Cipto Yuwono
Akbar Abas
Mahsun Ismail
Sang Incumbent
Agustus 2010 akan datang, KPUD Trenggalek akan menggelar Pilihan Bupati masa jabatan 2010-2015. Sementara Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Trenggalek mulai menghitung berapa dana yang diperlukan untuk hajatan demokrasi ini, para kandidat yang kemungkinan bakal maju menjadi bakal calon Bupati sudah pula "mensosialisasikan" diri pada masyarakat. Terutama untuk sang incumbent (H. Soeharto), yang nampak selalu kunker (Kunjungan Kerja) dan bersafari ke desa-desa, bisa dipastikan akan kembali "macung" dalam pesta demokrasi tersebut.
Dalam pada itu, sosok yang saat ini menjabat Asisten Administrasi dan Umum Pemprop Jatim, mantan Bupati Trenggalek masa jabatan 2000-2005, Dr.Ir. Mulyadi WR, MMT., yang pada Pilbup 2005 lalu dieliminasi dengan nilai sangat tipis oleh pasangan H. Soeharto dan Mahsun Ismail, niscaya juga akan mencoba peruntungannya lagi untuk mengabdi kepada Bumi Menak Sopal melalui kemegahan Pendopo Agung sebagai penguasa tunggal. Ini bisa dibaca dari gencarnya iklan-iklan pribadi dan keluarganya dalam beberapa media di berbagai event menarik, dan gelegar aktivitasnya yang peduli rakyat Trenggalek. Hasrat majunya Mulyadi WR sebagai bakal calon Bupati banyak dibicarakan publik dan para tokoh. Tokoh yang satu ini pada tahun 2008 juga pernah menjadi Plt. Walikota Mojokerto.
Mahsun Ismail, S.Ag.,MM., yang sekarang menjabat Wakil Bupati Trenggalek juga telah menggebyarkan lampu kuning pada segenap jajaran Ansor dan ulama Nahdiyin. Sejak setahun lalu, wacana ini sudah merebak, namun "panglima" Pemuda Ansor Trenggalek ini senantiasa menghindar dan berusaha berstatus-quo. Alasannya, karena sudah dua kali menjabat sebagai Wakil Bupati, ada kemungkinan dirinya akan terganjal oleh peraturan.Baru pada bulan Ramadhan yang lalu, warga nahdiyyin memperoleh tanda-tanda bahwa Mahsun Ismail akan mencalonkan diri.
Kandidat lain, mungkin banyak yang belum menyangka. Belum lama ini ternyata beredar kasak-kusuk, bahwa DPC PDI-P Trenggalek akan mengajukan bakal calon Bupati 2010-2015 dari salah seorang kadernya. Siapakah dia? Tidak lain dan tidak bukan, sudah tentu Ketua DPC yang sekarang menjabat Ketua Sementara DPRD Trenggalek : Drs. Akbar Abbas,MM. Bahkan, dari salah seorang petinggi Partai berlambang Banteng ini, Akbar Abas akan maju dengan perkiraan kepastian 90% (baca: sembilan puluh prosen). Artinya, untuk mencapai 100% dia hanya memerlukan 10% saja lagi, yang akan dia peroleh 1% dari Tangan Ilahi, yang 9% prosen lagi dari restu DPP PDIP dan Propinsi plus dukungan dari 14 Kecamatan yang ada di Trenggalek ini.
Rumor lain yang beberapa bulan terakhir mencuat, Sekretaris Kabupaten Trenggalek Ir. Cipto Yuwono, barangkali juga tak mau ketinggalan untuk memeriahkan bursa kandidat bakal calon Bupati Trenggalek. Namun, tokoh yang satu ini terkesan tertutup dan hati-hati. Mungkin mengingat posisinya sebagai bawahan sang incumbent.
Lantas, kira-kira kelima kandidat tersebut akan naik "kereta kencana" berbendera apa untuk menuju ke Pendopo Agung? H. Soeharto tak mungkin mendapat dukungan dari PKS, PPP, Golkar, atau PDI-P. Sedang PKB, jika Mahsun Ismail pasti maju, tentu akan menolaknya pula. Ada kemungkinan, incumbent akan menaiki "kereta kencana" berbendera Demokrat berkoalisi dengan PAN. Mulyadi WR sekali lagi mengandalkan bendera Golkar dan koalisinya. Mahsun Ismail dengan PKB dan warga NU, plus PKS. Akbar Abas dengan PDI-P yang bergandeng tangan dengan Patriot (itu bila Patriot tak segan "bentrok" dengan koalisinya dalam fraksi di Dewan karena masih merasa punya hubungan emosional dengan PDI-P tatkala Pilpres lalu). Sementara Cipto Yuwono, masih harus mencari-cari "kendaraan" yang memenuhi nilai tawar atau bargaining yang dia ajukan.
Apabila prediksi ini mendekati kebenaran, siapa yang mungkin akan muncul sebagai Bupati Trenggalek 2010-2015? Sang Incumbent H. Soeharto? Mulyadi WR? Mahsun Ismail? Akbar Abas? ataukah justru Cipto Yuwono? (Masih terlalu dini untuk berspekulasi!?)
Agustus 2010 akan datang, KPUD Trenggalek akan menggelar Pilihan Bupati masa jabatan 2010-2015. Sementara Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Trenggalek mulai menghitung berapa dana yang diperlukan untuk hajatan demokrasi ini, para kandidat yang kemungkinan bakal maju menjadi bakal calon Bupati sudah pula "mensosialisasikan" diri pada masyarakat. Terutama untuk sang incumbent (H. Soeharto), yang nampak selalu kunker (Kunjungan Kerja) dan bersafari ke desa-desa, bisa dipastikan akan kembali "macung" dalam pesta demokrasi tersebut.
Dalam pada itu, sosok yang saat ini menjabat Asisten Administrasi dan Umum Pemprop Jatim, mantan Bupati Trenggalek masa jabatan 2000-2005, Dr.Ir. Mulyadi WR, MMT., yang pada Pilbup 2005 lalu dieliminasi dengan nilai sangat tipis oleh pasangan H. Soeharto dan Mahsun Ismail, niscaya juga akan mencoba peruntungannya lagi untuk mengabdi kepada Bumi Menak Sopal melalui kemegahan Pendopo Agung sebagai penguasa tunggal. Ini bisa dibaca dari gencarnya iklan-iklan pribadi dan keluarganya dalam beberapa media di berbagai event menarik, dan gelegar aktivitasnya yang peduli rakyat Trenggalek. Hasrat majunya Mulyadi WR sebagai bakal calon Bupati banyak dibicarakan publik dan para tokoh. Tokoh yang satu ini pada tahun 2008 juga pernah menjadi Plt. Walikota Mojokerto.
Mahsun Ismail, S.Ag.,MM., yang sekarang menjabat Wakil Bupati Trenggalek juga telah menggebyarkan lampu kuning pada segenap jajaran Ansor dan ulama Nahdiyin. Sejak setahun lalu, wacana ini sudah merebak, namun "panglima" Pemuda Ansor Trenggalek ini senantiasa menghindar dan berusaha berstatus-quo. Alasannya, karena sudah dua kali menjabat sebagai Wakil Bupati, ada kemungkinan dirinya akan terganjal oleh peraturan.Baru pada bulan Ramadhan yang lalu, warga nahdiyyin memperoleh tanda-tanda bahwa Mahsun Ismail akan mencalonkan diri.
Kandidat lain, mungkin banyak yang belum menyangka. Belum lama ini ternyata beredar kasak-kusuk, bahwa DPC PDI-P Trenggalek akan mengajukan bakal calon Bupati 2010-2015 dari salah seorang kadernya. Siapakah dia? Tidak lain dan tidak bukan, sudah tentu Ketua DPC yang sekarang menjabat Ketua Sementara DPRD Trenggalek : Drs. Akbar Abbas,MM. Bahkan, dari salah seorang petinggi Partai berlambang Banteng ini, Akbar Abas akan maju dengan perkiraan kepastian 90% (baca: sembilan puluh prosen). Artinya, untuk mencapai 100% dia hanya memerlukan 10% saja lagi, yang akan dia peroleh 1% dari Tangan Ilahi, yang 9% prosen lagi dari restu DPP PDIP dan Propinsi plus dukungan dari 14 Kecamatan yang ada di Trenggalek ini.
Rumor lain yang beberapa bulan terakhir mencuat, Sekretaris Kabupaten Trenggalek Ir. Cipto Yuwono, barangkali juga tak mau ketinggalan untuk memeriahkan bursa kandidat bakal calon Bupati Trenggalek. Namun, tokoh yang satu ini terkesan tertutup dan hati-hati. Mungkin mengingat posisinya sebagai bawahan sang incumbent.
Lantas, kira-kira kelima kandidat tersebut akan naik "kereta kencana" berbendera apa untuk menuju ke Pendopo Agung? H. Soeharto tak mungkin mendapat dukungan dari PKS, PPP, Golkar, atau PDI-P. Sedang PKB, jika Mahsun Ismail pasti maju, tentu akan menolaknya pula. Ada kemungkinan, incumbent akan menaiki "kereta kencana" berbendera Demokrat berkoalisi dengan PAN. Mulyadi WR sekali lagi mengandalkan bendera Golkar dan koalisinya. Mahsun Ismail dengan PKB dan warga NU, plus PKS. Akbar Abas dengan PDI-P yang bergandeng tangan dengan Patriot (itu bila Patriot tak segan "bentrok" dengan koalisinya dalam fraksi di Dewan karena masih merasa punya hubungan emosional dengan PDI-P tatkala Pilpres lalu). Sementara Cipto Yuwono, masih harus mencari-cari "kendaraan" yang memenuhi nilai tawar atau bargaining yang dia ajukan.
Apabila prediksi ini mendekati kebenaran, siapa yang mungkin akan muncul sebagai Bupati Trenggalek 2010-2015? Sang Incumbent H. Soeharto? Mulyadi WR? Mahsun Ismail? Akbar Abas? ataukah justru Cipto Yuwono? (Masih terlalu dini untuk berspekulasi!?)
8 Komentar:
Kayak nya semua tokoh cabup berangkat dengan berkendaraan parpol?Maaf cah ndeso,lha terus kalau wong goblog yang tidak berparpol mau naik kendara an apa?Apa tidak boleh mencalonkan?Apa tidak ada kesempatan bagi kandidat independent?Kalau di negri goblog malah yang independnt yang di utamakan karena betul betul akan provesional tidak akan terpengaruh besar oleh parpol koalisi nya nanti saat menjabat sebagai bupati jadi betul betul untuk rakyat
semoga saja ada kesempatan untuk kalangan provesional
Calon independen tidak bisa maju karena diganjal oleh peraturan. Kalau Wong Goblog mau maju, ya harus nego dengan partai politik yang ada di daerah ini. Mau magang? Serius, to?
Saya rasa saya cukup jadi penguasa negri goblog dulu,saya kawatir kalau saya pulang ke trenggalek sekarang nanti wong2 galek belum bisa menerima kegoblog kan saya.Lagi pula saya masih sangat goblog dengan parpol,jadi sementara nunggu aturan baru yang memberi peluang bagi kalangan provesional terutama aturan baqu untk calon goblog
hahaha..... kenapa? Takut?
hahaha..... kenapa? Takut?
Arep Piye maneh..... sing wani mung kuwi2 wae.... Bener blog piye2o panggah guuuoblog....
#untuk anonim#, ben ora guuuooblog...piye yen panjenengan macong dadi Cabup Nggalek 2010-2015? Calon independen boleh, kok !!!
8 Februari 2010.
Ternyata RAMALAN (bukan analisa) bloger ini salah. Walaubbagaimanapun RAMALAn ini cukup baik untuk pembelajaran politik masarakat Nggalek.
Mulyadi berangkat dengan rekom PDI P, Mahsun berangkat dengan mobil omprengan (In-dependen), nah yang begini ini menghawatirkan sekali, jika menjadi Bupati, secara psikhologis merasa tidak "penting" partai politik, dan DPR - tentunya orang partai, tidak mampu objektive maksimal mendukung atau mengkontrol kebijakan Bupati In-Dependence. Bisa bisa, penerbitan Perda dan Perbup, anggaran dll tidak sejalan (asal beda) karena berangkatnya bukan dari "partai". Rakyat yang akan menjadi korban "keangkuhan" Legislative atau Eksecutive. Birokrat akan nganggur karna kedua lembaga berseteru. Semoga RAMALAN ini tidak terjadi.
Demikian pula MWR MULYADI, yang pernah menjabat BUPATI 2000-2005, dan gagal untuk pemilihan ke- dua, seorang PNS dengan gaji besar dan sudah "kaya". Benarkah niatnya untuk membangun TRENGGALEK tulus ?. Kekayaan Mulyadi dari mana ?. sebagai warga negara dan rakyat Trenggalek seharusnya berani bertanya "riwayat" kekayaan para calon Bupati dengan menekan mereka "memberi" bukti dengan PEMBUKTIAN TERBALIK yang menyatakan bahwa harta bendanya diperoleh dengan cara HALAL. Kita bersih, tanpa curiga !. Jika tidak dilakukan Pembuktian Terbalik tentang kehalalan harta para CABUB.... warga tetap memiliki kecurigaan, harta utk mereka berkampanye adalah hasil "Money-Loundring" dan atau "Jual Tanda tangan". alias ......... alah embohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!Korupsi, suap, komisi subhat/riba dll!!. Kapan Rakyat negara ini dibela ?.
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".