Konversi LPG di lima Kecamatan yang menjadi tanggungan PT Pos Indonesia di Trenggalek tercacah 76.629 Rumah Tangga, namun realisasinya hanya 70% yang masuk kategori RTS yakni 53.640 rumah tangga yang memperoleh kompor gas. Demikian data yang disampaikan oleh Yudi Nugroho, Koordinator Survey PT Pos Indonesia Tulungagung. Pendistribuasian dilakukan serentak dan selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan. PT Pos Indonesia sudah mendistribusikan di lima Kecamatan yakni Pule 11.407 dari cacah 16.296 RTS, Karangan 10.353 dari cacah 14.790 RTS, Dongko 13.703 dari cacah 19.575 RTS, Suruh 6.200 dari cacah 8.857 RTS dan Gandusari 11.978 dari cacah 17.111 RTS. Pendistribusian yang dilakukan oleh 2 rekanan Pertamina yang lain yakni PT Intermedia Grafika dan PT Spectra juga sebanyak 70% dari cacah RT yang ada hingga jumlah keseluruhan yang memperoleh mencapai lebih dari 153 ribu RTS. Pendistribusian dilaksanakan dalam satu paket, terdiri dari kompor, tabung gas plus isi, regulator dan selang secara bersama-sama dan tidak bertahap. Namun sebelumnya telah dilakukan pendataan langsung ke masyarakat dengan bukti foto copy KTP dan Kartu Keluarga.
Hasil telusur CahNdeso mendapatkan bahwa unit kompor gas yang diterima masyarakat sudah sesuai standard. Sayangnya, banyak sekali masyarakat di pedesaan yang masih awam dan grogi menggunakannya. Mereka khawatir terjadi kebakaran seperti banyak kasus yang diberitakan media elektronik akibat kompor gas yang meledak. Sementara warga yang telah tercacah berhak menerima namun terpaksa dipending karena dropping cuma 70%, merasa kecewa berat. Mereka berharap dropping tahap kedua bisa segera mereka peroleh. Beberapa Kades, mengatakan pihak desa terpaksa mengundi warganya yang berhak menerima agar terkesan adil. Mereka menambahkan bahwa konversi mitan ke gas akan berhasil jika tersedia stok gas di daerah serta menghimbau kepada Pemerintah Daerah untuk mempermudah masyarakat mendapatkan isi ulang gas. Dengan kompor gas ini, warga yang tadinya biasa memakai minyak tanah akan menghemat biaya dapur dan hutan di lereng-lereng sekitar desa niscaya bisa lebih aman..
Dalam kesempatan terpisah Sekretaris Kabupaten Trenggalek, Ir. Cipto Wiyono, M.Si menegaskan kompor gas yang didstribusikan benar-benar aman, standar dan tepat sasaran. Ada beberapa kriteria RTS dalam konversi ini yaitu Rumah Tangga Tetap (RTT) berpenghasilan kurang dari 1,5 juta rupiah, RT musiman berpenghasilan di atas 1,5 juta dan usaha mikro. Tetapi dia menyayangkan ternyata rekanan yang bertanggungjawab melakukan distribusi tidak melakukan sosialisasi secara intensif sehingga banyak masyarakat yang bingung dan masih enggan memakai kompor gas tersebut.
Hasil telusur CahNdeso mendapatkan bahwa unit kompor gas yang diterima masyarakat sudah sesuai standard. Sayangnya, banyak sekali masyarakat di pedesaan yang masih awam dan grogi menggunakannya. Mereka khawatir terjadi kebakaran seperti banyak kasus yang diberitakan media elektronik akibat kompor gas yang meledak. Sementara warga yang telah tercacah berhak menerima namun terpaksa dipending karena dropping cuma 70%, merasa kecewa berat. Mereka berharap dropping tahap kedua bisa segera mereka peroleh. Beberapa Kades, mengatakan pihak desa terpaksa mengundi warganya yang berhak menerima agar terkesan adil. Mereka menambahkan bahwa konversi mitan ke gas akan berhasil jika tersedia stok gas di daerah serta menghimbau kepada Pemerintah Daerah untuk mempermudah masyarakat mendapatkan isi ulang gas. Dengan kompor gas ini, warga yang tadinya biasa memakai minyak tanah akan menghemat biaya dapur dan hutan di lereng-lereng sekitar desa niscaya bisa lebih aman..
Dalam kesempatan terpisah Sekretaris Kabupaten Trenggalek, Ir. Cipto Wiyono, M.Si menegaskan kompor gas yang didstribusikan benar-benar aman, standar dan tepat sasaran. Ada beberapa kriteria RTS dalam konversi ini yaitu Rumah Tangga Tetap (RTT) berpenghasilan kurang dari 1,5 juta rupiah, RT musiman berpenghasilan di atas 1,5 juta dan usaha mikro. Tetapi dia menyayangkan ternyata rekanan yang bertanggungjawab melakukan distribusi tidak melakukan sosialisasi secara intensif sehingga banyak masyarakat yang bingung dan masih enggan memakai kompor gas tersebut.
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".