SUDHARSO PRINGGOBROTO, tokoh tari yang menciptakan puluhan kreasi tari maupun sendratari. Karya-karyanya terinspirasi oleh cerita babad atau hikayat Melayu.
Sudharso Pringgobroto lahir tanggal 21 Juni 1921 di Sleman, Yogyakarta. Ayahnya menjadi asisten Wedana Tempel Sleman bernama Raden Pringgopiyogo dan ibunya bernama Rr. Sudharsini.
Pendidikannya dimulai dari HIS Jetis Yogyakarta tamat tahun 1936. SMP Taman Dewasa adalah pendidikan lanjutannya dan ia lulus tahun 1939. Selepas SMP ia magang di Kepatihan dan kemudian menjadi karyawan hingga menjabat Kepala Inspeksi Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 1964. Sembari bekerja Sudharso meneruskan pendidikannya di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI), dan lulus sarjana tari pertama di ASTI Yogyakarta pada tahun 1971.
Sewaktu menjadi mahasiswa, ia turut mengajar seni tari di tempatnya kuliah. Agar kemampuannya menari bertambah Sudharso berguru kepada KRT Purwonegoro. Setiap hari telinganya mendengarkan alunan suara gamelan, karena itu Sudharso tergerak untuk belajar memukul gamelan. Melihat bakat Sudharso, Purwonegoro bersemangat mendidik Sudharso secara khusus di bidang seni tari sembari dimasukkan ke sekolah dalang Abiranda milik Kraton Yogyakarta. Sudharso juga sempat berguru tari kepada GBPH Tedjokusumo. Sejarah dan teori tentang tari serta hubungan antara gamelan dengan tari ia timba langsung dari pakarnya, BPH Soerjadiningrat.
Pada tahun 1941 ia lulus ujian sebagai guru tari dan mulai mengajar di Krida Beksa Wirama dan Irama Citra. Di perkumpulan tari Irama Citra itulah ia berkenalan dengan seorang gadis bernama Sutanti yang kemudian diperistri. Lima orang putra putri hasil buah cinta mereka mengikuti jejak orang tuanya sebagai penari.
Sebagai guru tari Sudharso kreatif turut menciptakan karya tari. Itu berkat ketekunannya berlatih tari disamping membaca berbagai literatur tentang tari, khususnya gaya Yogyakarta dan Surakarta. Hasil karyanya pada umumnya mengangkat cerita-cerita yang berasal dari kesusastraan Indonesia asli, semisal Babad Tanah Jawa atau Hikayat Melayu. Sudharso tak hanya meciptakan gerak atau ragam tarinya. Ia pula yang memadupadankan pakaian penari termasuk model dan warna serta musik gamelan yang mengiringi.
Sudharso meninggal dunia pada tanggal 19 Oktober 1972. Ia meninggalkan warisan karya tari serta nama harum di bidang seni tari Indonesia. Ada puluhan karya tari maupun sendratari ciptaan Sudharso. Di bawah ini cuplikannya beserta penjelasan singkat.
Sudharso Pringgobroto lahir tanggal 21 Juni 1921 di Sleman, Yogyakarta. Ayahnya menjadi asisten Wedana Tempel Sleman bernama Raden Pringgopiyogo dan ibunya bernama Rr. Sudharsini.
Pendidikannya dimulai dari HIS Jetis Yogyakarta tamat tahun 1936. SMP Taman Dewasa adalah pendidikan lanjutannya dan ia lulus tahun 1939. Selepas SMP ia magang di Kepatihan dan kemudian menjadi karyawan hingga menjabat Kepala Inspeksi Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 1964. Sembari bekerja Sudharso meneruskan pendidikannya di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI), dan lulus sarjana tari pertama di ASTI Yogyakarta pada tahun 1971.
Sewaktu menjadi mahasiswa, ia turut mengajar seni tari di tempatnya kuliah. Agar kemampuannya menari bertambah Sudharso berguru kepada KRT Purwonegoro. Setiap hari telinganya mendengarkan alunan suara gamelan, karena itu Sudharso tergerak untuk belajar memukul gamelan. Melihat bakat Sudharso, Purwonegoro bersemangat mendidik Sudharso secara khusus di bidang seni tari sembari dimasukkan ke sekolah dalang Abiranda milik Kraton Yogyakarta. Sudharso juga sempat berguru tari kepada GBPH Tedjokusumo. Sejarah dan teori tentang tari serta hubungan antara gamelan dengan tari ia timba langsung dari pakarnya, BPH Soerjadiningrat.
Pada tahun 1941 ia lulus ujian sebagai guru tari dan mulai mengajar di Krida Beksa Wirama dan Irama Citra. Di perkumpulan tari Irama Citra itulah ia berkenalan dengan seorang gadis bernama Sutanti yang kemudian diperistri. Lima orang putra putri hasil buah cinta mereka mengikuti jejak orang tuanya sebagai penari.
Sebagai guru tari Sudharso kreatif turut menciptakan karya tari. Itu berkat ketekunannya berlatih tari disamping membaca berbagai literatur tentang tari, khususnya gaya Yogyakarta dan Surakarta. Hasil karyanya pada umumnya mengangkat cerita-cerita yang berasal dari kesusastraan Indonesia asli, semisal Babad Tanah Jawa atau Hikayat Melayu. Sudharso tak hanya meciptakan gerak atau ragam tarinya. Ia pula yang memadupadankan pakaian penari termasuk model dan warna serta musik gamelan yang mengiringi.
Sudharso meninggal dunia pada tanggal 19 Oktober 1972. Ia meninggalkan warisan karya tari serta nama harum di bidang seni tari Indonesia. Ada puluhan karya tari maupun sendratari ciptaan Sudharso. Di bawah ini cuplikannya beserta penjelasan singkat.
- Sari Mawar (Tari yang diambil dari gerak-gerak tari Sari Tunggal, sebuah pelajaran tari permulaan sambil membuat formasi untuk persispan Bedoyo).
- Tari Serimpi (Sudharso membuat kreasi tari ini menjadi tari perang dengan keris dan panah).
- Tari Tayungan (khusus pria, merupakan tari berjalan dan diteruskan dengan gerak Wiraga).
- Fragmen Wayang Orang Banjaransari (Petikan kitab Aji Saka, kesusastraan Jawa yang bersifat babad mengadung sejarah raja-raja di Jawa yang bersifat legendaris).
- Fragmen Wayang Orang Lutung Kasarung (berbentuk seni drama tari yang susunannya disesuaikan dengan teknik laku yang lazim dipergunakan dalam seni drama tari beksa.
- Tari Bedoyo Revolusi 1945 (tari ini diciptakan Sudharso untuk mencapai gelar kesarjanannya).
- Fragmen sendra tari Shinta Obong.
- Fragmen sendra tari Loro Jonggrang.
- Drama tari Naga Sasra dan Sabuk Inten “Menuntut Balas” (drama tari ini berbentuk romantik ekspresionis). Diangkat dari cerita SH Mintardja yang legendaris, namun disajikan dengan urutan agak menyimpang dari cerita sesungguhnya).
(Dari berbagai sumber. Gambar : openlibrary.org)
Postingan terkait :
- RWY Larassumbogo, Pencipta Gendhing Jawa Yang Produktif
- RJ Katamsi Martoraharjo, Pendiri ASRI
- Ronggowarsito, Pujangga Berbathin Peka dan Revolusioner
- Nyi Parmi Artis Serbabisa
- Nyi Tjondrolukito, Pesinden Andalan RRI
- Daftar Artikel Biografi Tokoh Seni/Sastra Indonesia
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".