Perekonomian Kabupaten Trenggalek sebagian besar ditopang oleh sektor pertanian, sebanyak 72% penduduk mengandalkan sektor pertanian. Akan tetapi, hal ini tidak didukung oleh ketersediaan lahan yang dimiliki. Luasan kepemilikan lahan petani di Kabupaten Trenggalek sangat sempit, yaitu berkisar 0,3 hektare. Kondidi tersebut mengakibatkan pendapatan petani sangat rendah.
Salah satu program terobosan dalam rangka peningkatan pendapatan petani di Kabupaten Trenggalek adalah dengan Pengembangan Kawasan Agropolitan di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Bendungan, Watulimo, dan Pule. Program ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dari sektor pertanian dalam arti luas dan sebagi model untuk dikembangkan di wilayah kecamatan lain di Kabupaten Trenggalek.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bappeda Kabupaten Trenggalek, Imam Suprapto, SH., M.Si. saat Rapat Koordinasi Sinkronisasi dan Integrasi Kegiatan Primatani di Kawasan Agropolitan Kabupaten Trenggalek, yang diselenggarakan di Graha Bhawarasa Kabupaten Trenggalek, Selasa 16 Juni 2009. Acara ini dihadiri oleh Bupati Trenggalek, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jatim, Dr. Sudarmadi Purnomo, Peneliti BPTP, Prof. Dr. Gatot Kartono, Kepala SKPD Pemkab Trenggalek, Tim Prima Tani BPTP Jatim, serta Camat Bendungan, Pule, dan Watulimo.
Bupati Trenggalek, H. Soeharto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam upaya peningkatan kinerja program agroplitan di Kabupaten Trenggalek perlu dukungan inovasi teknologi tepat guna (TTG) yang spesifikasi lokasi, sehingga diperlukan sinergisme kelembagaan antara sumber inovasi teknologi dengan Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Kehadiran BPTP Jawa Timur melalui "Prima Tani diharapkan dapat memicu dalam menginisiasi program Agropolitan di Kabupaten Trenggalek.
Agenda yang telah dilaksanakan Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan Agropolitan antara lain: Teknologi pengelolaan terpadu budidaya sapi perah, teknologi pengelolaan terpadu sistem usaha tani hortikultura dan perkebunan, teknologi pengelolaan agroindustrial hasil perikanan, bantuan peralatan pengolahan hasil pertanian/perkebunan/perikanan dan peternakan berupa peralatan teknologi tepat guna spesifik lokal, demplot peralatan pengolahan hasil pertanian/perkebunan, dan demplot pengembangan kawasan agropolitan.
Salah satu program terobosan dalam rangka peningkatan pendapatan petani di Kabupaten Trenggalek adalah dengan Pengembangan Kawasan Agropolitan di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Bendungan, Watulimo, dan Pule. Program ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dari sektor pertanian dalam arti luas dan sebagi model untuk dikembangkan di wilayah kecamatan lain di Kabupaten Trenggalek.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bappeda Kabupaten Trenggalek, Imam Suprapto, SH., M.Si. saat Rapat Koordinasi Sinkronisasi dan Integrasi Kegiatan Primatani di Kawasan Agropolitan Kabupaten Trenggalek, yang diselenggarakan di Graha Bhawarasa Kabupaten Trenggalek, Selasa 16 Juni 2009. Acara ini dihadiri oleh Bupati Trenggalek, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jatim, Dr. Sudarmadi Purnomo, Peneliti BPTP, Prof. Dr. Gatot Kartono, Kepala SKPD Pemkab Trenggalek, Tim Prima Tani BPTP Jatim, serta Camat Bendungan, Pule, dan Watulimo.
Bupati Trenggalek, H. Soeharto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam upaya peningkatan kinerja program agroplitan di Kabupaten Trenggalek perlu dukungan inovasi teknologi tepat guna (TTG) yang spesifikasi lokasi, sehingga diperlukan sinergisme kelembagaan antara sumber inovasi teknologi dengan Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Kehadiran BPTP Jawa Timur melalui "Prima Tani diharapkan dapat memicu dalam menginisiasi program Agropolitan di Kabupaten Trenggalek.
Agenda yang telah dilaksanakan Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan Agropolitan antara lain: Teknologi pengelolaan terpadu budidaya sapi perah, teknologi pengelolaan terpadu sistem usaha tani hortikultura dan perkebunan, teknologi pengelolaan agroindustrial hasil perikanan, bantuan peralatan pengolahan hasil pertanian/perkebunan/perikanan dan peternakan berupa peralatan teknologi tepat guna spesifik lokal, demplot peralatan pengolahan hasil pertanian/perkebunan, dan demplot pengembangan kawasan agropolitan.
6 Komentar:
Ketika saya berkeliling ke beberapa tempat perdagangan di trenggalek, memang kesannya sepi kang. Bahkan kecamatan kecil Bandung nafas bisnisnya lebih kerasa dibanding Trenggalek. Saya sepakat menjadikan Trenggalek menjadi daerah Agropolitan. Kalau pertanian kita seperti Thailand ? Apa nggak menggiurkan ?
Betul sekali...gimana kabare, Cak!? Diperjalanan pulang dari Trenggalek ke Surabaya aman, lancar dan terkendali?
Guyon aja "Kalo masih rencana sudah bilang ndak serius siapa yang mau mendukung gagasan itu". Tapi yang diharapakan masyarakat bawah seperti saya adalah kenyataan dari keseriusan. Sekarang mulai musim kemarau, buktikan keseriusan dengan mengendalikan kekurangan air dan pengaturan irigasi untuk mengatasi gagal panen. Daerah selatan mulai kering lo :P
Mudah-mudahan, komentar Panjenengan dibaca oleh Beliau-beliau. Saya setuju, namun...harap maklum, kita kawula alit. Bisa saya hanya begini...tidak lebih. No more...!
He..he.. iya mas, kita hanya bisa berharap dan urun pikir. Klo masuk ya sukur klo ndak masuk yo gpp.
Urun pikir, urun rembug, urun...apa lagi ya?! Kulo panjenengan sami, sami disuwuni urunan, kapan diuruni?!
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".