Illustrasi tanah longsor di Trenggalek
Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi [PVMBG], yang diketuai oleh Kepala Bidang Mitigasi, Dr. Ir. Gede Suantika menganjurkan agar Pemkab Trenggalek meminta masyarakat mewaspadai kemunculan retakan tanah pasca dentuman misterius yang terjadi. Retakan tersebut bisa menimbulkan longsor pada musim hujan sekarang ini. Kabag Humas Pemkab Trenggalek, Yoso Mihardi mengatakan pihaknya telah mensosialisasikan kepada masyarakat tentang peringatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi terkait dentuman tersebut. Dentuman yang berulang-ulang disertai getaran itu bisa menimbulkan retakan tanah di permukaan bumi. "Jika itu terjadi, kami diminta cepat menutupnya dengan tanah liat," kata Yoso, Kamis (24/2).
Kepala Pusat Vulkanologi Surono, yang dihubungi melalui selular oleh Kabag Humas, Yoso Mihardi, Senin (21/2) menegaskan bahwa retakan tanah tersebut bisa berbahaya jika kemasukan air dalam jumlah besar. Pada kondisi cuaca yang memiliki intensitas hujan berskala besar seperti sekarang ini cukup berbahaya pada retakan. Air yang masuk ke dalam tanah akan memicu rapuhnya tekstur tanah hingga menyebabkan longsor. "Ini berbahaya karena kawasan kami banyak memiliki dataran tinggi," kata Yoso.
Untuk itu pemerintah daerah setempat telah mengirimkan peringatan waspada kepada masyarakat untuk mengawasi daerah sekitar. Setiap desa diminta menyiapkan tanah liat untuk menambal retakan yang muncul. Sebab hanya material tanah liat yang bisa merekatkan dan mengisi retakan tanah yang muncul dari perut bumi. Namun hingga sekarang Pemkab Trenggalek belum menerima laporan retakan yang dimaksud. "Kendati ada keretakan di beberapa lokasi, namun diperkirakan bukan karena getaran itu, dan juga tidak berbahaya", ujar Yoso.
Retakan tanah dan dentuman misterius terjadi di Ponorogo dan Trenggalek Jawa Timur dalam beberapa pekan terakhir. Di Ponorogo sejumlah warga di empat kecamatan: Pulo, Ngebel, Soka, dan Pulung, melaporkan mendengar dentuman keras dari dalam tanah. Sedangkan di Trenggalek dentuman terjadi di-empat kecamatan: Munjungan, Watulimo, Kampak, dan Dongko, dan terakhir tatkala malam hari bisa didengarkan diKecamatan Gandusari dan Karangan.
Pada hari pertama, Tim PVMBG pimpinan Dr. Gede Suantika tersebut kemarin langsung melakukan pengecekan di lapangan dan pemasangan alat di Desa Pringapus Kecamatan Dongko dan Desa Timahan Kecamatan Kampak. Sedangkan pada hari kedua (hari ini, Kamis) dilaksanakan pemasangan alat di Desa Boto Putih (Kecamatan Bendungan), dan Desa Dukuh (Kecamatan Watulimo). Direncanakan, Tim tersebut akan berada di Kabupaten Trenggalek selama tiga hari. Pemasangan alat di Desa Boto Putih dilakukan di kaki Gunung Wilis. Pemasangan alat di Desa Dukuh Kecamatan Watulimo dilakukan di kawasan selatan yang berdekatan dengan wilayah pantai. "Jika Sabtu besok belum ada hasilnya, penelitian akan terus dilakukan hingga pekan depan," kaya Yoso.
Dr. Gede Suantika mengharapkan agar masyarakat di Kabupaten Trenggalek tetap tenang namun tetap waspada terhadap alam sekitar. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Trenggalek saja tetapi juga di beberapa daerah lain seperti di Madiun dan Ponorogo. (prigibeach.com).
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".