Gerbong Mutasi Meluncur Lebih Cepat Dari Prediksi

Semenjak dilantik pada 4 Oktober 2010, hingga kemarin tanggal 29 Oktober 2010, satu hari usai memperingati Hari Sumpah Pemuda, Bupati H. Mulyadi WR tanpa ragu-ragu langsung meluncurkan gerbong mutasi para pejabat yang dianggapnya layak dan profesional pada posisi barunya. Sebagai seorang birokrat yang memahami "perwatakan" dan keprofesionalan tokoh-tokoh pejabat di Trenggalek, Jawa Timur, H. Mulyadi WR, memang sangat ingin agar "team work" di bawah kepemimpinannya dalam lima tahun ke depan mampu memberikan yang terbaik bagi seluruh masyarakatnya. Gerbong mutasi meluncur lebih cepat dari prediksi banyak orang, yakni sekitar bulan Maret atau April tahun depan.

Terlepas dari pro dan kontra, penempatan para tokoh dalam jabatan baru mereka, menurut analisa beberapa pakar daerah dan pengamat perkembangan Trenggalek, rolling pejabat yang diumumkan di Pendopo Agung kemarin murni untuk mewujudkan janji-janji kampanye pasangan MK (Mulyadi-Kholiq), yakni antara lain memberikan pelayanan prima kepada seluruh masyarakat Trenggalek, mempercepat pengentasan kemiskinan, upaya memangkas alur birokrasi dan menekan berbagai pungutan administrasi sehubungan dengan tekad untuk mengundang investor, serta last but not least menjadikan sektor pendidikan, kesehatan dan pembinaan moral spiritual sebagai ujung tombak yang mengiringi pembangunan fisik.

Wacana mutasi besar-besaran ini sudah sejak lama direncanakan dan dibicarakan internal kubu MK sesaat sesudah ada kepastian hukum tentang kemenangannya dalam Pilkada 2 Juni 2010 yang lalu. Sebagai seorang birokrat di masa orde baru dan mantan bupati yang pernah memimpin Trenggalek pada masa transisi  mengawali otonomi daerah (2000-2005), H. Mulyadi WR, memang sudah memahami hampir seluruh seluk beluk birokrasi dan para pejabat daerah, serta sangat mahfum pada apa yang menjadi aspirasi rakyat Trenggalek. H. Mulyadi WR memang dikenal masyarakat sebagai pejabat yang "mau tahu dan mengerti" kebutuhan rakyat jelata. Desertasinya tentang masyarakat kecil yang peduli pada kelestarian hutan di daerah ini, menunjukkan bahwa dia sungguh-sungguh memberikan apresiasi terhadap kinerja masyarakat pedesaan. Ide-ide cemerlang yang dituangkan dalam kebijakan pemerintah provinsi tatkala duduk sebagai pejabat di samping Gubernur Jawa Timur, seperti paving-isasi dan pemberdayaan perekonomian pedesaan, nyata-nyata membuktikan bahwa dia mampu dan selalu memanage perkembangan masyarakat di daerah tertinggal seperti Trenggalek. Dan selama lima tahun memimpin Trenggalek pada periode 2000-2005, hampir seluruh pejabat dan para birokrat mengakui kepiawaiannya sebagai top manager. Kendati ada juga sisi kelemahannya, namun itu tidak sebanding dengan kepakaran dan profesionalisme yang melekat pada kehidupannya.

Mutasi 226 Pejabat

Pejabat eselon II, III, IV dan V yang dimutasi sebanyak 226 personil, dengan rincian 21 pejabat eselon II,  71 pejabat eselon III, 137 pejabat eselon IV dan 7 pejabat eselon V. Pejabat eselon II yang dirolling antara lain Ir. Ekanto Malipurbowo yang sebelumnya menjabat Kadis Pekimsih menjadi Kepala Badan Kesbanglimaspol, Drs. Puji Purwandi yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pengairan menjadi Staff Ahli Bupati, sedang jabatan kepala PU Bina Marga dan Pengairan yang baru dijabat oleh Ir. Soleh sebelumnya menjabat KTU DPPKAD dan Kepala Dinas Perkimsih dijabat oleh Drs. Ali Mustofa sebelumnya menjabat kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Kepala Dinas Pendidikan Abu Mansur ditetapkan sebagai Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, selanjutnya jabatan Kepala Diknas dijabat Drs. Kusprigianto, MM yang semula Kepala Disporaparibud.

Sedang tiga pejabat eselon II yang tidak terkena Rolling adalah Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Peternakan, Ir. Joko Surono, Dinas Perhubungan dan Infokom, Ulang Setyadi SH serta Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Ir. Surya Admaja.

Pelantikan dan mutasi jabatan itu sesuai PP No. 41/2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Kemudian, Surat Keputusan (SK) Bupati Trenggalek No. 821.2/216/406.073/2010 tentang Pengangkatan/Alih Tugas PNS dalam Jabatan Eselon II di Lingkungan Pemkab Trenggalek. Kemudian SK No. 821.2/217/406.073/2010 untuk pengangkatan pejabat eselon III. Lalu, SK No. 821.2/218/406.073/2010 tentang Pengangkaan Pejabat Eselon IVA dan IVB.Bupati mengatakan, dirinya mengharapkan agar pelantikan dan mutasi jabatan yang telah dilaksanakan jangan dianggap suatu yang luar biasa. Sebab, pelantikan dan mutasi ini telah sesuai dengan kebutuhan organisasi perangkat daerah. ''Pelantikan dan mutasi hal yang biasa di dalam instansi pemerintah. Karena, merupakan bagian dari kehidupan organisasi dan bagian pola pembinaan karir pegawai," katanya.

Kebijakan tersebut bagian dari upaya untuk memantapkan organisasi, sesuai dengan PP No. 41/2007 dimaksud agar setiap aparatur dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara prima serta terukur. Di samping itu, mutasi jabatan juga dimaksudkan guna menumbuhkan suasana baru dan meningkatkan prestasi kerja.Mulyadi menyatakan, tujuan utama mutasi jabatan adalah sebagai upaya untuk mendewasakan organisasi agar bisa beradaptasi dengan lingkungan strategis yang senantiasa berubah sedemikian cepat. Karena itu, pelantikan hendaknya dimaknai dari sudut kepentingan organisasi. Bukan sekadar penempatan figur-figur aparatur pada jenjang jabatan dan kepentingan tertentu. Terutama adalah dalam rangka pengembangan karir PNS.

"Sudah barang tentu, mutasi ini mempertimbangkan nilai-nilai kemampuan, kompetensi, integritas, moralitas, pangkat, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman jabatan. Selain itu, juga dipertimbangkan loyalitas, nilai pengabdian dan komitmen terhadap tugas, serta tanggung jawab kepada negera dan bangsa," demikian H. Mulyadi WR dalam sambutannya. Serta berharap dengan ditetapkannya sebagai  pejabat baru di Pemkab Trenggalek, mereka dapat menunjukkan kinerja maksimal dengan berpedoman pada tupoksi. Sehingga, yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.

Kepada para pejabat baru, CahNdeso mengucapkan : Selamat menjalankan tugas! Semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT, sehingga terhindar dari pola-pola KKN. Masyarakat Trenggalek bukan saja mengharapkan pelayanan namun juga siap melayani jika diperlukan. Itulah etika tradisi yang diajarkan oleh orang-orang tua kami, saling kasih dan mengasihi.

Artikel yang mungkin perlu Anda simak: 

• Visi Enterpreneurship Untuk Trenggalek 
• Masyarakat Sejahtera, Bukan Karena Pembangunan Fisik Saja! 
• Nasib Generasi Miskin, Mana Kepedulian Pemerintah??? 
• Masyaallah! Rekrutmen CPNS 2010 di Trenggalek Terancam Batal 
• Keserakahan Membawa Banjir Bandang! (Trenggalek Bajir Lagi!) 
• Anggota DPRD Trenggalek Study Banding Biaya KTP Ke Tenggarong?! 
• Pemilik Sepeda Motor dan HP Tidak Layak Dapat Jamkesmas

Posted in: Artikel,Bagi Pahlawan Kemerdekaan,PNS dan Birokrasi,Sejarah Trenggalek