Sosok yang tawaddahu' , bersahaja, lugu dan sangat bertanggungjawab. Itulah gambaran yang kuperoleh dari Mbah Marijan, sang Juru Kunci Gunung Merapi. Sejak mencuatnya berita tentang dia pada Mei 2006, tatkala Merapi "marah", aku sangat terkesan dengan sosok renta yang akrab dipanggil dengan Mbah Marijan ini. Kendati usianya sudah mencapai hampir 80 tahun kala itu, ia masih tampil gagah dengan senyum yang selalu menghiasi wajah keriputnya.
Musibah letusan Merapi pada 15 Mei - 7 Juni 2006, menjadi berkah tersendiri bagi Mbah Marijan. Karena usai peristiwa tersebut, salah satu produk minuman energi terbesar di Indonesia, telah menjadikan Mbah Marijan sebagai icon produk itu berdampingan dengan Chris Jhon. Ratusan juta bahkan milyaran rupiah barangkali sudah mengalir ke kocek Mbah Marijan. Namun, dia tidak tergiur untuk hidup menikmati harta sebesar itu, yang menurut ukuran masyarakat pedesaan, sangat-sangat-sangat banyak.
Justru dari beberapa teman yang pernah berkunjung ke "markas" Mbah Marijan di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, honorarium yang diperoleh Mbah Marijan dari berbagai promotor, maupun bantuan sukarela dari pihak lain, tidak dia gunakan sendiri. Melainkan dia bagi-bagikan kepada para kerabat yang membutuhkan, utamanya anak-anak yatim, dan rumah-rumah ibadah.
Mbah Maridjan, juru kunci Merapi, berbincang dengan seorang relawan di rumahnya di Kinahrejo, Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta, sehari sebelum meletusnya Gunung Merapi, (25/10). TEMPO/Arif Wibowo
Saya sama sekali belum pernah bertemu dengan Mbah Marijan. Kendati demikian, Mbah Marijan seakan dekat di hati saya. Lelaki yang lahir di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman pada tahun 1927, ini adalah contoh seorang Panewu yang setia dan bertanggungjawab atas tugas-tugas yang telah dibebankan atasannya.
Mbah Marijan mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970 hingga awal 1982. Selanjutnya ia menjabat sebagai juru kunci Merapi sejak tahun 1982, hingga akhir hayatnya. Jabatan Juru Kunci ia dapatkan secara turun temurun, dari ayah dan kakeknya yang juga menerima Pangkat Kuncen Gunung Merapi dari Sultan Ngayogyakarta, sedangkan dia menerima tugas ini Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Amanah yang diemban adalah memberikan perlindungan dan petunjuk kepada warga lereng Merapi setiap Gunung Merapi akan meletus. Karenanya warga setempat lebih selalu menunggu komando dari Mbah Marijan bila mereka akan mengungsi, dari pada instruksi pejabat pemerintah lokal.
Mbah Marijan mempunyai beberapa anak:
* Mbah Ajungan
* Raden Ayu Surjuna
* Raden Ayu Murjana
* Raden Mas Kumambang
Mbah Ajungan menjadi penasihat presiden Sukarno tahun 1968-1969, kemudian menjadi wali Mangkunagara VIII tahun 1974-1987. (Wiki)
Mbah Marijan Damai Dalam Pelukan Merapi, Kekasihnya
Merapi di saat damai
Sahabat bloger sebaiknya tidak salah mengerti, di negeri kita ini ada dua gunung yang punya nama mirip yakni Gunung Marapi yang juga gunung berapi terletak di Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini tergolong gunung yang paling aktif di Sumatera. Terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten Agam. Sedang gunung Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga kemarin 26 Oktober 2010 telah merenggut puluhan korban ketika dia meletus. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Bagi masyarakat di tempat tersebut, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan. Kini Merapi termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
Merapi ketika meluapkan kerinduannya pada Mbah Marijan
Di lereng gunung Merapi inilah, Mbah Marijan lahir dan dewasa hingga bercucu-buyut. Mbah Marijan mencintai Gunung Merapi bukan saja karena dia asli putera Merapi; tetapi yang lebih utama kecintaannya terhadap Merapi karena ada beban amanah sebagai Juru Kunci Merapi. Saya sangat terharu dan sekaligus bangga pada Mbah Marijan. Sosok seperti inilah yang layak menjadi pemimpin negeri kita.Sosok petugas yang ditunjuk oleh pemerintah, dan dipercaya oleh masyarakat, seperti Mbah Marijan, kini sudah langka.
Mbah Maridjan yang bergelar Mas Penewu Suraksohargo adalah profil seorang prajurit yang tegak pada prinsip-prinsip ksatria. Dia tetap tidak bersedia meninggalkan Merapi tatkala gunung itu akan meletus, bukan berarti dia ingin bunuh diri atau menentang perintah pejabat di Sleman. Melainkan untuk meneguhi janjinya sebagai Mas Penewu Suraksohargo sang Juru kunci Merapi. Dia setia menantikan orang-orang lain yang dia ketahui masih ada di sekitar merapi. Rumah tinggalnya, adalah satu "markas" bagi para pendaki gunung Merapi. Di rumahnya perlengkapan dapur umum bagi para tamu Merapi, tersedia. Karenanya, dia selalu baru akan turun meninggalkan Merapi bila bahaya sungguh-sungguh mengancam, itu pun dia akan turun sebagai the last Man.
Ada sosok lain yang saya kagumi, kita mundur pada tahun 1962. Laksamana Madya Yosaphat Soedarso (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 24 November 1925 – meninggal di Laut Aru, 13 Januari 1962 pada umur 36 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia gugur di atas KRI Macan Tutul dalam pertempuran Laut Aru melawan armada Belanda pada masa kampanye Trikora. Hal yang kurang lazim adalah, sebagai seorang Kepala Staff Angkatan Laut tidak seharusnya ia ikut terjun langsung di dalam operasi tersebut. Dan ia gugur di sana, tenggelam bersama KRI Macan Tutul.
Ada sosok lain yang saya kagumi, kita mundur pada tahun 1962. Laksamana Madya Yosaphat Soedarso (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 24 November 1925 – meninggal di Laut Aru, 13 Januari 1962 pada umur 36 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia gugur di atas KRI Macan Tutul dalam pertempuran Laut Aru melawan armada Belanda pada masa kampanye Trikora. Hal yang kurang lazim adalah, sebagai seorang Kepala Staff Angkatan Laut tidak seharusnya ia ikut terjun langsung di dalam operasi tersebut. Dan ia gugur di sana, tenggelam bersama KRI Macan Tutul.
Nama Laksamana Madya Yosaphat Soedarso kini diabadikan pada sebuah KRI dan salah satu pulau juga diberi nama itu, dia juga ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Bagaimana dengan Mbah Marijan? Barangkali dia tidak selevel dengan para jenderal, Mbah Marijan hanya seorang Juru Kunci Gunung Merapi. Kendati demikian, ada nilai-nilai keteladanan seorang pahlawan, nilai-nilai kepahlawanan seorang jenderal yang tertanam dalam denyut nadi dan aliran darah Mbah Marijan.
Gunung Merapi memang pantas dicintai, gagah dan permana
Barangkali, Gunung Merapi memang sangat mencintainya, sehingga gunung yang kokoh gagah ini tak rela jika Mbah Marijan meninggalkannya. Maka, dengan penuh kasih sayang, kemarin 26 Oktober 2010, sang gunung berekspresi mensugestif Mbah Marijan untuk saling memadu cinta kasih. Layaknya Laut Aru yang begitu mencintai Laksamana Madya Yosaphat Soedarso. Dengan demikian, kedua tokoh ini pun abadi berpelukan penuh kasih sayang. Bagi sahabat blogger yang tidak mengenal sosok Mbah Marijan, niscaya akan menyepelekan lelaki ini. Semoga, tulisan ini bermanfaat .... wallahu'alam bisawab.
Selamat jalan Mbah Marijan. Semoga Allah meridloi dan menerima dirimu di sisinya. Kepada seluruh korban bencana alam di Indonesia, bahkan di seluruh dunia, mudah-mudahan pula memperoleh perlakuan yang sama. Amin.
4 Komentar:
semoga Alloh SWT menerima semua amal kebaikanya dan mengampuni semua dosa-dosanya....... semua adalah punya Alloh SWT semata dan berpulang kepada Nya....... amin......3X..... terus berjuang jgn pantang menyerah Alloh SWT pasti akan mengabulkan apa yang diminta mahkluknya....
@dhimasCahKutho : Bantu saya, dhimasCahKutho, thanks yaaa
Mbah Marijan adalah sosok yang amanah dan bertanggung jawab, patut diteladani!
@ : Benar sekali, namun banyak orang yang salah menilai terhadap dirinya. Maka itulah saya angkat cerita tentang dia, agar orang-2 yang picik bisa mengerti.
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".