Trenggalek (prigibeach.com) - "Saya akan siapkan 20 papan catur dan 10 jam catur untuk latihan demi memajukan olahraga catur kita," ujar Akbar Abas, Ketua PDI-P Trenggalek sekaligus juga Ketua DPRD Trenggalek, Jawa Timur, ketika dihubungi melalui selularnya Kamis (3/3). Minggu lalu, Abas sudah membelikan 10 buah papan catur dan satu buah jam catur untuk dipakai oleh penggemar catur di daerah ini. Bahkan, dia merestui Kandang Banteng dijadikan tempat untuk latihan rutin setiap Kamis malam.
"Bukan hanya tempat, bahkan untuk snack dan kopi serta mimunan kemasan akan saya siapkan," ujarnya menambahkan.
Latihan catur di Kandang Banteng yang berlokasi di Jalan Trenggalek-Ponorogo (dekat Pasar Hewan), sudah berlangsung beberapa kali setiap Kamis malam. Kegiatan itu dimotori oleh para pengurus Percasi seperti Sanusi, SH. Kuncahyo Ningrat, Sampurno, SPd. Bambang dan Hartoyo. Karena 'diplomasi' mereka, kemudian Abas bersedia mengulurkan bantuannya atas nama PDI-P, untuk memfasilitasi kegiatan latihan catur bagi para atlit dan penggemar olahraga ini.
Disinggung masalah mekanisme organisasi, Abas mengatakan sangat mendukung bila re-organisasi kepengurusan Percasi segera dilakukan. "Mekanisme sebuah organisasi sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan peraturan. Hanya saya merasa heran, bagaimana organisasi sekecil Percasi Trenggalek harus memiliki Ketua dan Ketua Harian. Struktur ini tidak tepat, Percasi hanyalah bagian dari KONI Trenggalek, artinya tidak sebesar KONI yang membawahi berbagai cabang olahraga", katanya.
Maksum, salah seorang pengurus Percasi yang juga Mantan Sekretaris Percasi Trenggalek saat diketuai oleh Soemarno, Kamis (3/3) ketika latihan di Kandang Banteng, mengatakan sependapat dengan Abas, bahwa kepengurusan Percasi Trenggalek saat ini harus segera diperbaharui. Struktur Ketua Harian tidak diperlukan dalam organisasi sekecil Percasi Trenggalek. Selain itu, dia juga mengharapkan adanya figur yang sungguh-sungguh aktif dan pro-aktif serta bersedia memberikan yang terbaik bagi perkembangan Catur di daerah ini.
"Bapak Sarjono, memang figur seorang manager dan pimpinan. Namun kegiatan beliau yang aktif dalam berbagai organisasi seperti Paguyuban pencinta wesi aji dan kebudayaan, dalam PMI, dan posisinya sebagai direktur RS Mardi Mulia, akan menyebabkan beliau kewalahan jika harus mengurusi Percasi pada periode yang akan datang", katanya. Sambil menambahkan, sebaiknya H. Suseno (Ketua Harian Percasi Trenggalek/red) dikukuhkan saja menjadi Ketua karena selama ini yang aktif menghandle tugas Sarjono adalah H. Suseno, baru kemudian memilih pengurus lainnya seperti wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Pendapat ini didukung oleh Sanusi,SH., Sampurno, Hartoyo dan Bambang - pengurus aktif Percasi Trenggalek periode ini.
Maksum juga mengharapkan, agar hasil rapat pemilihan pengurus dilaporkan ke Pengda Percasi Jatim sesuai dengan keputusan rapat.
"Jangan seperti yang lalu. Saya dalam rapat ditetapkan sebagai komisi teknis dan perwasitan, namun yang dilaporkan ke Pengda justru orang lain," ujarnya. "Ketika saya bertemu pak Buchari (Pengurus Pengda Percasi Jatim/red), saya sangat malu waktu mengaku sebagai komisi teknis dan perwasitan. Sebab, yang ada di Pengda adalah nama selain saya. Itukan pelecehan sifatnya", tambahnya.(Haz).
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".