Mulai 11 April hingga besok 21 April 2011, Pemkab Trenggalek, melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) melakukan penilaian Lomba Desa Tingkat Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Desa yang dinilai sebanyak 14 desa, yang merupakan wakil dari kecamatan se Kabupaten Trenggalek.
Dalam lomba ini saya menjadi salah seorang Juri bidang pendidikan, saya hanya mewakili teman dari Dinas Pendidikan Trenggalek, dan telah melakukan perjalanan keliling bersama Tim Juri yang berjumlah 9 orang. Sungguh mengasyikkan bisa menikmati refreshing 'gratis' dan sudah tentu juga suguhan makanan dan minuman yang oke banget dari setiap yang kami kunjungi. Siang tadi saya bersama Tim Juri, meninjau desa Karangturi dan memberikan penilaian, dalam hal ini yang kami nilai hanyalah adminsitratif desa saja.
Dari sebelas desa yang ada di Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Desa Karangturi dianggap memiliki keunggulan tersendiri oleh juri Lomba Desa tingkat Kecamatan Munjungan. Karena itu, desa ini diajukan untuk mewakili wilayah tersebut dalam lomba Desa tingkat Kabupaten, demikian ujar Camat
Munjungan, Joko Susanto, Rabu (20/4), saat menerima kedatangan Tim Juri Lomba Desa Tahun 2011 Tingkat Kabupaten Trenggalek.
"Kendati demikian, kami merasa bahwa banyak sekali kekurangan di desa ini bila dibanding dengan desa-desa yang mewakili kecamatan lainnya. Namun kami tetap optimis, dan berharap semoga Dewan Juri memberikan penilaian yang positif dan obyektif, sehingga desa Karangturi bisa masuk nominasi", ujarnya. Camat Munjungan menambahkan, bahwa pemilihan desa terbaik untuk tahun ini telah mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan datangnya Tim Juri ke desa-desa di empat belas kecamatan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, biasanya hanya menilai desa yang masuk empat besar.
"Namun sayangnya, hadiah yang diberikan kepada desa yang masuk nominasi masih terbilang minim. Di Kabupaten Ponorogo, hadiah pemenangnya mencapai ratusan juta rupiah," ujar Joko sambil berharap pihak Pemkab bisa lebih memperbesar nilai nominal hadiah agar desa-desa yang dijagokan lebih bersemangat.
Dalam mpada itu, Sunardi, Ketua Tim Juri Kabupaten, mengatakan sekalipun hadiah juara I hanya 5 juta rupiah, namun Bupati Trenggalek, Mulyadi WR, siap untuk menambah jumlah hadiah tersebut. "Bunda Penny mengatakan saat di desa Salamrejo, Karangan, bahwa Pak Mul akan memberikan tambahan hadiah kepada desa yang menjadi juara, besaran hadiah tambahan itu belum disebutkan" ujar Sunardi yang baru lima bulan menjadi Kabid di Bapemas Trenggalek, sebelumnya dia menjadi salah seorang pejabat di BKD Trenggalek.
Redi Susilo, SE,(47), Kepala Desa Karangturi, menjelaskan tentang sikap warganya yang siap menerima hasil penilaian Tim Juri. "Kami berharap Tim Juri dapat memberikan penilaian secara obyektif dan tanpa rekayasa. Bagi kami, apapun penilaian Tim, akan menjadi cambuk bagi kami untuk terus belajar dan memacu diri demi hari depan yang lebih baik," katanya penuh rendah hati dan jujur.
Desa Karangturi terletak tepat di bawah bukit Kambengan, yakni bukit yang beberapa bulan lalu dihebohkan oleh gempa tektonik dan dentuman gemuruh dari dalam perut bumi. Desa ini nampak asri, dengan pemandangan alam yang masih alami. Hasil bumi dari desa ini menurut Redi Susilo, SE., yang menonjol adalah cengkeh dan kopi, selain hasil hutan seperti kayu jati dan sengon. Secara tradisional, masyarakat Karangturi masih mematuhi adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, utamanya dalam hal kegotong-royongan dan kehidupan yang guyub ruku.
Desa ini memiliki 4 sekolah dasar, namun dua di antaranya sudah merger, yakni SDN 1 dan SDN 2 Karangturi, demikian ujar Hadi Subeno, Kepala UDP Kecamatan Munjungan. Selain itu.juga ada tiga buah madrasah ibtidaiyah yang dikelola oleh pihak swasta. "Warga Karangturi dan warga Munjungan pada umumnya sangat gigih menuntut ilmu pengetahuan. Serta tekun dan gigih dalam memperjuangkan cita-citanya. Banyak tokoh munjungan yang kini berperan di luar daerah, misalnya IM Hardjito dari RT 9 RW 3 Desa Tawing, dia menjadi dosen kesenian ntradisional Jawa di Universitas California Amerika Serikat," ujar Hadi Subeno yang juga asli Munjungan dan sekaligus keponakan dari IM Hardjito.
Memang benar, putra asal Munjungan banyak yang menjadi tokoh baik di level regional maupun nasional dan internasional. Mereka berprofesi sebagai seniman, pendidik, politikus, birokrat maupun pengusaha. Nah, semoga jejak para pendahulu itu bisa disusul dan diteladani oleh generasi dari desa Karangturi, kata Hadi Subeno berharap.
Kades Karangturi, Redi Susilo, SE., yang asli Kelurahan Sumbergedong Kecamatan Trenggalek itu, juga berharap ada warganya yang mampu mengikuti jejak generasi seniornya. Redi juga sangat membanggakan jiwa dan semangat guyub rukun dan kegotong-royongan warga desanya.
"Karena watak mereka yang begitulah, maka saya dalam 4 tahun ini mampu membangun desa dan membawa Karangturi menjadi wakil Munjungan. Partisipasi masyarakat sangat nyata, serta mendukung setiap program kegiatan yang dicanangkan oleh pemerintah desa," pungkasnya.
Munjungan, Joko Susanto, Rabu (20/4), saat menerima kedatangan Tim Juri Lomba Desa Tahun 2011 Tingkat Kabupaten Trenggalek.
"Kendati demikian, kami merasa bahwa banyak sekali kekurangan di desa ini bila dibanding dengan desa-desa yang mewakili kecamatan lainnya. Namun kami tetap optimis, dan berharap semoga Dewan Juri memberikan penilaian yang positif dan obyektif, sehingga desa Karangturi bisa masuk nominasi", ujarnya. Camat Munjungan menambahkan, bahwa pemilihan desa terbaik untuk tahun ini telah mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan datangnya Tim Juri ke desa-desa di empat belas kecamatan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, biasanya hanya menilai desa yang masuk empat besar.
"Namun sayangnya, hadiah yang diberikan kepada desa yang masuk nominasi masih terbilang minim. Di Kabupaten Ponorogo, hadiah pemenangnya mencapai ratusan juta rupiah," ujar Joko sambil berharap pihak Pemkab bisa lebih memperbesar nilai nominal hadiah agar desa-desa yang dijagokan lebih bersemangat.
Dalam mpada itu, Sunardi, Ketua Tim Juri Kabupaten, mengatakan sekalipun hadiah juara I hanya 5 juta rupiah, namun Bupati Trenggalek, Mulyadi WR, siap untuk menambah jumlah hadiah tersebut. "Bunda Penny mengatakan saat di desa Salamrejo, Karangan, bahwa Pak Mul akan memberikan tambahan hadiah kepada desa yang menjadi juara, besaran hadiah tambahan itu belum disebutkan" ujar Sunardi yang baru lima bulan menjadi Kabid di Bapemas Trenggalek, sebelumnya dia menjadi salah seorang pejabat di BKD Trenggalek.
Redi Susilo, SE,(47), Kepala Desa Karangturi, menjelaskan tentang sikap warganya yang siap menerima hasil penilaian Tim Juri. "Kami berharap Tim Juri dapat memberikan penilaian secara obyektif dan tanpa rekayasa. Bagi kami, apapun penilaian Tim, akan menjadi cambuk bagi kami untuk terus belajar dan memacu diri demi hari depan yang lebih baik," katanya penuh rendah hati dan jujur.
Desa Karangturi terletak tepat di bawah bukit Kambengan, yakni bukit yang beberapa bulan lalu dihebohkan oleh gempa tektonik dan dentuman gemuruh dari dalam perut bumi. Desa ini nampak asri, dengan pemandangan alam yang masih alami. Hasil bumi dari desa ini menurut Redi Susilo, SE., yang menonjol adalah cengkeh dan kopi, selain hasil hutan seperti kayu jati dan sengon. Secara tradisional, masyarakat Karangturi masih mematuhi adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, utamanya dalam hal kegotong-royongan dan kehidupan yang guyub ruku.
Desa ini memiliki 4 sekolah dasar, namun dua di antaranya sudah merger, yakni SDN 1 dan SDN 2 Karangturi, demikian ujar Hadi Subeno, Kepala UDP Kecamatan Munjungan. Selain itu.juga ada tiga buah madrasah ibtidaiyah yang dikelola oleh pihak swasta. "Warga Karangturi dan warga Munjungan pada umumnya sangat gigih menuntut ilmu pengetahuan. Serta tekun dan gigih dalam memperjuangkan cita-citanya. Banyak tokoh munjungan yang kini berperan di luar daerah, misalnya IM Hardjito dari RT 9 RW 3 Desa Tawing, dia menjadi dosen kesenian ntradisional Jawa di Universitas California Amerika Serikat," ujar Hadi Subeno yang juga asli Munjungan dan sekaligus keponakan dari IM Hardjito.
Memang benar, putra asal Munjungan banyak yang menjadi tokoh baik di level regional maupun nasional dan internasional. Mereka berprofesi sebagai seniman, pendidik, politikus, birokrat maupun pengusaha. Nah, semoga jejak para pendahulu itu bisa disusul dan diteladani oleh generasi dari desa Karangturi, kata Hadi Subeno berharap.
Kades Karangturi, Redi Susilo, SE., yang asli Kelurahan Sumbergedong Kecamatan Trenggalek itu, juga berharap ada warganya yang mampu mengikuti jejak generasi seniornya. Redi juga sangat membanggakan jiwa dan semangat guyub rukun dan kegotong-royongan warga desanya.
"Karena watak mereka yang begitulah, maka saya dalam 4 tahun ini mampu membangun desa dan membawa Karangturi menjadi wakil Munjungan. Partisipasi masyarakat sangat nyata, serta mendukung setiap program kegiatan yang dicanangkan oleh pemerintah desa," pungkasnya.
2 Komentar:
Info :D
hy munjungan...... kebetulan aku yo arek munjungan , desa tawing , dsn gabahan . mantap banget yen karangturi masuk sbg desa pilihan . aku yo melu seneng. iki Admine asli ngendi to heheeheeeeee......
http://secretyoucantrust.com/acne-no-more/
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".