Tahun lalu, Hari Jadi Kota Trenggalek, Jawa Timur, Indonesia, yang Ke-815, juga bersamaan dengan bulan Suci Ramadhan. Waktu itu pun, pembagian tajilan dan acara buka bersama di Pendopo Agung Trenggalek diselenggarakan oleh Panitia. Seru dan sangat meriah.
Namun.... tahun ini kekhidmatan prosesi peringatan Hari Jadi Trenggalek Ke-816 tercoreng oleh sebuah insiden memalukan. Peristiwa terjadi ketika menjelang saat acara "Buka Puasa Bersama" di Pendopo Agung Kabupaten. Warga yang memenuhi aloon-aloon dan sekitarnya menyerbu ke Pendopo dan berebut "tajilan" yang disediakan Panitia.
Menurut beberapa orang panitia yang hadir, segala sesuatunya sudah dipersiapkan secara matang dan makanan yang disajikan pun jumlahnya diperkirakan melebihi warga yang datang. Namun, ternyata panitia sama sekali tidak memperhitungkan kemungkinan terjadinya serbuan pengunjung yang membludak menantikan detik-detik berbuka puasa itu.
Akibatnya, saat panitia membagikan makanan paket dari balik pagar sekeliling halaman Pendopo Agung, warga yang tidak sabar langsung menyerbu masuk halaman pendopo. Mereka seakan "laskar" yang kelaparan, berdesak-desakan dan saling dorong satu sama lain. Beberapa anak kecil terhimpit, bahkan ada yang terinjak-injak.
Tumpukan paket makanan yang sudah tertata rapi langsung diserbu oleh ribuan warga Trenggalek yang menyaksikan acara tersebut. akhirnya aksi rebutan makanan pun tak terhindarkan. Bahkan beberapa anak sempat terijnak ijnak saat terjadi rebutan makan. Ratusan paket makanan terbuang sia-sia, berhamburan mengotori halaman Pendopo Agung dan jalan-jalan di depannya.
Kericuhan tidak berhenti sampai disitu, ratusan peket makanan yang baru saja didatangkan dari catering dan masih berada di atas mobil pick-up juga langsung diserbu oleh warga. Melihat aksi nekat tersebut beberapa panitia yang berada diatas mobil hanya terbengong dan tidak bisa berbuat apa apa.
Di lain tempat, ratusan warga yang tidak kebagian tajilan terpaksa pulang dengan mengerutu. "Kami sudah menunggu sejak jam 4 sore, Mas, tapi gak kebagian. Abisnya Panitia gak seperti tahun lalu, sekarang ricuh-cuh," ujar Dian Anggreini, warga Buluagung, Kecamatan Karangan.
Sementara itu Sigit Hari Basuki, Ketua Panitia PHBN Trenggaek Tahun 2010 mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, namun demikian karena masyarakat tidak sabar insiden memalukan pun tak terhindarkan.
"Sebetulnya kami sudah berusaha semaksimal-mungkin ,tapi ya mau gimana lagi kalau masyarakatnya ndak sabaran," katanya. Sambil menambahkan bahwa pada awalnya tujuan pembagian tajilan tersebut adalah mengkhidmatkan buka bersama dengan masyarakat dalam rangka Hari Jadi Trenggalek Ke-816. "Kami tak menyangka, insiden ini bakal terjadi", ujarnya.
Menurut beberapa orang panitia yang hadir, segala sesuatunya sudah dipersiapkan secara matang dan makanan yang disajikan pun jumlahnya diperkirakan melebihi warga yang datang. Namun, ternyata panitia sama sekali tidak memperhitungkan kemungkinan terjadinya serbuan pengunjung yang membludak menantikan detik-detik berbuka puasa itu.
Akibatnya, saat panitia membagikan makanan paket dari balik pagar sekeliling halaman Pendopo Agung, warga yang tidak sabar langsung menyerbu masuk halaman pendopo. Mereka seakan "laskar" yang kelaparan, berdesak-desakan dan saling dorong satu sama lain. Beberapa anak kecil terhimpit, bahkan ada yang terinjak-injak.
Tumpukan paket makanan yang sudah tertata rapi langsung diserbu oleh ribuan warga Trenggalek yang menyaksikan acara tersebut. akhirnya aksi rebutan makanan pun tak terhindarkan. Bahkan beberapa anak sempat terijnak ijnak saat terjadi rebutan makan. Ratusan paket makanan terbuang sia-sia, berhamburan mengotori halaman Pendopo Agung dan jalan-jalan di depannya.
Kericuhan tidak berhenti sampai disitu, ratusan peket makanan yang baru saja didatangkan dari catering dan masih berada di atas mobil pick-up juga langsung diserbu oleh warga. Melihat aksi nekat tersebut beberapa panitia yang berada diatas mobil hanya terbengong dan tidak bisa berbuat apa apa.
Di lain tempat, ratusan warga yang tidak kebagian tajilan terpaksa pulang dengan mengerutu. "Kami sudah menunggu sejak jam 4 sore, Mas, tapi gak kebagian. Abisnya Panitia gak seperti tahun lalu, sekarang ricuh-cuh," ujar Dian Anggreini, warga Buluagung, Kecamatan Karangan.
Sementara itu Sigit Hari Basuki, Ketua Panitia PHBN Trenggaek Tahun 2010 mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, namun demikian karena masyarakat tidak sabar insiden memalukan pun tak terhindarkan.
"Sebetulnya kami sudah berusaha semaksimal-mungkin ,tapi ya mau gimana lagi kalau masyarakatnya ndak sabaran," katanya. Sambil menambahkan bahwa pada awalnya tujuan pembagian tajilan tersebut adalah mengkhidmatkan buka bersama dengan masyarakat dalam rangka Hari Jadi Trenggalek Ke-816. "Kami tak menyangka, insiden ini bakal terjadi", ujarnya.
Woooalaaaah...insiden itu terjadi, ada tiga sebab yang bersamaan jalannya:
- Pertama, banyaknya warga yang ingin memeriahkan Dirgahayu Trenggalek dalam nuansa Ramadhan, yang jarang sekali akan terjadi;
- Kedua, ada sebagian warga Trenggalek yang ingin menunjukkan pada Kanjeng Bupati dan para penguasa Trenggalek bahwa mereka membutuhkan santunan, walau sekedar tajilan berbuka puasa, artinya : masih ada warga kita yang hidup dalam garis kemiskinan;
- Ketiga, Panitia penyelenggara acara buka puasa bersama perlu didiklat managemen pelayanan masyarakat dan antisipasi serbuan warga yang butuh makan.
Mungkin ada sebab yang lain, tapi menurut CahNdeso, tidak perlu dikemukakan di sini. Hooooalaaaah.... kasihan warga yang datang dari pelosok pedesaan seperti Pule, Gamping, Mlinjon, Bendungan dan Tugu.
NB. Info Khusus : Bagi Sobat-sobat blogger pemula seperti saya, yang ingin ikutan kontes Menjadi Blogger Yang Bahagia, segera saja lihat persyaratan lengkapnya di Info Kontes: Menjadi Blogger Yang Bahagia. Daftarkan diri Anda, ikut serta jangan ragu-ragu lagi. Hadiah dan kejuaraan bukan tujuan, namun persahabatan dan nilai-nilai silaturrakhmi antar blogger merupakan kekayaan putera-puteri Ibu Pertiwi yang tiada ternilai mulianya.
Tulisan Terkait :
4 Komentar:
salam sahabat
ehm lha kasihan ama yang dari pelosok apa gak kebagian mas???
@Dhana/戴安娜 >>> Bener, ratusan yang kagak kebagian, tapi mereka nerimo, bablas mulih...wong ra gowo sangu, yeeee... mesakke yaaa...
hualah wayahe sedurunge disiapne ben ga nggawe gelane rakyat seng mlarat mas
@Dhana/戴安娜 >>> sudah disiapkan, kok. Masyarakat yang datang nampaknya gak sabaran, takut gak kebagian, terus "serbuuuuuuu....." membuat panitia terbengong-bengong.....xaxaxa... Btw. daku gak tarawih di surau, di rumah ajaaaa... jadi santailah...
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".