Alhamdulillah, tadi malam saya bisa mengikuti acara Sidang Paripurna Dewan sampai tuntas. Biasanya...paling juga sekedar .....luihat.
Saya datang tepat waktu, dengan pakaian batik lusuh, celana hitam dekil, pakai sandal. Maklum, CahNdeso...!!! Sudah penampilan gak ndukung, wajah pun pas-pasan...jadinya....semua orang yang saya kenal...sepertinya ogah menghampiri. Terutama para Anggota Legeslatif itu. Dulu, tatkala Pemilu dan ketika Pileg yang baru lalu...mereka (yang sekarang masih anggota Dewan) dan para Caleg yang baru saja ikutan Pileg, banyak yang datang atau mengirim utusan ke rumah saya, tujuannya.... MINTA DOA RESTU, DUKUNGAN dan TOLONG DIPILIH (dulu..!) atau di Pileg MOHON DICONTRENG.
Jari di kedua anggota tubuhku ini rasanya gak cukup untuk menghitung berapa banyak "penghadir sidang" yang aku kenal dan mereka mengenalku. Namun hanya ada tiga tokoh yang mau menjabat tanganku dengan Ikhlas dan tumakninah! mereka adalah Drs. Sunarto Kabid di Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil (Mantan Kabid di BKD) DJOKO SETYONO Kabag Humas Trenggalek dan Drs. Abu Mansur Kepala Dinas Pendidikan Trenggalek.
Adakah para Legeslator yang menjabat tanganku? Tidak satu pun. Bahkan, aku merasa mereka pura-pura tidak mengenalku. Jadi...aku pun diam, toh...aku bukan apa-apa. Bahkan ada yang bertanya padaku,..."nderekaken sinten, Gih???" aku jawab "kulo namung pingin mirengaken, kok". Lalu, dia pun menyisih dariku dan mengajak bicara Mas Wartawan dan kolega di dekatnya. Aku mereka anggap sepi. Apalah artinya rakyak kecil seperti diriku, yang mungkin....tidak bisa memberikan kontribusi finansial..........(ah..sorry, aku su'udzon).
Di saat Bupati membacakan LKPJ, beberapa anggota Dewan ke luar, duduk di lobby berbincang-bincang dan bergurau yang tak ada hubungannya dengan materi sidang, di hadapanku. Mungkin mereka sedang lelah atau kehilangan gairah karena materi LKPJ yang terlalu tebal. yaaa...mereka butuh istirahat juga, kan????????
Enak juga yaaaa jadi anggota Dewan...; andai aku juga jadi, maka aku lebih baik diam dan gak perlu interupsi atau apa sajalah istilahnya...toh aku tetap dapat honor. Bayangkan, andai aku interupsi dalam suatu sidang atau aku ajukan permasalahan yang "nglantur" dan "mencor" dari pokok persidangan....bukankah itu malah menunjukkan betapa "BODOHNYA" aku. Jadi lebih baik pakai jurus 'DIAM ADALAH EMAS'.....HHMMMM...ASYIK..KAN..?! Atau jurus "MOLOR.....dapat HONOR"
Saya datang tepat waktu, dengan pakaian batik lusuh, celana hitam dekil, pakai sandal. Maklum, CahNdeso...!!! Sudah penampilan gak ndukung, wajah pun pas-pasan...jadinya....semua orang yang saya kenal...sepertinya ogah menghampiri. Terutama para Anggota Legeslatif itu. Dulu, tatkala Pemilu dan ketika Pileg yang baru lalu...mereka (yang sekarang masih anggota Dewan) dan para Caleg yang baru saja ikutan Pileg, banyak yang datang atau mengirim utusan ke rumah saya, tujuannya.... MINTA DOA RESTU, DUKUNGAN dan TOLONG DIPILIH (dulu..!) atau di Pileg MOHON DICONTRENG.
Jari di kedua anggota tubuhku ini rasanya gak cukup untuk menghitung berapa banyak "penghadir sidang" yang aku kenal dan mereka mengenalku. Namun hanya ada tiga tokoh yang mau menjabat tanganku dengan Ikhlas dan tumakninah! mereka adalah Drs. Sunarto Kabid di Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil (Mantan Kabid di BKD) DJOKO SETYONO Kabag Humas Trenggalek dan Drs. Abu Mansur Kepala Dinas Pendidikan Trenggalek.
Adakah para Legeslator yang menjabat tanganku? Tidak satu pun. Bahkan, aku merasa mereka pura-pura tidak mengenalku. Jadi...aku pun diam, toh...aku bukan apa-apa. Bahkan ada yang bertanya padaku,..."nderekaken sinten, Gih???" aku jawab "kulo namung pingin mirengaken, kok". Lalu, dia pun menyisih dariku dan mengajak bicara Mas Wartawan dan kolega di dekatnya. Aku mereka anggap sepi. Apalah artinya rakyak kecil seperti diriku, yang mungkin....tidak bisa memberikan kontribusi finansial..........(ah..sorry, aku su'udzon).
Di saat Bupati membacakan LKPJ, beberapa anggota Dewan ke luar, duduk di lobby berbincang-bincang dan bergurau yang tak ada hubungannya dengan materi sidang, di hadapanku. Mungkin mereka sedang lelah atau kehilangan gairah karena materi LKPJ yang terlalu tebal. yaaa...mereka butuh istirahat juga, kan????????
Enak juga yaaaa jadi anggota Dewan...; andai aku juga jadi, maka aku lebih baik diam dan gak perlu interupsi atau apa sajalah istilahnya...toh aku tetap dapat honor. Bayangkan, andai aku interupsi dalam suatu sidang atau aku ajukan permasalahan yang "nglantur" dan "mencor" dari pokok persidangan....bukankah itu malah menunjukkan betapa "BODOHNYA" aku. Jadi lebih baik pakai jurus 'DIAM ADALAH EMAS'.....HHMMMM...ASYIK..KAN..?! Atau jurus "MOLOR.....dapat HONOR"
2 Komentar:
emang perlu pendidikan moral dan etika profesi buat para wakil rakyat itu.
Sebenarnya, jabatan mulai dari RT, RW sampai Presiden adalah gaman sekaligus kendaraan untuk menggapai ridlo Ilahi. Apa lacur?! Masyaallah, kapan ya saya kenal dengan Aleg yang tawaddhu dan istiqomah? Maybe PKS punya... Mas Mul, barangkali? Wallahu'alam.
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".