Catur Wulandari, Mahasiswi - Tahun 2006 |
Postingan saya tentang Catur Wulandari (Nasib Generasi Miskin, Mana Kepedulian Pemerintah???) mendapatkan respon sangat positif dari salah seorang pembaca bernama (panggil saja) Dila, di Jakarta. Jenk Dila menanyakan pada saya alamat Catur Wulandari, dan selanjutnya dia mentransfer pada saya sejumlah dana untuk disampaikan kepada Catur Wulandari. Hari Senin, 25 Oktober 2010, pukul 12.00 siang langsung saya ke rumah Catur Wulandari untuk menyerahkan bantuan dari Jenk Dila. Sayang, karena kesibukan, baru hari ini saya bisa menuliskan kisah nyata tersebut dalam blog ini. Semoga bermanfaat bagi Catur Wulandari, salah seorang generasi muda Trenggalek yang memiliki potensi di atas rata-rata!
Catur Wulandari, putera ke-4 (bungsu) dari pasangan Saijo dan (wah--saya lupa tanya nama mBok/ibunya= maaf); lahir tanggal 7 September 1985; sejak di SD sudah gemar olahraga dan selalu mengikuti turnamen di tingkat Kabupaten (volly, basket, sepak takraw); di SMP kegiatan olahraga tetap di basket, volly, dan ditambah dengan latihan Pencak Silat bergabung dengan perguruan silat Perisai Diri Cabang Trenggalek; Saat kelas 1 SMA, mengikuti invitasi pencaksilat Perisai Diri Piala Rektor ITATS di Surabaya, untuk regional Jawa-Bali, NTT dan NTB, meraih juara II pada kelas bebas.
Selama sekolah senantiasa memperoleh nilai akademik di atas rata-rata. Lulus SMA melanjutkan ke UNESA (Universitas Negeri Surabaya) melalui jalur PMDK, Fakultas MIFA jurusan Biologi. Semester I nilai IP-nya mencapai 3,50 dan semester 6 IP-nya 3.10; Menjelang akhir semester 7, saat persiapan skripsi (September 2007), tiba-tiba terserang penyakit sehingga harus dirawat di RSU Karang Menjangan Surabaya. Hingga saat ini sakitnya makin parah. (demikian riwayat singkat saya peroleh langsung wawancara dengan yang bersangkutan).
Menurut dokter spesialis saraf RSUD dr. Soedomo trenggalek, Catur mengidap penyakit "severe myasthenia gravis" atau kelumpuhan pada otot secara cepat. "Myasthenia gravis" adalah penyakit kronis dengan remisi dan relaps, yang antara lain ditandai kelemahan dan cepat lelahnya otot-otot utama. Jika benar Catur mengidap penyakit ini, tentulah dia akan selamanya terbaring dalam kondisi mengenaskan, sepanjang waktu menanti saat Malaikat Izrael datang menjemput. Kecuali, bila ada dermawan yang siap membantu proses penyembuhannya.
Ketika saya datang, Catur sedang memeluk Piala Kejuaraan Silat dan memandangi fotonya waktu menerima penghargaan dari kepala SMAN 1 Trenggalek, Drs. Moerdani. Nampak, di matanya ada kesan kuat untuk kembali sehat dan hidup normal seperti biasanya. Kegiatan sehari-hari selama sakit, hanya terbaring pasrah di tempat tidur, karena tidak mampu menggerakkan badan. Kendati demikian, dia masih tetap melaksanakan sholat fardhu (wajib) dan rajin membaca al-Qur'an, berwudlu dengan tayamum atau diseka. Senantiasa berdoa mengharapkan mu'zizat berupa kesembuhan dan pengampunan dari ALLAH SWT.
Bicaranya sedikit pelo, tapi masih sangat jelas bisa dimengerti. Ingatannya masih tajam, serta menyadari bahwa semua yang dialaminya adalah "ujian dari Yang Maha Kuasa"; Tanpa sepengetahuannya, beberapa kali saya harus menahan tetesan air mata saya ketika bicara dengannya. Dan sesekali, saya mengelus rambutnya yang dipotong pendek, memberikan sentuhan kasih dan mencoba mensugestif dirinya untuk lebih tegar lagi.
Catur Wulandari dengan Piala Pencak Silat-nya |
Ketika wawancara dengan saya, dia terbaring dalam sebuah kamar yang tertutup rapat. Jendela rumahnya selalu ditutup, sebab menurut Catur, angin yang berhembus melalui lubang-lubang jendela/pintu, terasa sangat menyiksa. Satu-satunya penerangan adalah lampu bohlam 5 watt yang menggantung di bawah usung genteng, di atas tempat tidurnya. Dengan camera Nokia 5200, tanpa lampu penerangan yang cukup, foto-foto yang saya ambil sangat rendah kualitasnya. Sementara, dialoog kami lakukan dalam bahasa Jawa terkadang ditimpali bahasa Indonesia. Sesekali, ibu Catur ikut menambahkan sesuatu hal, namun ternyata tambahan dari sang ibu itu kebanyakan kurang pas. Justru pernyataan Catur menurut saya lebih bisa diterima akal dan logis sesuai dengan kronologis waktu.
Semula, saya duduk di sampingnya ketika wawancara. Namun, nampaknya Catur kurang berkenan tapi tidak berani menolak. Akhirnya, saya mengerti, lalu saya ambil sebuah kursi dari ruang tamu dan saya duduk di situ dekat tempat tidurnya. Posisi ibunya kini tidak lagi berdiri, dia menggantikan tempat saya, duduk di samping anaknya yang sakit itu. Sikapnya yang demikian ditambah dengan ingatannya yang masih sangat tajam, bagi saya menunjukkan bahwa secara rokhani (psikologis), Catur masih sangat sehat dan sadar, kendati fisiknya sungguh-sungguh sangat memprihatinkan.
Bagi sahabat, saudara dan handai taulan, yang mungkin pernah mengenal Catur pada waktu sehat dahulu, tentu akan merasa takjub dengan perkembangan fisiknya sekarang! Terutama, rekan-rekan Catur baik alumnus SMA Negeri 1 Trenggalek yang segenerasi, maupun para mahasiswa UNESA (Universitas Negeri Surabaya), Fakultas MIFA jurusan Biologi, angkatan 2004/2005, pasti juga tidak akan mengenal Catur Wulandari. Gadis yang cantik manis, langsing semampai, ceria, lincah dan trengginas dahulu itu, kini terbaring lemas tanpa masa depan!
Tidak adakah belas kasihan dari Anda, seandainya tahu bagaimana keadaan Catur sekarang?!!? Dahulu, orang tuanya terbilang lumayan berada, akan tetapi demi mengupayakan kesembuhan Catur selama tiga tahun ini, apa yang dimiliki keluarga itu telah ludes! Tiada apa-apa lagi di dalam rumah mereka. Catur tidak lagi memegang HP, bahkan radio pun dia tidak punya, padahal dia sangat senang mendengarkan musik.
Keluarga Catur memiliki kartu Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Lalu, adakah pembatasan penggunaan kartu jaminan itu, sehingga perawatan Catur Wulandari tidak bisa dituntaskan??? Pertanyaan yang layak diperdebatkan oleh para wakil rakyat di daerah ini, dan mengharapkan ketegasan tanggungjawab dari pemimpin-pemimpin di Kabupaten Trenggalek.
Tentang Penyakit Catur Wulandari
Catur Wulandari, tak berdaya! |
Myasthenia gravis adalah penyakit kronis dengan remisi dan relaps, dan ditandai oleh kelemahan dan cepatnya otot-otot volunteer menjadi lelah sesudah suatu kegiatan, diikuti oleh pulihnya kekuatan sesudah istrahat selama beberapa menit sampai beberapa jam. Ini disebabkan oleh gangguan konduksi pada myoneural junction.
Etiologi : belum diketahui, mungkin suatu penyakit autoimmune dan thymus mungkin membuat antibody terhadap end plate protein otot. Ditunjukkannya acethylcholine reseptor antibody, Kausa lain diantaranya : aktivitas cholinesterase yang berlebihan, hambatan depolarisasi oleh choline dan kompetitif blok dari reseptor protein oleh suatu zat yang mirip curare.
Ambaran klinis: Jarang ditemukan, insidens populasi 1 : 10.000. Sporadic . Wanita > Pria : 2 : 1. semua ras dapat diserang. Onset dapat timbul pada tiap umur akan tetapi paling sering antara decade ke 2 sampai ke 4. Onset biasanya berangsur-angsur tanpa sebab yang nyata akan tetapi kadang-kadang akut dan dicetuskan oleh emosi, stress fisik, demam, kehamilan, pemberian ceroboh obat-obatan yang menekan pernapasan.
Tiap otot dapat diserang, akan tetapi penyakit ini mempunyai afinitas khusus terhadap otot-otot yang dipersarafi oleh inti-inti bulbar (muka, mata, lidah, kerongkongan dan kuduk). Pada stadium dini gejala-gejala hanya timbul sesudah suatu kegiatan atau pada sore hari, akan tetapi pada stadium berat, kelemahan otot konstan.
1/3 penderita hanya dengan gejala okuler, sedangkan 1/3 lainnya gejala okuler + kelemahan otot lainnya. Kelemahan ekstremitas tanpa gangguan otot mata lebih kurang 15% dari kasus dan 1/5 dari penderita mendapat gangguan mengunyah dan menelan.
Myasthenia gravis dibagi dalam 4 kelompok:
Kelompok I : Okuler myasthenia
Kelompok II :Mild Generalised Myasthenia.
Kelompok III : Severe Generalised Myasthenia
Kelompok IV : Krisi
Etiologi : belum diketahui, mungkin suatu penyakit autoimmune dan thymus mungkin membuat antibody terhadap end plate protein otot. Ditunjukkannya acethylcholine reseptor antibody, Kausa lain diantaranya : aktivitas cholinesterase yang berlebihan, hambatan depolarisasi oleh choline dan kompetitif blok dari reseptor protein oleh suatu zat yang mirip curare.
Ambaran klinis: Jarang ditemukan, insidens populasi 1 : 10.000. Sporadic . Wanita > Pria : 2 : 1. semua ras dapat diserang. Onset dapat timbul pada tiap umur akan tetapi paling sering antara decade ke 2 sampai ke 4. Onset biasanya berangsur-angsur tanpa sebab yang nyata akan tetapi kadang-kadang akut dan dicetuskan oleh emosi, stress fisik, demam, kehamilan, pemberian ceroboh obat-obatan yang menekan pernapasan.
Tiap otot dapat diserang, akan tetapi penyakit ini mempunyai afinitas khusus terhadap otot-otot yang dipersarafi oleh inti-inti bulbar (muka, mata, lidah, kerongkongan dan kuduk). Pada stadium dini gejala-gejala hanya timbul sesudah suatu kegiatan atau pada sore hari, akan tetapi pada stadium berat, kelemahan otot konstan.
1/3 penderita hanya dengan gejala okuler, sedangkan 1/3 lainnya gejala okuler + kelemahan otot lainnya. Kelemahan ekstremitas tanpa gangguan otot mata lebih kurang 15% dari kasus dan 1/5 dari penderita mendapat gangguan mengunyah dan menelan.
Myasthenia gravis dibagi dalam 4 kelompok:
Kelompok I : Okuler myasthenia
Kelompok II :Mild Generalised Myasthenia.
Kelompok III : Severe Generalised Myasthenia
Kelompok IV : Krisi
Artikel lain yang mungkin terkait :
- Pemilik Sepeda Motor dan HP Tidak Layak Dapat Jamkesmas
- Jamkesmas Belum Maksimal
- Masyarakat Sejahtera, Bukan Karena Pembangunan Fisik Saja!
- Ribuan Balita Trenggalek Menyandang Gizi Buruk!
- Pemerintah SBY: Prioritaskan Akselerasi Pengentasan Kemiskinan
- Anggota DPRD Trenggalek Study Banding Biaya KTP Ke Tenggarong?!
2 Komentar:
seemoga cepat sembuh dan berprestasi lagi . ,
mari kita bantu dgn do'a jika kita belum bisa mngulurkan tangan. ,
@Ladida : Semoga cepat sembuh dan kembali berprestasi. Amin. Doa sahabat, Insyaallah dikabulkan Tuhan. Thanks Guys..
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".