Panitia mengapit dua narasumber |
Para ketua kelompok tani dan kelompok peternak se-Kabupaten Trenggalek hari ini, Selasa (10/5) nampak berduyun-duyun mendatangi Balai Benih Ikan milik Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Trenggalek di Jalan Brigjrend Sutran. Mereka nampak segar dan bersemangat, melangkah memasuki ruang pertemuan. Sementara beberapa petugas berseragam menyambut kedatangan para petani dan peternak dengan ramah dan santun. Mereka yang menyambut itu adalah komunitas generasi muda Trenggalek yang peduli pada nasib masyarakat bawah. Dengan bendera LSM (lembaga Swadaya Masyarakat) Kostradem (Komunitas Study Transparansi Anggaran dan Demokrasi) Trenggalek.
LSM Kostradem menyelenggarakan pelatihan kilat cara-cara praktis berbasis teknologi modern pembuatan pakan dan pupuk organik, kepada para petani dan peternak. Teknologi yang akan diterapkan meskipun sederhana dan sangat mudah diimplementasikan oleh setiap petani dan peternak, namun manfaatnya sangat besar. Menurut Puryono, Sekretaris LSM Kostradem, kegiatan ini murni swadaya organisasi, tanpa bantuan dari pemerintah. Hadir dalam acara pembukaan Hj. Penny Mulyadi –Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Kepala Dinas Peternakan Trenggalek yang diwakili oleh Sekretaris Drs. Joko Setyono, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, dan Kepala SKPD terkait utamanya Kepala Dinas Pendidikan Trenggalek yang diwakili Kasi Sarpras , Drs. Heru Prihandono.
“Limbah dari tumbuhan dan kotoran hewan, bila tidak dikelola, menurut penyelidikan para ahli biologi dapat mengeluarkan gas beracun yang semakin lama akan memicu struktur lapisan ozon dan menyebabkan polusi udara, karena itu, dalam pelatihan ini akan dikupas habis-habisan bagaimana cara menanggulangi dampak negatif dari limbah tersebut, sekaligus mengolah ulang menjadi bahan pakan dan pupuk organik,” kata Puryono.
Dalam pada itu, Joko Setyono, Sekretaris Dinas Peternakan Trenggalek menegaskan pernyataan Puryono, bahwa di Trenggalek ini ada lebih dari 30 ribu ternak sapi, yang setiap harinya mengeluarkan kotoran rata-rata 4 kilogram. Limbah yang cukup besar dan sangat potensial untuk dijadikan bahan dasar pembuatan pakan dan pupuk organik. Juga berpotensi merusak lapisan ozon serta polusi udara.
“Bayangkan, kalau 30 ribu sapi itu setiap hari mengeluarkan kotoran rata-rata 4 Kg, itu artinya ada 120 ton bahan baku yang siap diolah menjadi pupuk atau pakan ternak. Belum lagi kotoran yang dikeluarkan oleh hewan lain seperti kamping, bebek, ayam dan lainnya. Alangkah sangat prospektifnya limbah tersebut untuk dijadikan sebuah industri pakan dan pupuk organik,” ujar Joko. Selanjutnya dia menambahkan, bahwa bumi, utamanya sawah dan ladang tempat bercocok tanam ini sudah sangat lelah dan jompo, akibat sering memakai pupuk un-organik, pupuk yang mengandung zat-zat kimia. Perlu kiranya, kesadaran dari para petani maupun peternak untuk bekerjasama dan saling bahu-bahu, memberikan penyegaran kepada sawah dan ladang dengan cara kembali ke alam, yakni mengolah dan memproduksi pakan dan pupuk organik.
Joko Setyono menyisipi ceramahnya dengan pujian kepada segenap komunitas Kostradem yang telah bersedia menyelenggarakan pelatihan pembuatan pakan dan pupuk organik berbahan dasar kotoran dan kencing ternak sapi. “Kostradem melaksanakan kegiatan ini dengan dana seratus prosen swadaya. Ketika pemerintah akan memberikan bantuan, justru mereka menolak dengan tegas, dan saya merasa bangga ternyata mereka memang sungguh-sungguh bertekad akan menunjukkan jati dirinya sebagai LSM yang Lembaga Swadaya Masyarakat, bukan LSM yang Lembaga Susah Makan,” katanya dengan tandas penuh kebanggaan.
Hj. Peny Mulyadi ketika memberikan sambutannya, mengatakan sangat mendukung kegiatan LSM Kostradem, serta sangat berterima kasih kepada segenap komunitas LSM di daerah ini yang mau peduli pada masyarakat kecil. Terlebih lagi, dengan aktivitas LSM Kostradem yang mandiri dan swadaya. Hadirin dibuat terperangah oleh gaya orasi Bunda Penny -demikian panggilan akrabnya- yang ketus, namun luwes dan humoris. Di mana pun Bunda Penny hadir, tiada kesan kantuk menghampiri hadirin tatkala dia bicara di depan microphone.
“Saya berharap, kegiatan yang produktif dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti ini, dapat diselenggarakan dan memberikan hasil yang optimal. Selain dari pupuk dan pakan ternak, dari kotoran ternak, kita juga dapat membuat biogas. Bila diperlukan, para kelompok tani dan ternak, dapat mengajukan proposal ke Pemkab, dan PKK Trenggalek, akan siap memfasilitasi. Namun, tunjukkan dulu produktivitas dan aktivitas kinerja kelompoknya, jangan mengajukan permohon bantuan tapi belum ada produksi sama sekali,” kata Penny Mulyadi. Kendati demikian Bunda Penny sangat menghargai bila niat untuk menjadi wiraswasta dalam industri pakan dan pupuk organik maupun biogas tersebut muncul dan dikelola secara mandiri.
Diklat pembuatan pakan dan pupuk ternak ini diikuti oleh 251 orang yang merupakan wakil dari semua desa/kelurahan se Kabupaten Trenggalek, masing-masing desa ada yang mengirimkan lebih dari satu utusan. Nara sumber utama adalah Ir. Gatot Kustiono dari BPTP Jatim di Mojokerto, yang menyampaikan makalah “Pengembangan dan Penumbuhan Industri Pakan Ternak SkalaKecil”. LSM Kostradem yang menyelenggarakan diklat, adalah lembaga swadaya masyarakat yang berbadan hukum dan terdaftar di kantor Kesbanglinmas Trenggalek, dan memiliki citra terpuji di mata masyarakat Trenggalek, karena kinerja dan kredibilitas komunitas ini yang profesional dan mengukuhi kode etik LSM.
Menurut Doding Rakhmadi, ST,Ketua LSM Kostradem, pihaknya akan terus menindak lanjuti kegiatan ini sampai ke desa-desa serta mengawal dinamika pengolahan kotoran ternak sampai menjadi pakan, pupuk dan biogas. “Kami akan terus memberikan bimbingan teknis kepada kelompok yang hadir mengikuti pelatihan, juga kepada semua kelompok tani dan peternak yang mungkin berhalangan hadir saat ini. Kami berharap, pelatihan ini dapat memberikan manfaat maksimal untuk memberikan hasil sampingan bagi mereka, dan selanjutnya bisa meningkatkan ksejahteraan mereka di masa depan,” ujar Doding, pemuda yang sampai saat ini masih belum berniat menikah, alias masih lajang. (prigibeach).
3 Komentar:
Programnya bagus..... implementasinya..... biasanya disalah gumanakan !
kunjungan balik sob...
link sudah terpasang...
sukses selalu buat Trenggalek Jelita...
@ anonim: Mudah-mudahan implementasinya selaras.
@ UII Fans : Mudah-mudahan aktivitas dan produktivitas Kostradem lebih menarik dari artikel ini. Amin.
@ Lingkar Merah : Okay, Sob, terima kasih sanjungan dan doa-nya.
For you all : Salam sahabat.
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".