Foto : Sigung (wikipedia)
Binatang yang banyak kita kenal bisa mengeluarkan aroma wangi daun pandan untuk menarik perhatian mangsanya adalah musang (paradoxurus hermaphroditus ). Namun, yang satu ini sebaliknya menyemburkan bau busuk yang menusuk hidung, tapi bukan untuk menarik perhatian calon mangsanya, melainkan dengan bau busuk menyengatnya dia mencoba mempertahankan diri dari serangan predator lain. Dia-lah yang kita kenal sebagai sigung (Mydaus javanensis) atau teledu.
Sigung adalah binatang mamalia yang memiliki warna hitam dan putih. Sigung termasuk golongan binatang penyendiri yang mencari mangsa pada malam hari. Sementara dari pagi hingga petang, ia lebih suka bersembunyi dalam terowongan. Bobot tubuh sigung cukup bervariasi, antara 1,4 - 3,6 kilogram. Panjang badannya bisa mencapai 50 sentimeter.
Seekor sigung bersama anaknya
Sigung atau teledu merupakan mamalia seperti musang yang berbulu indah. Bila dalam keadaan terpojok, seekor sigung akan menundukkan kepala, mengangkat ekor, dan akan menjejak-jejakkan cakar depannya di tanah, ini sebagai peringatan buat para musuhnya. Jika musuh (predator) tidak segera pergi, sigung akan melengkungkan tubuh membentuk huruf U. Diarahkannya kepala dan ekornya ke musuh. Lalu disemburnya dengan semprotan yang berbau luar biasa busuknya.
Sigung di Indonesia dikenal sebagai spesies Mydaus javanensis. Namun sebenarnya sigung merupakan kelompok mamalia dari famili Mephitidae yang terdiri atas sekitar 10 spesies dari empat genus yaitu Conepatus, Mydaus, Mephitis, dan Spilogale. Dari genus Mydaus saja terdapat dua spesies yaitu Mydaus javanensis yang terdapat di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan (Indonesia dan Malaysia) dan spesies Mydaus marchei yang terdapat di Filipina. Sedangkan 8 spesies lainnya menghuni benua Amerika.
Sigung dalam bahasa inggris dikenal sebagai skunk, sedangkan untuk spesies sigung Indonesia (Mydaus javanensis) biasa disebut sebagai Indonesian Stink Badger, Malayan Stink Badger, Malay Badger, Sunda Stink Badger. Di Malaysia (dan sbagian Indonesia), sigung juga dikenal sebagai teledu.
Sigung Indonesia (Mydaus javanensis). Sigung memiliki moncong panjang dan berbulu panjang dan lebat. Warna bulu sigung didominasi coklat tua atau hitam dengan belang putih. Warna putih berada di tengah bagian tubuh, yaitu dari tengah bagian atas kepala hingga ekor. Sigung mempunyai panjang tubuh mencapai 50 cm dengan berat badan berkisar antara 1,4-3,6 kg.
Sigung di Indonesia dikenal sebagai spesies Mydaus javanensis. Namun sebenarnya sigung merupakan kelompok mamalia dari famili Mephitidae yang terdiri atas sekitar 10 spesies dari empat genus yaitu Conepatus, Mydaus, Mephitis, dan Spilogale. Dari genus Mydaus saja terdapat dua spesies yaitu Mydaus javanensis yang terdapat di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan (Indonesia dan Malaysia) dan spesies Mydaus marchei yang terdapat di Filipina. Sedangkan 8 spesies lainnya menghuni benua Amerika.
Sigung dalam bahasa inggris dikenal sebagai skunk, sedangkan untuk spesies sigung Indonesia (Mydaus javanensis) biasa disebut sebagai Indonesian Stink Badger, Malayan Stink Badger, Malay Badger, Sunda Stink Badger. Di Malaysia (dan sbagian Indonesia), sigung juga dikenal sebagai teledu.
Sigung Indonesia (Mydaus javanensis). Sigung memiliki moncong panjang dan berbulu panjang dan lebat. Warna bulu sigung didominasi coklat tua atau hitam dengan belang putih. Warna putih berada di tengah bagian tubuh, yaitu dari tengah bagian atas kepala hingga ekor. Sigung mempunyai panjang tubuh mencapai 50 cm dengan berat badan berkisar antara 1,4-3,6 kg.
Sigung merupakan binatang penyendiri yang beraktifitas di malam hari (nokturnal). Pada siang hari, binatang berbulu indah namun berbau busuk ini lebih banyak bersembunyi di dalam terowongan. Sigung mempunyai habitat di hutan-hutan sekunder hingga pada ketinggian 2000 mdpl.
Sigung (Mydaus javanensis) merupakan binatang omnivora yang mempunyai makanan kesukaan antara lain serangga, cacing tanah, tikus, katak, ular, burung, dan telur. Sigung juga memakan buah-buahan, akar, jamur, dan dedaunan.
Yang paling khas dari sigung adalah kemampuannya mengeluarkan sejenis gas yang berbau menyengat dan busuk dari kelenjar khusus yang terdapat di sekitar anusnya. Kelenjar ini menghasilkan bau yang mengandung sulfur (belerang), methyl and butyl thiols. Bau ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri terhadap predator.
Seekor sigung yang merasa terpojok akan mengancam lawan atau predator dengan cara menundukkan kepala, menaikkan ekornya, dan akan menjejak-jejakkan cakar depannya di tanah. Jika musuh atau predator tidak segera pergi, sigung akan melengkungkan tubuhnya menyerupai huruf “U” dengan kepada dan dubur menghadap ke lawannya. Dan menyemburlah bau yang sangat busuk.
Semburan sigung (Mydaus javanensis) sangat kuat hingga mampu mencapai jarak 3,6 meter yang arahnya bisa ke kanan, ke kiri, ke atas, atau lurus. Bau ini sangat kuat yang mampu menyebabkan iritas dan kebutaan.
Sigung (Mydaus javanensis) meskipun tidak diketahui populasinya dengan pasti namun oleh IUCN Redlist dikategorikan sebagai Resiko Rendah (Least Concern).
Di Eropa banyak yang memelihara sigung sebagai binatang peliharaan. Namun musti hati-hati, karena tidak semua spesies sigung dapat dipelihara. Hanya sigung dari genus Mephitis yang didapatkan dari negara-negara di Amerika saja yang boleh dipelihara karena spesies-spesies lainnya di negara lain termasuk dari Mydaus javanensis Indonesia dilindungi oleh undang-undang.
Klasifikasi ilmiah:
Kerajaan: Animalia;
Filum: Chordata;
Kelas: Mamalia;
Famili:Mephitidae;
Genus: Mydaus;
Spesies: Mydaus javanensis;
Nama binomial: Mydaus javanensis (Desmarest , 1820).
Nama binomial: Mydaus javanensis (Desmarest , 1820).
Sinonim: Mydaus meliceps.
Nama Indonesia: Sigung, Teledu.
Sumber utama : alamendah
Mungkin Anda juga tertarik :
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".