupang telah melakukan pemukulan terhadap seorang guru SMA bernama Musa Bijae. Kasus ini terjadi pada akhir bulan Juli yang lalu. Gara-garanya sang guru telah menegur siswi yang membuat kegaduhan saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung di dalam kelas. Lebih jelasnya ikuti berita berikut ini, yang saya copy dari Pojok Kelasku.
Musa Bijae (34) guru salah satu sekolah menengah atas di Kota Kupang dianiaya istri anggota polisi dari Kepolisian Resort Kupang. Tindakan ini membuat para kepala sekolah se-Kota Kupang mengancam mengeluarkan semua anak anggota polisi dari sekolah itu.
Gambar illustrasi : nurrahmanarif
Gambar illustrasi : nurrahmanarif
Musa Bijae kepada wartawan di Kupang, Jumat (30/7/2010) mengatakan, pemukulan itu terjadi Rabu (21/7/2010). Ketika sedang mengajar di ruang kelas II Mipa, salah satu SMA di Kota Kupang, terjadi keributan di dalam kelas. Keributan itu dilakukan oleh Kristina Mahana di kelas itu. Dia adalah putra anggota polisi di Polres Kupang.
Kemudian Bijae menegur Mahana, namun Mahana tetap membandel. Perempuan ini terus mondar-mandir di dalam ruang kelas tanpa tujuan jelas. "Saya tegur lagi, tetapi ia malah duduk di lantai sambil membuat keributan dengan mengganggu teman-temannya. Saya lalu menarik rambutnya, kemudian berbalik arah ke depan kelas," katanya.
Saat itu pula Mahana mendadak keluar ruang kelas. Ia langsung melapor kepada ibunya yang kebetulan sedang berurusan di sekolah itu. Ny Elvina Mahana, ibu Kristina langsung masuk ruang kelas dan menampar Bijae tiga kali. Ia lalu keluar ruangan tanpa bicara.
Kepala sekolah setempat bersama Bijae melapor kejadian penganiayaan itu ke Polresta Kupang. Saat masuk ruang pelaporan, tiba-tiba seorang istri anggota polisi itu datang dan langsung menampar Bijae lagi. Sementara kasus penganiayaan itu sampai hari ini tidak pernah diproses.
Terhadap kejadian ini para kepala sekolah se-Kota Kupang mengancam mengeluarkan semua anak polisi dari sekolah-sekolah di Kota Kupang. Mereka menilai perilaku polisi dan anggota keluarga terhadap para guru terkait anak anak mereka di sekolah sudah berlebihan.(http://regional.kompas.com)
Saya merasa, perempuan secantik apapun bila bertindak kasar dan arogan maka hilanglah unsur kecantikan yang dimilikinya. Buat Musa Bijae, dan semua guru di kota Kupang, saya menghimbau agar bersikap bijak namun tegas. Sabar itu memang ada batasnya, tetapi dalam kasus ini nampaknya sang perempuan arogan ini ingin berlindung di balik pakaian dinas suaminya! Maka, bersatulah para guru Kota Kupang, untuk menuntut keadilan. Kendati demikian, penyelesaian yang arif tidak harus mengorbankan generasi yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya.
Mungkin Anda tertarik :
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".