Keberhasilan swasembada beras nasional, tak akan tercapai tanpa dukungan dan keberhasilan swasembada beras di tingkat daerah atau kabupaten. Tahun ini, kerja keras Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Perhutbun) Kabupaten Trenggalek dalam mendukung suksesnya swasembada beras nasional tersebut, membuahkan hasil yang ditandai dengan peningkatan produksi padi di Kabupaten Trenggalek.
Dengan keberhasilan ini, Pemerintah Kabupaten Trenggalek menerima piagam penghargaan dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhonono, yang diserahkan kepada Bupati Trenggalek, H. Soeharto, saat pembukaan Jambore Sekolah Lapang Pengelolaan Sumber Daya Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang dilaksanakan di Asrama haji Donohuda, Boyolali, Jawa Tengah, pada Senin 8 Juni 2009.
Menurut Ir. Syamsudin, selaku Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Pertahutbun) Kabupaten Trenggalek, penghargaan tersebut diberikan kepada Kabupaten Trenggalek karena dinilai berhasil meningkatkan produksi pangan, dalam hal ini produksi padi di atas 5%. Untuk tahun ini peningkatan produksi padi di Kabupaten Trenggalek mencapai 14% dengan total produksi mencapai 149 ribu ton. Dengan pencapaian tersebut, Kabupaten Trenggalek menduduki peringkat 5 dalam peningkatan produksi pangan di Jawa Timur.
Untuk mencapai hasil tersebut tidaklah mudah. Pemerintah Kabupaten Trenggalek, melalui Dinas Pertahutbun telah melakukan berbagai upaya, diantaranya melalui sekolah lapang pertanian di tiap desa yang bertujuan untuk meningkatkan SDM petani. Untuk sekolah lapang ini di setiap kelompok tani disediakan lahan seluas 25 hektare, dan satu hektare-nya untuk laborat lapang.
Selain itu, Dinas Perhutbun juga memberikan bantuan berupa bibit unggul kepada petani, baik hibrida maupun non hibrida. Dengan bibit unggul tersebut diharapkan mampu menghasilkan yang lebih baik. Untuk menunjang hal diatas, Pemerintah Kabupaten Trenggalek juga memperbaiki saluran irigrasi, dan bantuan pompa air untuk daerah yang airnya sulit.
Catatan CahNdeso:
Alhamdulillah, akhirnya bisa juga Nggalek swasembada beras. Hayooo...siapa yang bilang Nggalek hanya mampu beli beras ke luar derah? Sekarang terbukti, cangkul dan sabitku, sawah dan panenanku, kinerja dan produktivitasku sanggup meraih penghargaan dari Presiden Republik Indonesia. Makanya, jangan "rempeyek dimet-remet" jangan ngenyek banget-banget, marang aku kawula alit, petani yang gak kenal birokrasi, yang cuma ngerti rasa trasi.
Tapi...apa harga beras hasil panenanku bisa memenuhi kebutuhan hidupku sehari-hari untuk selama musim tanam hingga panen akan datang, ya?
Waaaah....hidup dengan beras thok yang gak bisa....! Mudah-mudahan, dengan swasembada beras ini, kami kawula alit - khususnya petani - bisa lebih diperhatikan dan ditingkatkan kesejahteraannya. Mudah-mudahan ada "pasukan khusus" yang didrop oleh Kanjeng Bupati dan para pentholan Birokrasi Nggalek, untuk menumpas hama tikus dan menyebarkan pupuk bersubsidi dengan penuh tanggungjawab dan kesungguhan. Amin......
Dengan keberhasilan ini, Pemerintah Kabupaten Trenggalek menerima piagam penghargaan dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhonono, yang diserahkan kepada Bupati Trenggalek, H. Soeharto, saat pembukaan Jambore Sekolah Lapang Pengelolaan Sumber Daya Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang dilaksanakan di Asrama haji Donohuda, Boyolali, Jawa Tengah, pada Senin 8 Juni 2009.
Menurut Ir. Syamsudin, selaku Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Pertahutbun) Kabupaten Trenggalek, penghargaan tersebut diberikan kepada Kabupaten Trenggalek karena dinilai berhasil meningkatkan produksi pangan, dalam hal ini produksi padi di atas 5%. Untuk tahun ini peningkatan produksi padi di Kabupaten Trenggalek mencapai 14% dengan total produksi mencapai 149 ribu ton. Dengan pencapaian tersebut, Kabupaten Trenggalek menduduki peringkat 5 dalam peningkatan produksi pangan di Jawa Timur.
Untuk mencapai hasil tersebut tidaklah mudah. Pemerintah Kabupaten Trenggalek, melalui Dinas Pertahutbun telah melakukan berbagai upaya, diantaranya melalui sekolah lapang pertanian di tiap desa yang bertujuan untuk meningkatkan SDM petani. Untuk sekolah lapang ini di setiap kelompok tani disediakan lahan seluas 25 hektare, dan satu hektare-nya untuk laborat lapang.
Selain itu, Dinas Perhutbun juga memberikan bantuan berupa bibit unggul kepada petani, baik hibrida maupun non hibrida. Dengan bibit unggul tersebut diharapkan mampu menghasilkan yang lebih baik. Untuk menunjang hal diatas, Pemerintah Kabupaten Trenggalek juga memperbaiki saluran irigrasi, dan bantuan pompa air untuk daerah yang airnya sulit.
Catatan CahNdeso:
Alhamdulillah, akhirnya bisa juga Nggalek swasembada beras. Hayooo...siapa yang bilang Nggalek hanya mampu beli beras ke luar derah? Sekarang terbukti, cangkul dan sabitku, sawah dan panenanku, kinerja dan produktivitasku sanggup meraih penghargaan dari Presiden Republik Indonesia. Makanya, jangan "rempeyek dimet-remet" jangan ngenyek banget-banget, marang aku kawula alit, petani yang gak kenal birokrasi, yang cuma ngerti rasa trasi.
Tapi...apa harga beras hasil panenanku bisa memenuhi kebutuhan hidupku sehari-hari untuk selama musim tanam hingga panen akan datang, ya?
Waaaah....hidup dengan beras thok yang gak bisa....! Mudah-mudahan, dengan swasembada beras ini, kami kawula alit - khususnya petani - bisa lebih diperhatikan dan ditingkatkan kesejahteraannya. Mudah-mudahan ada "pasukan khusus" yang didrop oleh Kanjeng Bupati dan para pentholan Birokrasi Nggalek, untuk menumpas hama tikus dan menyebarkan pupuk bersubsidi dengan penuh tanggungjawab dan kesungguhan. Amin......
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".