Bila seorang remaja melakukan hubungan sex di luar nikah atau sebelum nikah, yang paling bertanggungjawab adalah orang tuanya. Karena, institusi pendidikan mengawasi anak didiknya hanya rata-rata 6 jam sehari dalam satu minggu. Sementara orang tua mengawasi anaknya 18 jam sehari dalam satu minggu.
Tanggung jawab akademis mungkin bisa dibebankan lebih besar kepada institusi pendidikan; namun untuk menanamkan nilai-nilai spiritual -norma-norma sosial dan religi- hampir sepenuhnya menjadi kewajiban orang tua.
Apa yang saya tulis ini mudah-mudahan menyentuh sanubari setiap orang tua yang membacanya. Dan tidak menyalahkan seorang guru atas penyimpangan perilaku anak remajanya. Saya tidak berpanjang kata, juga tidak menumpuk dalil agama untuk argumentasi. Cukup fakta kepatutan hidup sehari-hari dari sebuah keluarga dan aktivitas belajar mengajar di lingkungan remaja peserta didik.
Apabila, semua orang tua -ayah dan ibu- menyadari akan tanggung jawabnya terhadap pertumbuhan kejiwaan, mental dan nilai keimanan anak remajanya, tentu mereka harus berani bersikap tegas dan tidak memanjakan anak-anaknya. Disiplin dan tegas, bukan berarti berlaku keras dan kejam. Membatasi, bukan berarti melarang. Mengawasi, tidak sama dengan mengikuti kemana si anak pergi. Paradigma peranan orang tua sebagai "pengayom, pengayem dan pembina" keluarga perlu dikibarkan di hadapan anak-anak remajanya. Saya pakai kata "dikibarkan" bukan "ditegakkan", karena kata ini bernuansa kasih sayang, tidak cenderung pada pemaksaan kehendak dari orang tua kepada anaknya. Juga terselip cermin perilaku orang tua untuk diteladani. Sehingga diharapkan kelak, jiwa dan nilai iman si anak pun berbobot pada taat dan patuh dengan sadar untuk melaksanakan petuah mereka, lalu mengimplementasikan ajaran agama yang dianutnya, termasuk tuntunan tentang sex dan perkawinan. Andai harmoni keluarga berlangsung seperti ini, maka kelak dari keluarga yang demikian, akan lahir generasi yang terpelihara anak remajanya dari berhubungan sex di luar nikah. Efek domino yang ditimbulkan berujung pada terkendalinya jumlah PSK dan 'anak haram'. Dengan demikian dikemudian hari kita akan mapan menjadi bangsa yang bebas dari sex di luar nikah dan perselingkuhan.
Niscaya, di masa depan, DPR dan pemerintah tidak perlu lagi buang-buang energi, waktu dan biaya untuk merevisi UU Pornografi. Wallahu 'alam bisawab.
Pentingnya Ilmu Farmasi dalam Kehidupan Manusia
3 bulan yang lalu
5 Komentar:
waduh...masih remaja kok nakalnya kelewat batas. kalo emang gentle, hayo nikah aja langsung. jangan sex di luar nikah. zina itu namanya. lagipula menikah kan menjadi solusi dari yang haram menjadi halal. nah lho...
nikah dini...siapa takuut...
Kalo nikah dini, bisa aja. Tapi UU no. 1 Tahun 1974 belum direvisi, loh. Bila remajinya belum 17 tahun, bagaimana? Mau ngikuti jejak isteri Syeh Puji? Bayangkan!
Pake pendekatan apa nih?
Berita Syeh Puji itu juga sarat politisir sebagaimana Aa' Gym dulu memutuskan poligami.
Kalo memang anak sudah mampu menikah, kenapa harus dilarang? dan menikah bukan hanya solusi untuk masalah sex. terlalu picik jika menikah dini hanya dikaitkan dengan sex semata. mana sisi tanggung jawabnya. mana sisi gentleman-nya. ana sisi semangat untuk menegakkan kebenaran diatas kehalalan.
Liat lagi kasusnya Syeh Puji. Ada ga Ulama yang menentang keras? Yang teriak2 itu kebanyakan kaum feminis atau orang2 yang sok care dengan pendidikan. Sungguh aturan yang paling baik adalah aturan Allah dan Rasul-Nya.
So, what's next? is there any doubt?
wallahu'alam
Pada saat kasus syeh Puji merebak, saya juga pernah tulis kickandy.com yang intinya sama dengan komentar mas Wipy. Sunnatullah (hukum Allah) itu pasti terjamin efektivitasnya dan berlaku bagi ummat manusia dan sekalian alam semesta.
Mungkin panjenengan yang hidup di kota bisa lihat tanda 'keganjilan' ulah anak laki / perempuan. Di desa juga ngetrend! Efek tayangan televisi yang makin hari banyak yang menjijikkan.
Akhirnya, sebagai muslim, saya berprinsip teguh pada Islam. Namun, dengan sadar, saya harus pula mematuhi hukum dan undang-undang yang berlaku di negara ini.
kete penakowwwwwwwwwwwwwwwww
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".