Rencana di komputer Dr Azahari menjelaskan mengapa para pebisnis jadi target di Jakarta.
VIVAnews - Rentetan kejadian bom bunuh diri di Indonesia bukan insidental, aksi teror ini sudah direncanakan dan diperhitungkan oleh para teroris.
Para teroris bahkan memiliki master plan untuk melaksanakan aksinya. Salah satunya ditemukan di komputer milik Dr Azahari bin Husin, ahli perangkai bom yang merupakan patner Noordin M Top.
Nama Azahari sebelumnya bahkan lebih dikenal daripada Noordin M Top. Tembakan mati polisi di sebuah rumah di Batu, Malang menghentikan aksi pria kelahiran 1957 itu selamanya, meski jaringan terorisnya masih eksis sampai saat ini.
Harian Australia, Sydney Morning Herald memuat petikan masterplan teror di komputer Azahari, meski belum jelas apakah Azahari atau Noordin yang menulis rencana tersebut.
Dalam rencananya, teroris memang mengincar Bali sebagai target utama, terutama lokasi-lokasi tempat berkumpulnya turis-turis asing. Dalam detail rencana teror, kawasan Jimbaran jadi pilihan ketimbang kawasan yang lebih ramai seperti Kuta atau Legian.
Berikut kutipan rencana teror dari komputer Azahari seperti dimuat laman The Electric New Paper Singapura: “Survei membuktikan lebih banyak orang asing di Jimbaran. “Jelas, pengunjung di Jimbaran adalah bisnisman, dibandingkan pengunjung di Jalan Legian yang kebanyakan anak-anak muda.”
“Kematian para pebisnis akan menimbulkan implikasi yang lebih besar daripada sekedar anak-anak muda.”
Target dalam komputer Azahari menjelaskan mengapa para teroris menjadikan pertemuan para eksekutif di lounge Hotel JW Marriott sebagai target dalam peristiwa Jumat 17 Juli 2009. Tiga pengusaha asal Australia, Nathan Verity, Craig Senger, dan Garth McEvoy, serta Timothy Mackay, Bos Holcim Indonesia tewas dalam kejadian tersebut.
Dalam rencana teror di komputer Dr Azahari juga berisi tiga rencana peledakan bom yang sampai saat ini belum terlaksana, seperti dimuat Sydney Morning Herald.
- Bom bunuh diri dengan menggunakan bom kecil di ransel untuk meledakan monumen peringatan peristiwa Bom Bali yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia
- Pemboman di pasar seni Ubud
- Pemboman di Pantai Kuta, tempat pada turis asing mandi matahari dan menikmati pantai.
Mengapa teroris mengincar Bali saat itu? “Musuh-musuh sering berkumpul di restoran atau diskotik di Bali. Menyerang musuh-musuh secara massal lebih mungkin daripada tempat-tempat lain di Indonesia,” kata rencana tersebut. “Apalagi Bali terkenal di seluruh dunia, serangan teroris di Bali akan dimuat di media seluruh dunia.”
Ketiga skrenario sadis ini tidak terlaksana sampai kematian Azahari, meski demikian para teroris berdarah dingin ini sudah menyiapkan skrenario lebih besar di Hotel Marriott dan Hotel Ritz Carlton. Kuncinya, ada pada bom yang ditemukan di kamar 1808 Hotel Marriott.
Para teroris diduga berencana meledakan kamar 1808 terlebih dulu, saat pengunjung hotel berhamburan, baru dua bom bunuh diri diledakan di lantai dasar kedua hotel. Tujuannya diduga agar korban makin banyak.
“Yang 1808 ditinggal dalam keadaan aktif dan kemudian seharusnya lebih duluan dari yang meledak disitu (di lobi),” kata Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi, Ketut Untung Yoga, dalam jumpa pers di Jakarta Media Crisis Center, Jakarta, Kamis 23 Juli 2009.
Menurut Untung Yoga, bom yang ditinggal di dalam kamar itu akan diledakkan lebih awal dari dua bom yang ’sukses’ meledak. Hal itu diketahui dari parameter waktu pada bom yang diatur lebih awal.
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".