![]() |
Muhammad Ali (kiri) Foto: Master Amir Mosadegh |
Bagaimanakah cara untuk mencapai sukses itu?! Alex Noble, seorang entrepeneur profesional kaliber dunia mengatakan, "Sukses adalah sebuah proses, kualitas dari pikiran dan cara sikap, affirmasi kehidupan yang keluar".
Dari kata-kata tersebut tersirat bahwa kekuatan alam bawah sadar kita yang sudah terlatih akan menjadi sebuah energi supra yang mampu mensugestif fisik kita agar produktif dan aktif untuk mencapai sukses yang kita idamkan. Dan ini bersesuaian dengan hasil dari banyak penelitian yang dilakukan oleh para pakar dan saintis.
Kualitas dari pikiran dan cara sikap, affirmasi kehidupan yang keluar sudah tentu tidak selalu positif bagi kehidupan sosial, bisa saja negatif. Semua itu tergantung pada niat dan tekad kita untuk sukses dalam hal apa. Seorang kriminal, bisa saja menjadi sukses sebagai gembong penjahat; demikian pula sebaliknya, seorang da'i bisa sukses menjadi da'i yang kondang dan berwibawa; atau seorang olahragawan mampu mencapai puncak kariernya dan bertahan selama bertahun-tahun sebagai olahragawan yang tak terkalahkan.
Ambillah contoh, Muhammad Ali (lahir sebagai Cassius Marcellus Clay, Jr. pada (lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, 17 Januari 1942; umur 70 tahun lebih) adalah pensiunan petinju Amerika Serikat. Pada tahun 1999, Ali dianugerahi "Sportsman of the Century" oleh Sports Illustrated. Ali tiga kali menjadi Juara Dunia Tinju kelas Berat.
Ali lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Namanya mengikuti nama ayahnya, Cassius Marcellus Clay, Sr. Ali kemudian mengubah namanya setelah bergabung dengan Nation of Islam dan akhirnya memeluk Islam Sunni pada tahun 1975.
Muhammad Ali tidak begitu saja menjadi petinju besar, dia mulai dari bawah. Dikisahkan pada usia 12 tahun, Clay, jr. melapor kepada polisi bernama Joe Martin, bahwa sepeda BMX barunya dicuri orang. Joe Martin, yang juga seorang pelatih tinju di Louisville, mengajari Clay kecil cara bertinju agar dapat menghajar si pencuri sepeda. Clay kecil sangat antusias berlatih tinju di bawah bimbingan Martin. Hingga 6 tahun kemudian setelah membabat banyak saingan di negaranya, Ali berhasil meraih medali emas kelas berat ringan Olimpiade 1960 di Roma, Italia. Berlanjut pada debut pertamanya di ring tinju profesional 29 Oktober 1960.
Lika-lika kehidupan sebagai petinju kelas berat profesional dilewati Ali dengan penuh antusias dan kerja keras. Ada sebuah peristiwa yang sungguh tidak bisa diterima nalar, yakni pada 25 Mei 1965, terjadi tanding ulang antara Ali melawan Liston. Pukulan Ali yang begitu cepat menimbulkan spekulasi di kalangan tinju dan mereka menyebut pukulan Ali sebagai 'phantom punch'. Pukulan itu begitu cepat, sehingga tidak tampak mengenai Liston yang roboh (di mata pengamat tinju dan juri/wasit, pukulan Ali tidak mengenai sasaran dan Liston sengaja merobohkan dirinya seolah terkena hantaman Ali). Banyak isu yang berkembang, termasuk suap dan ancaman orang-orang NOI (Nation of Islam, kelompok Islam yang kontroversial, di mana Ali menjadi Anggotanya), terhadap Liston dan keluarganya, tapi Liston membantah semua itu dengan menyatakan pukulan Ali menghantamnya dengan keras. Untuk diketahui, Ali masuk Islam sejak tahun 1964, sebelum bertanding melawan Liston.
Back to the topic. Dalam berbagai kesempatan sebelum naik ring dan bertarung dengan lawannya, Ali terbiasa mengucapkan kalimat-kalimat yang terkesan sombong dan takabbur. Misalnya "Melawan saya sama dengan melawan Tuhan". Sebenarnya, mulut besar Ali bukanlah didorong oleh kesombongan dalam dirinya, melainkan bentuk upayanya untuk mensugestif seluruh eksistensi fisik dan non fisik yang ada dalam dirinya, agar mencapai yang terbaik. Ali dikenal sebagai Muslim yang taat beribadat dan tidak pernah menunjukkan/memamerkan ibadahnya pada khalayak ramai.
Pernah dalam sebuah wawancara televisi, Ali mengaku ia selalu melakukan affirmasi. "Aku petinju hebat. Apa pun yang terjadi, aku tetap petinju yang hebat. Akulah petinju terbaik di dunia ini," dan kalimat ini bergaung terus di dalam hatinya.
Ketika wartawan menanyakan alasannya, Ali menjawab, "Kalimat itu memberiku rasa percaya diri, menguatkan keinginanku dan membulatkan konsentrasiku pada target yang ingin aku capai. Jika akhirnya aku gagal, aku akan belajar dari kegagalan dan berlatih lebih giat lagi hingga berhasil."
Ali juga menambahkan,"Pikiran sangat berpengaruh, pikiran bisa menjadi penyebab kegagalan dan bisa pula menjadi pendukung keberhasilan. Pikiran adalah sumber percaya diri."
Ali pun menjadi juara tinju dunia legendaris sepanjang masa, hingga saat ini belum ada yang mampu menandinginya. Ia terbaik dalam teknis, terindah dalam gaya di setiap penampilannya sebagai petinju kelas berat, sekaligus paling "sombong" dalam perang urat syaraf. Ali sangat percaya diri, dan ini menjadi energy supra yang meledak-ledak sebagai kualitas dari pikiran dan sikap, affirmasi kehidupan yang dikeluarkannya positif, karena niatnya memang positif!
9 Komentar:
Terima kasih mbak, tulisan ini banyak memberikan pelajaran buat saya.
@ Samsul Bahri: Thanks balik, Brurrrr... salama sahabat, semoga andika selalu sukses dan makin berjaya, yaaa... God bless you
mau sukses yach harus percaya diri
nice post, thanks you,
salkomsel :)
ijin menyimak ya, salam sehat, sukses teruss, amin :)
makasih banyak atas semua info nya gan,,,,,,,
@Asis Sugianto: Setuju, Brurrr... jangan kadak ingat lawan unda lah mun ikam sukses.. xixixi
@obat penyakit jerawat alami: Salkomsel juga, Brada... selalu kunjung balik untuk andika.
@Obat Penyakit Kanker Usus: Silahkan Sob.. jangan lupa selalu berdoa yaaaa....
@Pengobatan herbal untuk glaukoma: Thanks, Brur.. sukses jug buat andika..
segala sesuatu bila di niatkan positif...insya Allah akan menghasilkan hasil yg positif pula ya mbak..saya setuju dg itu ...
@ budi os 19: Setuju, Brur... positif thinking, positif working, do it now! Makasih, ya Mas... salam sahabat!
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".