Jumat, 01 Oktober 2010

Benarkah G-30S/PKI Itu Fakta Sejarah? (Bag. 1)

Hari ini adalah tanggal 1 Oktober. Hari yang pada era Orde Baru biasanya diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, dan kemarin 30 September ditandai dengan pengibaran setengah tiang Sang Saka Dwi Warna, sebab diklaim sebagai Hari Berkabung Nasional. Sudah benarkah penetapan itu dengan sejarah yang sebenarnya? Artikel ini tidak berniat memojokkan siapapun, juga tidak bertujuan membela pihak tertentu. Melainkan ingin mencoba memberikan sumbangan pemikiran tentang bagaimana kita harus bersikap jujur dan terbuka dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Film Pengkhianatan G-30S/PKI

Orde Baru lahir setelah ditumpasnya issu Kudeta G/30-S/PKI, yakni 1 Oktober 1965; dan masa kekuasaan Orde Baru terhitung sejak Soeharto resmi memegang jabatan sebagai Presiden RI melalui TAP MPRS No XLIV/MPRS/1968 dan berkuasa selama 32 tahun hingga akhirnya digulingkan juga dengan cara yang lebih sopan dibanding saat ia berusaha menggulingkan Soekarno, yakni ketika Mei 1998 reformasi bergulir.

Pada masa kegemilangan rezim Soeharto, setiap warga negara Indonesia pasti sangat mengenal film yang di sutradari oleh Arifin C.Noer tahun 1984. Film yang wajibkan oleh pemerintah untuk ditayangkan pada tanggal 30 september setiap tahun. TVRI menjalankan instruksi ini selama rezim Orde baru memegang tampuk kekuasaan. Sebuah propaganda untuk menentang partai komunis di Indonesia. Dan ketika stasiun televisi swasta bermunculan pun akhirnya mereka juga wajib menayangkan film Pengkhianatan G-30S/PKI.

Tidak tanggung-tanggung, kala itu ada despensasi khusus bagi siswa mulai sekolah dasar hingga sekolah lanjutan, untuk tidak mengikuti pelajaran di sekolah. Seolah ada kewajiban istimewa agar generasi muda itu menyaksikan kebengisan Gerakan 30 September yang didalangi oleh PKI. Tidak ada satu pun siswa yang tidak mengenal nama Ade Irma Suryani, malahan banyak yang menjadikannya sebagai idola. Seorang gadis mungil yang tertembak dan tewas -puteri dari Jenderal Ahmad Haris Nasution- yang kemudian dinobatkan sebagai pahlawan.

Propaganda  Orde Baru mendiskreditkan Partai Komunis Indonesia sebagai sebuah partai yang berideologi komunis dan tak layak berdampingan dengan Pancasila, memberikan efek yang luar biasa. Hampir seluruh bangsa Indonesia membenci PKI/Partai Komunis Indonesia dan antek-anteknya. Anggota PKI dan seluruh ormasnya berjumlah ribuan yang dibunuh atau ditangkap, dijebloskan kedalam penjara dan diberi lebel tahanan politik, sebagian lagi bahkan dibuang di penjara pulau Nusa Kambangan dan Pulau Buru, sampai menjelang reformasi baru dibebaskan.

Issu Diragukannya Supersemar


Semasa Orde Baru berkuasa, tidak seorang pun berani meragukan keaslian Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret). Supersemar, adalah "surat sakti" yang menjadi cikal bakal lengsernya Soekarno dari jabatan Presiden Republik Indonesia. Alasan Supersemar diterbitkan, untuk menjawab situasi dan kondisi yang rawan akibat demonstrasi yang dilakukan oleh banyak elemen masyarakate termasuk kelompok organisasi massa, pelajar dan mahasiswa di Ibukota bahkan di seantero persada Ibu Pertiwi.

Situasi ini memaksa tiga Jendral yaitu Letjen (yang baru naik pangkatnya) Soeharto, Brigjen Amir Machmud dan Brigjen M Yusuf, untuk menemui Presiden Soekarno dan memaksanya agar segera memenuhi tuntutan rakyat. Tritura harus dipenuhi jika presiden ingin mengembalikan situasi negara ke arah yang kondusif.

Soekarno menolak memenuhi tuntutan rakyat. Soekarno tahu bahwa ini semua hanya kerjaan Soeharto yang memfitnah PKI sebagai pemberontak. Soekarno tahu betul, tidak mungkin PKI berkeinginan untuk menggulingkannya namun Soekarno tidak memiliki bukti yang otentik atas pernyataannya tersebut. Soekarno tahu bahwa aksi yang dilakukan oleh PKI dengan nama G 30 S PKI hanya bertujuan untuk menumpas rencana kudeta militer yang akan dilakukan oleh sekelompok perwira tinggi yang menamakan dirinya Dewan Jendral.

Setelah gagal untuk memaksa presiden memenuhi tuntutan rakyat, ketiga jendral tersebut berinisiatif membuat sebuah surat perintah atas nama presiden. Isi surat perintah yang diberi nama Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) hingga kini hanya diketahui oleh 4 orang, yakni tiga jendral tersebut dan Soekarno;  Sayang, Soeharto dan dua jenderal lainnya tempaknya tidak ingin rakyat Indonesia tahu apa isinya, maka mereka sengaja melenyapkan Supersemar yang asli lalu menggantinya dengan surat perintah yang palsu seperti yang kita tahu selama ini, sebagaimana tertulis dalam buku-buku pelajaran sejarah.

Supersemar palsu yang dibuat oleh Soeharto sendiri, intinya memberikan kekuasaan penuh kepadanya untuk mulai bergerak dan membubarkan PKI serta antek-anteknya. Sebagian besar masa pendukung PKI, Gerwani dan berbagai organisasi massa lain bentukan PKI dibantai secara masal, sebagian lagi dipenjara. Ini dilakukan untuk menghilangkan jejak sejarah agar semua kebusukan yang dilakukan oleh Soeharto tidak terungkap. PKI dijadikan kambing hitam karena memang PKI pernah melakukan percobaan kudeta di tahun 1948. Ini dijadikan alasan bagi Soeharto untuk semakin menjatuhkan PKI.

Setelah PKI dibubarkan, Soeharto menyatakan bahwa PKI adalah Partai terlarang di Indonesia karena bertentangan dengan Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia. Demikian patriotiknya slogan propaganda Ordebaru dalam mendiskreditkan paham komunis di tanah air ketika itu. Sehingga siapa saja baik secara terang-terangan atau diam-diam memilih PKI sebagai partainya akan segera disingkirkan.

Tentang palsunya Supersemar yang dijadikan senjata oleh Soeharto untuk menumpas PKI dan kemudian berujung pada pelengseran Soekarno, banyak para pakar sejarah dan ahli politik yang menyatakan surat itu memang palsu.

Rekontruksi dan Pengesyahan Sejarah

Peralihan kekuasaan dari Orde Lama di bawah kepemimpinan Soekarno kepada rezim Orde Baru pimpinan Soeharto, memang perlu dipertegas dan direkonstruksikan secara ilmiah sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Pertikaian antara kelompok Soekarnoisme dan yang pro Soeharto pada saat itu, hendaknya digali kembali. Ada kemungkinan, Angkatan Bersenjata di masa Orla sangat tidak ingin mengikuti kebijakan Presiden Soekarno yang anti imperialisme dan neokolonialisme pimpinan Inggris dan Amerika.

Di mana pada antara kurun waktu seusai kita merebut Irian Jaya dari Belanda pada tahun 1963, hingga tahun 1965, negara kita melakukan konfrontasi dengan Malaysia. Bahkan, kemarahan bangsa Indonesia memuncak ketika Usman dan Harun dua orang Angkatan Laut kita dihukum gantung oleh rezim Tengku Abdurrahman, di Kuala Lumpur. Padahal, Malaysia sebagai negara persemakmuran dibawah perlindungan Inggris yang bersekutu dengan Amerika. Mereka adalah negara-negara yang menentang hegemoni ideologi komunis.

Berangkat dari perseteruan negara kita dengan Malaysia, maka dimungkinkan bagi Soeharto dan konco-konconya untuk mempersiapkan diri melakukan kudeta militer dengan dukungan Inggris dan Amerika. Indikasi adanya gerakan militer ini, sesungguhnya sejak dini sudah tercium oleh Presiden Soekarno. Karena itu, pasukan pengawal presiden dia bentuk dengan nama komando tersendiri, yakni Cakrabirawa. Cakrabirawa adalah resimen yang merupakan pasukan gabungan dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas khusus menjaga keamanan Presiden RI pada zaman pemerintahan Soekarno. Komandan Resimen Cakrabirawa pada saat itu adalah Brigadir Jendral Moh. Sabur.

Pada masa penumpasan Gerakan 30S/PKI yang dikomando oleh Letjen Soeharto, pasukan Cakrabirawa menjadi sasaran utama dan paling dahulu dilumpuhkan. Menyusul kemudian PKI dan Ormas-ormasnya dihancurkan, dengan bantuan masyarakat Indonesia utamanya ummat Islam yang notabene sangat memusuhi kehadiran komunisme yang dianggap sebagai ideologi atheis. Berkat propaganda Soeharto dan konco-konconya pada waktu, banyak partai politik yang berhasil membela kepentingan Soeharto. Bahkan, PNI (Partai Nasional Indonesia) yang ideologinya Marhaenisme berhasil dibuat percaya pada propaganda politik Soeharto. Walaupun selama beberapa waktu kemudian terjadi perpecahan di tubuh PNI dengan munculnya dua kubu PNI, yang satu mendukung Soeharto dan yang lain tetap setia pada Soekarno. (Bersambung)
(Dari berbagai referensi)


Niadesain.com
Related Posts with Thumbnails

2 Komentar:

BRI Jakarta Veteran mengatakan...

wah menarik nih sob, langsung menuju lanjutannya ...

Lina CahNdeso mengatakan...

@BRI Jakarta Veteran: Thanks, Bang. Semoga ada upaya untuk menggali sejarah bangsa kita itu... God Bless you

Posting Komentar

"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".

Please Read This For Peace
(Mohon Baca Ini, Demi Persahabatan)




Disclaimer

I don't and never claim ownership or rights over images published on my blog unless specified.
All images are copyright of their respected creators. If any images that appear on my blog are in violation of copyright law, please contact me on my Chat Box/Guest Book or via my e-mail (maksumhamid [at] trenggalekjelita [dot] web [dot] id) and I will remove the offending pics as soon as possible.

Thank You So Much All Guests and Blogger Friends

I greatly appreciate your kindness to visit my blog and,
in return, I promise I will pay my own visit to your blogs or your sites as soon as possible.; Insyaallah, through this sort of social amiability and solidarity, we could find out a great
deal of thing which will be useful for advancing our human values.
For the sake of friendship and togetherness, please leave a sign of your presence on myChat Box/Guest Book or on comment, so that I can know it precisely and instantly.


Yours sincerely and best regard.
[Lina CahNdeso]

Categories

Senandung Kawula Alit (280) PNS dan Birokrasi (255) Artikel (223) Info (212) Pendidikan (163) Lowongan Kerja (161) Sains-Teknologi Informasi (151) Sejarah Trenggalek (145) Pembangunan (90) Politik (86) Bagi Pahlawan Kemerdekaan (83) Islam (70) Pra-Anggapan (70) Agamaku (69) Kriminal (69) UU-Peraturan (63) Anti Korupsi (60) Catatan Budaya (58) Antik dan Klasik (57) Olahraga (56) Numpang Niwul (54) Cinta dan Kasih Sayang (42) BisnisOnline (37) Tanggung Jawab dan Profesionalisme (37) Software (36) Biografi Tokoh Seni/Sastra Indonesia (35) Sains-Teknologi (32) Biografi Tokoh Peraih Nobel (31) PTC (31) Legeslatif (30) Mesum (27) Palestina (27) Kesehatan (25) Info Beasiswa (24) Thiwul-Manco-Rengginang (22) Zionist (22) Artikel-Copas (21) Flora/Fauna (21) Trik dan Tips Blogging (21) Bencana Alam (20) Langka (20) Selebritis/Tokoh (19) Pariwisata (18) Piala Dunia 2010 (18) Kasus Korupsi (16) Sejarah Dunia (16) English Version (13) Antik dan Klasik. Dongeng (11) Fakta Unik (11) Berita CPNS (9) Fauna (8) Idul Fitri (8) Bencana (6) Bonsai (6) Film (6) Office (6) Poetry (6) Eksekutif (5) My Award (5) Antivirus (4) Biografi Tokoh Lokal (4) Kabinet (4) Puisiku (4) Guest Book (3) Lomba (3) Musibah (3) Polisi (3) Affiliasi Bisnis (2) Bank (2) Biografi Tokoh Seni/Sastra Indonesia (English) (2) Ekonomi/Keuangan (2) Iklan/Pariwara (2) KIB Jilid 2 (2) Mbah Surip (2) Merapi (2) Musik (2) Pelantikan Presiden (2) Taxi (2) lebaran (2) Adipura (1) Alexa (1) Banner Sahabat (1) Biografi Tokoh Seni/Sastra Lokal (1) Catur (1) Cerpen (1) Daftar Posts (1) Dewa Ruci (1) Forex-JSS-JBP (1) GTT (1) Game (1) Google Sandbox (1) Hari Jadi (1) Irshad Manji (1) Jamu Tradisional (1) Jelajah Sepeda-Kompas (1) Jimat Trenggalek (1) Judi/Togel (1) Kuliner (1) Malaysia (1) Maria Verchenova: Russian golferMaria Verchenova: Russian golfer (1) Moammar Khadafi (1) Parcel (1) Perempuan (1) Pers (1) Pramuka (1) Psikologi (1) Resensi Buku (1) Sepak Bola (1) Sumpah Pemuda (1) TNI (1) Tradisional (1)
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes

Back To Top