Sabtu, 01 Mei 2010

Tuti Indra Malaon, Artis Cantik Berbakat


TUTI INDRA MALAON, Artis cantik dan berbakat di bidang seni peran. Ia telah membintangi banyak film layar lebar, dua diantaranya menghasilkan Piala Citra. Panggung teater pun dirambahnya tidak hanya sebagai pemeran tetapi juga sebagai sutradara. Ia tergolong artis langka karena dilengkapi dengan wawasan ilmu pengetahuan dan berprofesi sebagai dosen.

Tuti Indra Malaon lahir pada Jum'at, 1 Desember 1939 d Jakarta dengan nama Pujiastuti. Nama panggilannya Tuti atau Tut saja, anak pasangan Soeratno Sastroatmodjo dengan Kun Pujani Banun Kustiah. Tuti menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (SD) di Jalan Imam Bonjol Jakarta. Pada waktu Pemerintahan RI pindah ke Yogyakarta, Tuti bersaudara pun mengikuti ayahnya pindah ke kota itu.

Pada tahun 1950, saat Ibukota Indonesia kembali ke Jakarta Tuti pun mengikuti orang tuanya ke ibukota dan menamatkan SD-nya di sana. Lulus SD Tuti melanjutkan ke SMP lalu SMA keduanya di Jalan Budi Utomo Jakarta. Selepas SMA Tuti memilih jurusan sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI). Ia lulus sarjana pada tahun 1965 dengan skripsi berjudul “The Malay Life Work and People as Depicted in Certain of Joseph Connrad’s Malay”.

Masa kecilnya dihabiskan bersama keluarganya di kawasan elite Menteng. Sejak kanak-kanak ia sudah belajar menari. Ia memiliki bakat tari yang luar biasa. Darah seni itu ia yakini berasal dari bibinya atau adik ayahnya, Banon Uripah, seorang seniman tari. Di daerah Menteng Tuti bergabung ke grup-grup tari yang banyak bermunculan. Ia juga berlatih menari di Panggung Prajurit yang memiliki gamelan lengkap dan panggung luas. Akhirnya Tuti mahir menari dan itu mengantarkannya ke Istana Presiden. Ia tampil menari “Bondan” di hadapan Presiden RI Pertama Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1950. Sejak saat itulah Tuti naik pentas untuk menari di berbagai tempat seperti Panti Prajurit, Gedung Wanita, dan di sekolahnya sewaktu kenaikan kelas. Tari-tari yang dikuasai Tuti antara lain Gambir Anom, Bedoyo, Srikandi Larasati, dan Bambangan Cakil dimana Tuti berperan sebagai ksatria. Nama Tuti sebagai penari kian berkibar.

Pada tahun 1955 saat masih duduk di kelas dua SMA Tuti menjadi anak yatim. Ayahnya yang menjabat sebagai wakil walikota Jakarta wafat lantaran sakit darah tinggi. Tuti seperti kehilangan pegangan. Sang ayahlah yang selama itu mendorongnya menekuni dunia tari disamping menyarankan agar banyak membaca untuk mengenal dunia lebih luas. Tuti mampu bangkit. Ia bergabung dengan Ikatan Seni Tari Indonesia (ISTI). Kawan seangkatannya antara lain Edi Sedyawati, pakar seni tari Indonesia yang menjabat Direktur Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 1959 Tuti terpilih sebagai penari yang menjadi duta bangsa berkeliling ke berbagai negara. Saat itu ia masih tercatat sebagai mahasiswa FSUI. Tuti memperkenalkan seni tari Indonesia di pentas dunia antara lain di RRC, Jepang, dan Uni Soviet (sekarang Rusia). Ketika masih berstatus sebagai mahasiswa FSUI Tuti terjun ke dunia teater.

Kala itulah, teater dan tari mengisi hari-hari Tuti di luar jam kuliah. Pada tahun 1957 Tuti ambil bagian dalam pentas teater di kampusnya berjudul “Dunia Sana” terjemahan Suwargono Wiromo. Di sini Tuti menunjukkan diri tak hanya sebagai artis teater tetapi juga sebagai sutradara. Sang maestro Teguh Karya memuji Tuti sebagai sosok dengan bakat besar. Pada tahun 1968, atau tiga tahun setelah lulus sarjana, Tuti kembali ke almamaternya untuk menjadi dosen. Pada tahun itu pula ia turut bergabung dengan Teater Populer pimpinan Teguh karya bersama Slamet Raharjo.

Mulai tahun 1970-an Tuti beraksi di layar lebar. Ia membintangi film “Wajah Seorang Lelaki” tahun 1971, “Kawin Lari” dan “Perkawinn Semusim” tahun 1976, “Ibunda tahun 1986 yang mengantarkan Tuti merebut lambang supermasi tertinggi dunia film Indonesia “Piala Citra”. Piala Citra kedua ia raih dalam filmnya “Pacar Ketinggalan Kereta”. Film-film lain yang dibintangi Tuti yakni “Neraca Kasih dan Tali”, “Tali Merah Perkawinan”, “Seandainya Aku Boleh Memilih”, “Cintaku di Rumah Susun”, “Perisai”, “Kasih”, “Yang Terkoyak”, dan “Matahari-Matahari” garapan Arifin C. Noer. Aktif di dunia film tak mengurangi aktivitas Tuti berteater. Di Taman Ismail Marzuki, kurun 1973-1975, ia ambil bagian dalam pementasan drama “Kopral Wayzeck”, “Pernikahan Darah” karya F.G. Lorca, ”Langit-langit Peraduan”. Ia juga main dalam drama “Dag Dig Dug” arahan Putu Wijaya. Di Tetarer Koma Tuti pernah ikut bermain dalam “Opera Salah Kaprah”.

Pada tanggal 10 Oktober 1985 Tuti kehilangan sosok yang selama ini menjadi pendorongnya. Suami tercinta Indra malaon wafat akibat kecelakaan di jalan Tol Jagorawi. Indra Malaon meninggalkan Tuti bersama ketiga putra-putrinya Doma Mufida, Reita Inriani, dan Ridho Zulfikar. Sepeninggal suaminya Tuti tetap saja aktif di berbagai kegiatan. Selain mengajar, bermain film dan drama, menjadi wartawati majalah Matra, mengelola usaha public relations di bawah payung Piranti Eka Nusa, dan menjadi anggota MPR-RI. Banyaknya kesibukan itu membuat penyakit lever yang diderita Tuti meradang. Pada tanggal 20 September 1989 Tuti menghembuskan nafas terakhirnya, setelah menjalani operasi di Rumah sakit Mintoharjo Jakarta. Karya “Perempuan Pilihan Dewa” drama terjemahan dari karya Bertold Brecht berjudul “The Woman from Sezchuan.

Dari berbagai sumber / ponijoputera. Foto : flixster


2 Komentar:

Anonim mengatakan...

salah satu aktris 'watak' yg berbakat yg pernah di miliki oleh Indonesia, semoga Indonesia banyak melahirkan aktris2 seperti beliau ..

Lina CahNdeso mengatakan...

@ Anonim : Betul sekali, dan saya setuju, semoga banyak artis kita yang sekelas dirinya.

Posting Komentar

"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".

Please Read This For Peace
(Mohon Baca Ini, Demi Persahabatan)




Disclaimer

I don't and never claim ownership or rights over images published on my blog unless specified.
All images are copyright of their respected creators. If any images that appear on my blog are in violation of copyright law, please contact me on my Chat Box/Guest Book or via my e-mail (maksumhamid [at] trenggalekjelita [dot] web [dot] id) and I will remove the offending pics as soon as possible.

Thank You So Much All Guests and Blogger Friends

I greatly appreciate your kindness to visit my blog and,
in return, I promise I will pay my own visit to your blogs or your sites as soon as possible.; Insyaallah, through this sort of social amiability and solidarity, we could find out a great
deal of thing which will be useful for advancing our human values.
For the sake of friendship and togetherness, please leave a sign of your presence on myChat Box/Guest Book or on comment, so that I can know it precisely and instantly.


Yours sincerely and best regard.
[Lina CahNdeso]

Categories

Senandung Kawula Alit (280) PNS dan Birokrasi (255) Artikel (223) Info (212) Pendidikan (163) Lowongan Kerja (161) Sains-Teknologi Informasi (151) Sejarah Trenggalek (145) Pembangunan (90) Politik (86) Bagi Pahlawan Kemerdekaan (83) Islam (70) Pra-Anggapan (70) Agamaku (69) Kriminal (69) UU-Peraturan (63) Anti Korupsi (60) Catatan Budaya (58) Antik dan Klasik (57) Olahraga (56) Numpang Niwul (54) Cinta dan Kasih Sayang (42) BisnisOnline (37) Tanggung Jawab dan Profesionalisme (37) Software (36) Biografi Tokoh Seni/Sastra Indonesia (35) Sains-Teknologi (32) Biografi Tokoh Peraih Nobel (31) PTC (31) Legeslatif (30) Mesum (27) Palestina (27) Kesehatan (25) Info Beasiswa (24) Thiwul-Manco-Rengginang (22) Zionist (22) Artikel-Copas (21) Flora/Fauna (21) Trik dan Tips Blogging (21) Bencana Alam (20) Langka (20) Selebritis/Tokoh (19) Pariwisata (18) Piala Dunia 2010 (18) Kasus Korupsi (16) Sejarah Dunia (16) English Version (13) Antik dan Klasik. Dongeng (11) Fakta Unik (11) Berita CPNS (9) Fauna (8) Idul Fitri (8) Bencana (6) Bonsai (6) Film (6) Office (6) Poetry (6) Eksekutif (5) My Award (5) Antivirus (4) Biografi Tokoh Lokal (4) Kabinet (4) Puisiku (4) Guest Book (3) Lomba (3) Musibah (3) Polisi (3) Affiliasi Bisnis (2) Bank (2) Biografi Tokoh Seni/Sastra Indonesia (English) (2) Ekonomi/Keuangan (2) Iklan/Pariwara (2) KIB Jilid 2 (2) Mbah Surip (2) Merapi (2) Musik (2) Pelantikan Presiden (2) Taxi (2) lebaran (2) Adipura (1) Alexa (1) Banner Sahabat (1) Biografi Tokoh Seni/Sastra Lokal (1) Catur (1) Cerpen (1) Daftar Posts (1) Dewa Ruci (1) Forex-JSS-JBP (1) GTT (1) Game (1) Google Sandbox (1) Hari Jadi (1) Irshad Manji (1) Jamu Tradisional (1) Jelajah Sepeda-Kompas (1) Jimat Trenggalek (1) Judi/Togel (1) Kuliner (1) Malaysia (1) Maria Verchenova: Russian golferMaria Verchenova: Russian golfer (1) Moammar Khadafi (1) Parcel (1) Perempuan (1) Pers (1) Pramuka (1) Psikologi (1) Resensi Buku (1) Sepak Bola (1) Sumpah Pemuda (1) TNI (1) Tradisional (1)
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes

Back To Top